Misteri Menantu Pengganti
“Plak…, plak…! Dasar anak yang tidak tahu diuntung, papa sudah tua nak! Kamu itu anak tunggal pewaris semua usaha papa, jadi papa berharap kamu bisa meneruskan semua usaha papa! Apa yang kamu andalkan jika hanya menjadi seorang seniman yang tidak jelas masa depannya!” ucap Bagas Maheswara kepada putra tunggalnya. Agam Maheswara hanya diam dan tidak mau melawan papanya meskipun ujung bibirnya berdarah.
Mamanya menangis karena tidak tega melihat perlakuan papanya kepada putranya. “Papa…, tolong jangan perlakukan anak kita seperti itu!” rintih mama Sandra karena memang sangat menyayangi putranya.
“Mama tahu apa! Kalau kita biarkan seperti ini, anak kita bagaimana? Apa yang diunggulkan kalau mengandalkan hasil karya seninya saja!” ucap papa Bagas dengan tegas.
“Karya seni juga akan menghasilkan uang pa! Contohnya Titian, Pablo Picasso, Leonardo Da Vinci, Michelangelo, Rembrandt semuanya terkenal dan bisa hidup dengan hasil karyanya,” ucap Agam tiba-tiba sehingga memicu emosi Bagas.
“Nak jaga ucapan kamu! Kamu turuti sajalah kemauan papamu!” mamanya mengusap kepala Agam sambil meneteskan air matanya.
“Tidak ma, aku harus bisa buktikan kalau seniman bisa hidup dengan hasil karyanya!” ucap Agam santai.
“Kalau kamu memang punya keinginan seperti itu ayo buktikan kalau berani! Ingat jangan pernah bawa fasilitas yang papa berikan! Keluarlah dengan sehelai bajumu itu!” perintah papanya yang bermaksud menakut-nakuti putranya. Namun agam yang keras kepala langsung memanfaatkan peluang tersebut. Agam ngeloyor pergi ke luar rumah hingga papanya marah-marah memanggilnya.
“Papa…, aku mohon hentikan pa! Dia putra kita satu-satunya!” ucap mama Sandra memohon kepada suaminya. Bagas menghela nafasnya, dia terasa sakit juga kalau istrinya menangis dan memohon kepadanya.
“Agam berhenti kataku! Kalau kamu keluar rumah jangan harap kamu bisa kembali lagi!” ucap papanya agar Agam berhenti tidak melanjutkan aksinya. Agam dengan percaya diri tetap keluar rumah karena berfikir dia bisa memanfaatkan kartu kreditnya.
“Papa keterlaluan, kalau papa tidak bisa membawa pulang Agam, aku akan pergi dari sini!” ancam mamanya kepada papa Bagas.
“Ma…, dengarkan dulu! Papa tidak bermaksud seperti itu!Baiklah papa akan menyuruh Dimas untuk mencarinya!”janji papa Bagas kepada istrinya karena bagaimanapun Bagas sangat menyayangi istrinya.
“Ok…, aku tunggu janji papa. Untuk saat ini mama akan tinggal di Villa saja!” ucap mama Sandra yang pergi meninggalkan suaminya.
“Mama…, aku mohon beri waktu papa sampai satu bulan aku akan mencarinya! Biar varel yang mencarinya!” janji suaminya kepada mam Sandra.
Papa Bagas langsung menelpon Varel berharap putranya berada di tempat Varel. Tidak berapa lama kemudian ponselnya terhubung dengan Varel.
“Varel…, Agam ada di tempat kamu tidak?” tanyanya begitu ponselnya diangkat oleh Varel.
“Tidak ada om! Dari tadi juga tidak menghubungi Varel!” jawab Varel yang berada di seberang sana.
“Ok, kalau begitu carilah dia dengan bodyguard kita, bawalah pulang! Ingat janganlah kau lukai dia seujung rambut pun!” perintah Bagas kepada Varel. Varel tidak berani membantah dan berharap segera menemukan Agam.
“Baik om, akan segera dilaksanakan!” ucap Varel dengan hormat. Setelah ponselnya dimatikan oleh Bagas, dengan cekatan Varel menelpon seluruh bodyguard yang bekerja dengan om Bagas. Varel langsung memerintahkan untuk mencari Agam namun hingga menjelang malam Varel tidak menemukan Agam.
Sementara itu Agam yang berjalan tidak menentu tanpa tujuan yang jelas langit begitu gelap dan hujan turun dengan sangat Deras. Agam berusaha mencari penginapan untuk berteduh, namun sangat malang kartu kreditnya tidak bisa dipakai yang ternyata sudah diblokir oleh papanya.
Agam berusaha menghubungi semua teman-temannya, namun temannya begitu tahu kalau dia dalam keadaan miskin tidak berkenan untuk membantunya. Bahkan saat Agam pinjam uang pun tidak ada yang mau memberikan semuanya bener-bener tidak mau menganggap Agam sebagai teman.
Agam putus asa, papanya juga mengancam lewat ponsel agar dirinya pulang karena mamanya sakit, namun Agam tidak menghiraukannya dalam hatinya itu pasti hanya gertakan papanya karena menginginkannya pulang. Agam menghela nafasnya kemudian dia terus berjalan mencari tempat untuk berteduh hingga akhirnya ketemu masjid dan ijin ke takmir masjid untuk sekedar menginap.
Takmir masjid yang baik hati juga memberinya baju untuk menggantikan bajunya yang basah karena kehujanan. Agam sedikit lega karena masih ada orang baik yang mau membantunya. Bahkan Agam diberi tempat di masjid untuk menjadi marbot masjid.
Keesokan harinya di pagi yang cerah Agam berniat untuk mencari sesuap nasi. Agam pergi ke pasar untuk sekedar kerja sebagai membawa barang agar bisa memperoleh uang untuk beli makan. Baru beberapa menit tiba-tiba dirinya melihat Varel bersama bodyguard papanya untuk mencarinya. Agam begitu ketahuan langsung berlari menjauh dari Varel. Varel berteriak kepada bodyguardnya untuk segera menangkap Agam.
Agam berusaha sekuat tenaga agar tidak terkejar oleh bodyguardnya hingga akhirnya Agam masuk kedalam sebuah mobil mewah yang tidak terkunci yang ditinggalkan oleh pemiliknya.
Tidak berapa lama kemudian masuklah seorang kakek-kakek bersama sopirnya ke dalam mobil tersebut.
“Hai…, anak muda apa yang kau lakukan di dalam mobilku!” Teriak kakek tersebut yang menangkap sekilas pergerakan Agam yang sedang meringkuk di jok belakang mobilnya.
“Maafkan saya kek. Aku mohon tolong selamatkan aku dari kejaran para mafia tersebut. Mereka memaksa aku hendak ikut menjadi gerombolannya karena Ayahku terlilit hutang dengannya, hingga akhirnya ayahku pergi meninggalkanku. Ayahku sampai sekarang tidak jelas bagaimana kabarnya!” bisik Agam untuk mencari simpati dari kakek tersebut sambil meliahat ke luar mobil yang sudah ada beberapa orang dengan perawakan sangar mencari-carinya.
“Busyet…, kemana larinya Bocah Tengil itu. Dasar menyusahkan saja,” ucap salah satu bodyguard suruhan papanya.
“Baiklah…, aku akan selamatkan kamu tapi kamu juga harus menolongku! Ayo pak segera meluncur ke hotel tempat resepsi cucuku!” perintah sang kakek yang ternyata adalah Danu Aditama orang terkaya di daerah tersebut.
“Baik kek! terserah kakek saja aku akan menuruti semua kemauan kakek!” ucap Agam yang sudah tidak ada pilihan lagi. Dalam dirinya sudah berjanji untuk tidak pulang hingga dirinya sukses sebagai seniman pelukis.
Tidak berapa lama kemudian, mereka sampai di hotel dengan pesta yang cukup meriah. Namun di suatu ruangan nampak seseorang yang sedang gelisah menunggu kehadiran mempelai pria.
“Kak…, bagaimana ini? Acara sudah akan segera dimulai tapi mempelai pria tidak kunjung datang?” tanya Erlita kepada suaminya.
“Kamu yang tenang kakek sudah menemukan penggantinya! Bagaimanapun kita harus melakukannya karena kita tidak bisa menanggung malu seperti ini kalau pernikahannya batal!” jawab Riki dengan santai.
“Itu dia, kakek sudah datang. Aku rasa orang yang dibawa kakek itu sangat lumayan. Segera kamu berikan baju pengantin prianya!” ucap Riki kepada MUA yang mengurusi acara pernikahan tersebut.
“Kek…, apa maksud semua ini?” tanya Agam yang tidak tahu apa-apa.
“Kau nikahi cucuku yang calon suaminya secara kurang ajar tidak bisa datang dan sangat sulit dihubungi!” ucap sang kakek dan terus berjalan meninggalkan dirinya.
Sementara itu sang kakek menemui cucunya untuk menghibur cucunya agar tidak bersedih karena calon suaminya tidak datang Sang kakek juga memberitahu kalau pernikahan tetap berjalan dengan calon suami pengganti.
Demikianlah akhirnya Agam menikah dengan cucu kesayangan kakek, yang diluar rencananya.
Terimakasih para pembaca yang setia, atas kontribusi anda dalam memberikan komentar, like, hadiah dan votenya. Bagaimana kisah selanjutnya ya? Akankah Agam bisa hidup bahagia? Mari kita simak kisah selanjutnya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
🍁Angela❣️
Wahh Agam pasti kaget'ya tiba tiba nikah tanpa kenal mempelai wanita nya 😂😂😂😂😂
2023-10-12
0
زيتون مامة
rela lari dari rumah, akhirnya jadi menantu org lain.. itu saja bukti keras kepala
2023-09-09
0
Imam Sutoto Suro
semangat thor lanjutkan seruuuu
2023-03-07
0