Seorang wanita yang harus memilih antara suami atau orang tuanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adesya Arsy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kefikiran
Kita tidak akan pernah bisa memilih antara ginjal kanan atau ginjal kiri begitu pula antara orang tua atau pasangan. Kita tidak bisa menyenangkan ke duanya, pasti ada salah satu merasakan kekurangan.
"Kamu kenapa murung dek? " daritadi Raka memperhatikan istrinya yang melamun
"Emmm.. enggak apa apa kok mas" elak Ades
"Kamu gak usah bohong sayang, mas tau kalau ada sesuatu yang mengganggu fikiran mu" Raka yang tadi nya berdiri, kini duduk di samping sang istri yang duduk di pinggir kasur
"Mas, Ades dosa gak kalau gak nurutin kemauan mama? " Ades sangat dilema
"Gak sayang, karena sekarang kamu tanggung jawab mas. Bakti mu juga pindah sama mas, surga dan neraka mu tergantung sama mas bukan sama mama lagi" Raka sudah paham apa yang di maksud oleh istrinya karena Ades sudah cerita
"Tapi mas, kata mama surga Ades masih ada sama mama. Jadi semuanya harus ikut sama mama" kata Ades
Ades dan Raka sama sama menikah di usia muda, kedua nya tidak memiliki bekal sama sekali dalam urusan rumah tangga, agama dan lain lain. Ades yang dari kecil tidak pernah di tanamkan agama merasa bingung apa yang harus di lakukan.
Apakah salah menikah muda? Jawabannya tidak sama sekali, asalkan semua bisa terarah dan memiliki bekal bukan asal menikah saja yang penting sah tidak bikin dosa.
Kalian jangan seperti Ades dan Raka karena tidak memiliki bekal, memang benar semua butuh proses tapi ingat juga dalam proses itu harus memiliki isi bukan kosong melompong serta tinggal planga plongo
"Sayang, dengerin mas yah. Memang benar sebelum kamu menikah itu surga kamu ada sama mama tapi setelah menikah itu surga dan ridho mu tergantung sama suami mu. Segala dosa mu mas yang tanggung" itu menurut pemahaman Raka ntah itu benar atau salah
"Gitu yah mas? Tapi mama marah mas, Ades takut nanti ada hal. hal yang tidak di inginkan terjadi" Ades khawatir dengan perkataan mamanya tempo hari
"Gak usah di fikirin ntar juga mama baik kok, kamu kan paling tau sifat mama kek gimana. Lagian mana ada sih orang tua yang tega memutuskan hubungan dengan anaknya sendiri? " Raka sebenarnya kurang senang kalau Ades dekat dekat sama mama Susi, karena biasanya Ades suka di doktrin yang gak gak sama beliau.
Ades juga dasarnya orang yang gak punya pendirian, suka plin plan, dan gak tau arah jadi kadang stress sendiri
"Iyya sih mas, tapi Ades kangen sama mama" tak. terasa cairan bening keluar dari bola mata indahnya
"Sabar yah sayang, disini kan ada mas, ibu, bapak dan yang paling penting ada malaikat kecil kita. Sekarang kita fokus untuk membesarkan si dede yah sayang, bisa kan? " Raka takut kalau nanti Ades stress akan mempengaruhi dengan mental dan ASI nya
"Astaghfirullah... maaf mas. Aku gak bermaksud mengabaikan kalian" karena kefikiran sama mama nya Ades sampai lupa dengan nikmat dan bahagia yang ada di depan mata uang di berikan oleh Allah
"Iyya sayang. Kamu juga masih dalam proses penyembuhan, jangan sampai nanti luka jahitan mu tambah lama. Kamu gak kasihan sama mas? " Raka mulai menggoda istri nya
"Ishhh.. kamu apa apaan sih mas. Noh anak kamu baru juga brojol, kamu harus puasa sampai satu tahun" ucap Ades
"Hah? kok satu tahun?. Kata orang cuman 40 hari dek," dengan ekspresi bergedik ngeri membayangkan satu tahun puasa
"Yah itu kalau gak di jahit mas, Ades kan di jahit. Berani berbuat berani tanggung jawab lah, ini kan hasil. perbuatan kita berdua" wah wah ada yang tidak akan Terima
"Ya sudah mending pake tangan dan mulut mu aja sayang. gimana? Kan kemarin kemarin juga kek gitu? " alis Raka mulai naik turun, matanya mulai siap menerkam
"Mas gak liat ada mama sama bapak di ruang Tengah? mas mau mereka mendengar suara mas yang berisik itu? atau mas mau membangun kan putri kesayangan mas? " yah saat ini memang Arsy tidur di ayunan
"Astaga..mas lupa kalau di rumah ini bukan cuman kita aja, Hufttt... kalau kek gini yah terpaksa main sendiri di kamar mandi" sontak saja jawaban dari suaminya membuat Ades tertawa lucu, antara. kasihan dan ngakak
Mau gimana lagi kan?? Luka kemarin belum kering masa mau di basahi lagi, ntar yang ada malah infeksi. Aduh jangan sampai deh
"Sabar yah mas, sekarang mas harus berjuang sendiiri dulu untuk menenangkan dedek yang di bawah itu" sambil menujuk ke celaana sangat suami karena tongkat kesaktiannya sudah berdiri tegak paripurna
"Awas yah dek, nanti kalau ada kesempatan mas akan langsung bikin bunting lagi biar tau rasa karena bikin mas puasa" Raka pun segera berlalu masuk ke dalam kamar mandi untuk menuntaskan dedek joni
"Loh nak, kok kamu mau mandi lagi? Kan tadi udah mandi? " ibu mertua terheran heran melihat anaknya itu
"Em... itu anu bu, emmm.... " Raka menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu
"Anu apa?? ngomong tuh yang jelas a em a em ajaaaa,, " ibu mertua yang mendengarkan jawaban anaknya di bikin bingung
"" Udah kamu ke kamar mandi aja, urusin dede mu itu dulu, bisa bisa kepala mu ntar sakit" bapak yang peka apa yang di rasakan anaknya itu,
"Kamu sakit kepala nak? Kok gak bilang? Udah minum obat? " aduhh panjang nih urusannya
"Udah bu, nanti bapak yang jelasin. Buruan Raka kamu masuk sana tuntaskan apa yang tertunda itu. Urusan ibu biar bapak yang jelaskan" Raka langsung ngacir masuk karena sudah tidak bisa di kondisikan lagi
"Ada apa sih pakk?? jelasin apa? anak sakit kok malah di suruh mandi? " ibu mertua masih bingung, meskipun udah pengalaman tapi ibu mertua mungkin lupa
"Ibu mass gak ngerti? Itu loh dedek joni nya" ucap bapak
"Oh.. astaga ibu kira ada apa.. ternyata dann ternyata" ibu mertua hanya bisa menggelengkan kepala nya setelah paham apa yang terjadi kepada anak bungsunya itu