Pernikahan Arya dan Ranti adalah sebuah ikatan yang dingin tanpa cinta. Sejak awal, Arya terpaksa menikahi Ranti karena keadaan, tetapi hatinya tak pernah bisa mencintai Ranti yang keras kepala dan arogan. Dia selalu ingin mengendalikan Arya, menuntut perhatian, dan tak segan-segan bersikap kasar jika keinginannya tak dipenuhi.
Segalanya berubah ketika Arya bertemu Alice, Gadis belasan tahun yang polos penuh kelembutan. Alice membawa kehangatan yang selama ini tidak pernah Arya rasakan dalam pernikahannya dengan Ranti. Tanpa ragu, Arya menikahi Alice sebagai istri kedua.
Ranti marah besar. Harga dirinya hancur karena Arya lebih memilih gadis muda daripada dirinya. Dengan segala cara, Ranti berusaha menghancurkan hubungan Arya dan Alice. Dia terus menebar fitnah, mempermalukan Alice di depan banyak orang, bahkan berusaha membuat Arya membenci Alice. Akankah Arya dan Alice bisa hidup bahagia? Atau justru Ranti berhasil menghancurkan hubungan Arya dan Alice?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erna BM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 6 Ranti Yang Arogan
Emosi Arya mulai naik dengan perlakuan Ranti yang sangat kasar. "Sudah aku bilang, jangan main tangan padaku!"
PLAK!
Arya membalas menampar wajah Ranti. Seketika rasa pedas menjalar ke seluruh wajahnya, menjadikan wajah Ranti memerah.
Arya bergegas masuk ke kamar. Ia mencoba meredam emosinya.
Malam itu, langit mendung menggelayut rendah, seolah ikut menekan dada Ranti yang sesak dipenuhi amarah.
Di dalam rumah besar yang dulu menjadi saksi bisu pernikahannya dengan Arya, kini hanya tersisa kehampaan dan kemarahan yang membara.
Ranti menyusul langkah Arya masuk ke dalam kamar.
“Kau benar-benar sudah tidak punya hati, Arya!” Ranti menghardik tanpa basa-basi. Matanya yang memerah menyorot tajam, penuh kemarahan yang membara dan merasa belum puas dengan kemarahannya.
Arya sudah menduga Ranti tidak akan pernah puas dengan kemarahannya, tapi ia tidak ingin berdebat malam ini. “Ranti, aku lelah. Kita bicarakan ini nanti.”
“Tidak ada nanti, Arya! Aku ingin jawaban sekarang!” Ranti melangkah maju, menahan Arya yang hendak naik ke tempat tidur“Bagaimana bisa kau mengkhianatiku seperti ini? Aku adalah istrimu, Arya! Aku yang pertama kali ada di sisimu, tapi sekarang kau malah memilih wanita lain!”
Arya menatap Ranti dengan ekspresi datar, tapi dalam hatinya ada perasaan bersalah yang tak bisa ia tampik. “Aku tidak pernah mencintaimu, Ranti. Kau tahu itu sejak awal.”
Ranti terhuyung, kata-kata itu menusuknya lebih dalam dari yang ia duga. “Kau benar-benar tidak punya hati…” suaranya melemah, tapi sorot matanya masih menyala-nyala.
“Aku tidak ingin hidup dalam kebohongan. Aku menikah dengan Alice karena aku mencintainya. Dia memberiku kebahagiaan yang tak pernah kutemukan dalam pernikahan kita.” Arya berbicara dengan nada yang lebih lembut, tapi tetap tegas.
Ranti menggeleng, menahan air matanya agar tidak jatuh. “Dan bagaimana dengan aku, Arya? Aku ini hanya apa bagimu? Boneka yang bisa kau singkirkan begitu saja?”
“Aku tidak pernah ingin menyakitimu, Ranti. Tapi kau harus mengerti, pernikahan kita sudah mati sejak awal. Kau sendiri tahu itu.”
Ranti mencibir pahit. “Omong kosong! Kau hanya mencari alasan untuk meninggalkanku! Aku sudah melakukan segalanya agar kau bisa mencintaiku, tapi kau tetap memilih wanita lain!”
Arya menghela napas, mencoba menahan emosinya. “Cinta tidak bisa dipaksakan, Ranti. Aku sudah berusaha menjalani pernikahan ini, tapi aku tidak bisa menipu diriku sendiri. Aku tidak bisa hidup dengan seseorang yang tidak kucintai.”
Ranti mengepalkan tangan, kukunya hampir melukai telapak tangannya sendiri. “Dan Alice? Apa yang dia punya sampai bisa membuatmu membuangku begitu saja?”
“Dia memberiku ketenangan. Dia mengerti aku, menerima aku apa adanya. Hal yang tidak pernah kudapatkan darimu.” Arya menjawab tanpa ragu.
Ranti merasakan dadanya semakin sesak. “Jadi, aku ini hanya beban bagimu?”
Arya menatapnya sejenak, lalu mengangguk pelan. “Aku minta maaf, Ranti. Tapi kita tidak bisa terus seperti ini.”
Ranti tidak bisa lagi menahan tangisnya. Air mata mengalir deras di pipinya, bercampur dengan kemarahan dan kekecewaan yang mendalam. “Aku tidak akan membiarkan kau hidup bahagia dengan wanita itu, Arya. Aku akan menghancurkan kalian berdua!”
Arya terdiam, menatap Ranti dengan penuh kewaspadaan. “Apa maksudmu?”
Ranti menyeringai, air matanya masih mengalir, tapi tatapannya berubah tajam dan penuh dendam. “Kau akan tahu nanti. Kau sudah membuat pilihan, Arya. Sekarang aku yang akan bertindak.”
Arya menggeleng, merasa cemas dengan ucapan Ranti. “Ranti, jangan melakukan hal bodoh.”
“Bodoh?” Ranti tertawa sinis. “Bodoh itu menikahi pria yang tidak pernah mencintaiku! Sekarang aku sudah tidak peduli lagi, Arya. Kau dan Alice akan merasakan penderitaan yang sama seperti yang aku rasakan!”
Arya menatap Ranti yang kini tampak bagaikan sosok lain. Dulu, ia mengenal Ranti sebagai wanita yang keras kepala, tapi sekarang wanita itu berubah menjadi seseorang yang penuh dendam.
“Aku harap kau bisa menemukan kedamaian, Ranti,” kata Arya akhirnya, lalu berbalik meninggalkan Ranti yang masih berdiri dengan penuh amarah.
Namun, Ranti tidak akan diam saja. Ia bersumpah, Arya dan Alice tidak akan pernah hidup bahagia selamanya.