Kehancuran yang Siska alami setelah kehilangan sang bayi, hasil dari pelecahan yang ia alami. Dan juga sang kekasih yang masuk ke dalam penjara atas pembalasan dendam yang ia lakukan atas pembunuhan anak dari Siska sendiri. Membuat Siska depresi dan memilih jalan pintas untuk bunuh diri, agar semua masalah di hidupnya berakhir dengan cepat. Justru membuat dia hidup dalam lembaran yang baru dan dengan identitas baru setelah kehilangan ingatannya. Dan semua masa masa kelam serta kebahagiaan yang ia alami sebelumnya.
Siska mengalami amnesia dan menikah dengan pria yang sebelumnya melamarnya. Hingga hidup bahagia bersamanya, sebelum takdir kembali mempertemukan dia dengan orang yang ia cintai, yang baru saja bebas dalam penjara. Dan hal itu membuat Siska merasa ada hal yang aneh ketika ia melihatnya, sampai tanpa sadar Siska kembali teringat sesuatu tentang pria bernama Hamdi tersebut, yang membuat degub jantungnya kembali berdetak tak seperti sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sari Nurdiyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
hubungan
Pria itu mendekati anak yang saat ini berada di sisi Nadin dan bertanya apa yang ia inginkan sekarang. Anak itu dengan polosnya hanya menatap Jonatan dengan lekat dan berbisik di telinga ibunya bahwa Jonathan sangatlah tampan, meskipun dia tak mengerti jika pria itu memanglah anaknya sendiri.
gadis kecil bernama Cia itu tampak menarik baju ibunya, agar sang ibu mendekatkan telinga ke arahnya. Hingga ia pun berbisik di telinga Nadin dengan pelan. Bertanya apa yang di maksud jonathan sekarang, mengingat Jonathan terlihat meneteskan air mata, setelah ibunya berbicara dengannya..
"om itu, kenapa Bu?" tanya gadis itu dengan pelan.
"dia tak kenapa Napa sayang, dia hanya kelilipan" jawab Nadin dengan senyuman mengembang di wajahnya.
"kelilipan itu apa?" tanya gadis itu kembali pada ibunya..
Nadin hanya menatap Jonatan sekilas sebelum menjelaskan kembali arti dari kata tersebut.
Anak itu memang masih kecil dan juga terlihat sangat mungil. Hanya saja ia begitu pintar dan banyak hal yang ingin ia ketahui tentang apapun yang membuatnya penasaran. sampai Jonathan pun tersenyum menatapnya, mengingat anak itu merupakan darah dagingnya
"apa kamu merindukan ayahmu?" tanya Jonathan secara tiba tiba yang membuat gadis itu menganggukan kepala.
"iya Cia Lindu ayah" jawabnya dengan tegas.
"kalau begitu panggil saja aku ayah ya nak. Kamu anakku sekarang" jawab jonathan yang membuat anak bernama Cia itu tampak senang dan lantas memeluk kakinya
"asik Cia punya ayah" ucapnya dengan senang.
Anak itu tampak memeluk Jonathan dengan erat, sehingga membuat Jonathan pun iba dan lantas mengangkat tubuhnya. Sebelum akhirnya Nadin merebutnya dan meminta Jonathan untuk tak terlalu dekat dengannya.
"Kamu tak usah terlalu dekat dengan anakku. Aku takut Jika istrimu tahu dan malah mengatakan hal yang tidak tidak tentang aku dan juga anakku. sehingga anakku akan tertekan dan merasa sedih nantinya. Aku tak mau jika aku di permalukan karena hal ini, apalagi dia sungguh serasi denganku dan aku takut malah diteriaki pelakor olehnya nanti. Aku pergi dulu permisi " ucap Nadin seraya merebut anaknya dari pangkuan Jonathan.
"cia gak mau Bu. Cia mau sama ayah" rengek anak itu seraya merangkul erat leher Jonathan sekarang.
Nadin tertegun mendegarkan apa yang di katakan oleh putri semata wayangnya. Ia tak pernah menyangka jika anak itu malah menempel dengan pria yang menjadi ayah kandungnya. Sehingga ia pun sedikit terkejut dan merasa tak karuan.
"cia, omnya mau pergi. Kamu sama ibu ya. kasihan om nya di cariin istrinya"
Meskipun Cia tak tahu apa arti dari kata istri tersebut, namun gadis mungil itu, tampak melepaskan pelukannya dan merangkul ibunya, hingga mereka berdua pun pergi dari hadapan Jonathan. dan membuat pria itu sedikit sedih saat melihat binar di mata anaknya.
"sampai ketemu lagi ayah" lirih anak itu dengan nada sedihnya.
Jonathan yang melihat anak itu melangkah jauh dari hadapannya lantas mengejarnya dns memberikan kartu nama pada Nadin untuk bisa terus berkomunikasi dengan anaknya. Sehingga wanita itu pun mengambil kartu nama tersebut dengan perasaan gusar..
"tolong hubungi aku, karena aku ingin minat tumbuh kembang anakku. Aku berjanji akan menanggung semua biaya anak ini, karena aku tak mau kehilangannya nanti. Tenang saja Siska akan aku urus dan aku pastikan dia tak akan tahu hal ini karena aku tak mau kehilangannya dan kehilangan anakku. Maafkan aku jika membuatmu masuk ke dalam maslaha ini, tapi sungguh aku tak mau kehilangan kabar dari putriku lagi" pinta Jonathan yang membuat gadis itu kebingungan.
"aku tak bisa berjanji padamu untuk hal itu, tapi akan ku pikirkan lagi jika anak kita mau menghubungimu" jawab wanita itu singkat, sebelum pergi dari hadapannya.
