NovelToon NovelToon
My Boss My Husband

My Boss My Husband

Status: tamat
Genre:Tamat
Popularitas:6.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Sept

Yuk senam bibir, cerita Sarasvati yang kocak dalam menghadapi majikannya yang lumpuh.

Terlahir kaya raya membuat Dewa bersikap arrogant dan dingin kepada siapa saja. Terutama mahluk yang bernama wanita. Namun, ketika melihat mantan pacarnya bermesraan di suatu pesta, ia menyeret dengan asal seorang gadis dan mengaku pada semua tamu undangan, mereka akan segera menikah.
Sartika Sarasvati, si gadis miskin yang tidak tahu apa-apa. Ia harus terlibat dengan bongkahan es tersebut gara-gara mengantar dompet pelangan yang tertinggal di cafe tempatnya bekerja. Ya, Tika hanya gadis pelayan di sebuah cafe. Tapi, malam ini semua mata tertuju pada gadis manis yang tangannya digengam oleh CEO Diamondland, perusahaan real estate nomor satu di Indonesia. Apa mereka akan menikah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jangan Pernah Kembali

Jerat Cinta Tuan Muda #9

Oleh Sept

Rate 18+

Dewa terlihat sedang duduk di atas kursi roda menghadap jendela yang terbuka lebar. Sedangkan Tika, gadis itu kini merapikan semua piring-piring di atas meja.

"Tuan, nanti jangan lupa. Bila Mbak Mar tanya, siapa yang memakan semua ini. Tolong Tuan bilangin Tuan yang makan ya?" ucap Tika dengan harap-harap cemas.

Dewa diam membisu, pria itu malah asik melamun. Menatap kosong pada langit cerah dengan perasaan yang mendung. Wajahnya yang terlihat dingin, kini nampak diliputi kesenduhan yang dalam.

"Tuan."

"Tinggalkan aku sendiri, bawa semua itu keluar," usir Dewa dengan nada kasar seperti biasanya.

"Tapi kalau Mbak Mar tanya-tanya, jangan lupa yang itu tadi ya, Tuan." Si Tika masih tetap usaha, ia tidak mau jika Dewa tidak bisa diajak kerja sama. Bisa-bisa ia dipecat betulan. Kan sayang sekali, cita-cita ingin jadi kaya melayang begitu saja hanya karena tidak bisa membujuk Tuan muda sombong itu untuk makan.

"TIKAAA!" sentak Dewa.

"Baik, Tuan!" Tika akhirnya keluar kamar dengan muka masam, Dewa sudah mandi dan sudah makan. Eh, belum, karena yang makan tadi adalah dirinya. Tidak mau ambil pusing, Tika pun memilih mendorong meja yang berisi beberapa piring kosong dan mengantarnya ke dapur.

Di dalam dapur, seorang koki menatap curiga pada Tika.

"Tuan memakannya?"

Tika mengangguk.

"Benarkah?"

Pak Gun, seorang chef restaurant hotel bintang lima yang kini bekerja di keluarga Diamondland merasa terharu. Biasanya masakan yang ia kirim ke kamar Tuan muda selalu kembali seperti sedia kala. Atau kadang kembali dengan bentuk acak-acakan karena habis dilempar dari piringnya.

Sushi yang dimakan Tika tadi, yang terasa nikmat dan enak adalah buatan Pak Gun. Pria itu merasa tersentuh, sejak accident kecelakaan yang menimpa Tuan Muda Dewa, makanan yang dimasak Pak Gun tak pernah dimakan.

Hampir beberapa kali dalam sebulan Dewa selalu menerima infus dengan teratur. Sulitnya membujuk Dewa makan, membuat semua orang penghuni rumah bak istana itu merasa kesusahan, dan juga merasa prihatin.

Pria yang dulu gagah perkasa kini harus duduk di atas kursi roda, pria yang dulu memiliki rasa percaya diri yang tinggi kini harus terpuruk karena lumpuhnya kaki.

Sedikit banyak Tika mendengar cerita dari Pak Gun, menceritakan bagaimana kondisi Dewa pasca kecelakaan dan sebelum malapetaka itu menimpa pimpinan Diamondland group tersebut.

Saat asik mendengar dongeng dari Pak Gun, tiba-tiba Mbak Mar datang dengan muka dingin.

"Tika! Siapa yang menyuruhmu di sini, lakukan tugasmu lagi!" ujar Mbak Mar dengan galak. Sudah mirip ibu tiri dalam cerita Cinderella.

"Itu Mbak Mar, mengantar ini."

Tika mencoba tersenyum, tapi hatinya mengumpat sikap Mbak Mar yang ia rasa galaknya tidak kenal tempat.

"Sudah! Kembali sana!"

"Baik, Mbak Mar!" Dengan lesu Tika kembali ke kamar. Sebelum masuk, ia menghela napas dalam-dalam.

Tok tok tok

"Jangan masuk!" teriak Dewa dari dalam.

"Astaga. Aku rasa di rumah ini semua penghuninya harus dipangilin ustad. Semua kaya ketempelan jin, sukanya marah-marah. Semua harus dirukiyah!" gumam Tika. Ia menatap kesal pada pintu yang tidak berani ia buka.

Tap tap tap

Tika langsung menoleh, dilihatnya Mbak Mar datang dengan sebuah nampan.

"Kenapa masih berdiri di sini? Kamu pikir dibayar hanya untuk mematung seperti itu? Ambil ini, semua harus diminum oleh Tuan. Kerjakan dengan benar."

Mbak Mar memberikan banyak botol obat pada dirinya, Tika harus membuat Dewa minum obat.

"Baik, Mbak Mar."

Tika mengucap basmalah sambil memegang handle pintu. Kemudian membukanya dengan perlahan.

"Kamu tuli?"

Tika kaget, ia tersentak. Baru kepalanya yang masuk, tapi Dewa sudah melontarkan kata-kata yang membuat tekanan darahnya naik.

"Saya bilang jangan masuk!"

"Waktunya minun obat, Tuan."

"Buang semua obat itu, saya tidak sakit. Saya hanya lumpuh. Persetan dengan obat-obat itu. Selagi saya bicara halus, tinggalkan kamar ini!"

Tika yang tadinya mau marah kini malah merasa kasian. Pasti sulit bagi Dewa menerima kondisinya. Mendadak menjadi manusia yang tidak berdaya, pasti menimbulkan rasa prustasi yang sangat besar.

"Tuan pasti bosan di kamar, setelah minum obat. Nanti Tika antar jalan-jalan." Tika berusaha membujuk Dewa kembali.

"Jangan gila! PERGI!"

"Apa tidak ada kosa kata lain selain kata-kata itu, Tuan?" Tika mulai berani.

"Berani kamu, siapa kamu sebenarnya?" salak Dewa dengan mata melotot.

"Saya Tika, Tuan. Dan Tuan masih punya hutang pada saya." Tidak tahu kenapa, mulutnya bicara tanpa rem, hingga ia mengungkit hutang pada Dewa.

"Hutang?"

"Itu ... pas di pesta."

Dewa semakin menatap benci pada Tika. Gara-gara mau ke ATM ngambil uang buat membayar Tika, akhirnya ia mengalami kecelakaan. Tapi itu hanya tatapan benci sesaat, karena yang menabrak juga bukan Tika.

"Aku beri 100 juta sekarang, tapi tinggalkan rumah ini sekarang."

Tika yang level mata duitannya sudah naik kelas, baginya uang 100 juta bukan apa-apa.

"Maaf, Tuan. Saya tidak bisa."

Dewa tersenyum remeh, pasti angka yang ia tawarkan masih kurang.

"500 juta, dan jangan muncul lagi di hadapanku!"

Batin Tika bergejolak, astaga! Itu setengah M. Tika bisa beli sawah di kampung, beli sapi dan banyak kambing.

Sedetik kemudian, Tika menggeleng kepalanya keras. "Hanya setengah M Tika, beberapa tahun akan habis!" bisikan setan dalam telinga sebelah kiri Tika.

"Ambil saja Tika, beli sawah di kampung. 500 juta bukan uang yang sedikit. Syukuri apa yang ada Tik!" suara bisikan di telinga sebelah kanan.

Plakkk

Selagi Tika berpikir, tiba-tiba Dewa melempar segebok uang warna merah muda. Pria itu kemudian menjalankan kursi rodanya lagi, menuju brangkas sebelah nakas.

Plakk

Dua gebok sudah berada tepat di depan mata.

"Ambil, dan jangan pernah kembali!" Bersambung.

Ambil gak ya?

1
Henym
Luar biasa
oncom
😭😭😭😭😩🤙🏻🤙🏻
oncom
ahahahaha lucu
oncom
kurang asem ngabrut
oncom
hahahaha
Nok Denok
lama ga Nemu ceritamu Thor
Herlina Lina
wooow
Linawati
kok pakaian nya seperti .....hehehe
Linawati
wooow 20 Jeti sekali cium ,siapa yg enga nolak /Determined//Determined//Determined/
queendah
alergi seafood kah?
komalia komalia
kah si malika Nya belum di pecat,siap nya tuh ulat keket pasti genjar ngerayu si dewa
komalia komalia
mantap tika
komalia komalia
hadeeh dewa dewa
komalia komalia
ada guna nya kan si tika
komalia komalia
aku mau lah ngurusin bayi besar Kalau gaji Nya angka nol nya banyak
komalia komalia
kasuhan uang si tika nanti di ambil bak mar
komalia komalia
jadi nyengir terus baca kisah si tika padahal udah baca
komalia komalia
apa itu win win
komalia komalia
putri titian
komalia komalia
hahaha tika tika
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!