Istriku, Asisten Pribadiku

* Di ruang HRD*

Jam makan siang sudah tiba, bu Sinta hendak keluar ruangan menuju kantin kantor untuk istirahat dan makan siang, namun suara ketukan terdengar dari pintu. Ketika bu Sinta membukanya, bu Sinta terkejut karena yang datang adalah bu Ratna.

Ratna adalah istri pak Roy, pendiri dari Label entertaiment, termasuk agency yang dipimpin oleh Ran saat ini. Sosok bu Ratna dengan karakter yang lugas,sederhana dan juga lemah lembut menjadi orang yang disegani semua karyawan,staff,dan kru di agensi, tak terkecuali bu Sinta.

.....

Bu Sinta sendiri adalah teman masa kecil bu Ratna,sebenarnya dahulu mereka adalah 3 sahabat yakni Sinta, Ratna, dan Risa dimana mereka tumbuh bersama dari sekolah dasar sampai Sma. Mereka bertiga kemana mana selalu bersama dari mulai sekolah, les, dan juga jalan jalan, bagai sahabat yang tak terpisahkan, namun setelah kelulusan Sma mereka terpaksa berpisah dengan jarak yang lumayan jauh. Dimana Ratna melanjutkan studi nya di universitas yang ada di luar negeri, Sinta melanjutkan studi di universitas dalam negeri namun berbeda pulau dan Risa melanjutkan study nya di Universitas yang ada di kota A.

Ketiganya lama tak bertemu sampai akhirnya pada suatu hari ketika Sinta

melamar pekerjaan di agency milik suami Ratna yaitu di rawn enterteiment, ketika Sinta sedang menunggu di ruang interview ia bertemu ratna yang tengah keliling kantor bersama beberapa staff menemani.

Sahabat lama yang kurang lebih 10 tahun berpisah, Ratna pun menceritakan bahwa agency ini milik suaminya Roy Wiranata, dan sampai sekarang Sinta sudah lebih dari 15 tahun bekerja di agency itu hingga kini jabatannya sudah menjadi kepala HRD, namun sayangnya salah satu dari mereka yaitu Risa belum pernah lagi terdengar kabarnya sekarang, hanya beberapa kali bertemu disaat anak mereka masih kecil kecil, tetapi hanya Sinta yang tau mengenai Risa dan karena alasan tertentu Risa tidak ingin Sinta memberitahu kepada semua teman temannya termasuk Ratna karena kondisinya.

.....

Keesokan harinya.

Luna baru beranjak dari tidurnya, melihat sinar matahari yang sudah masuk ke pori pori kulit nya membuat reflek Luna membuka matanya bersiap untuk memulai kehidupan barunya saat ini ia jalani.

"Huaamm, sudah pagi rupanya,capek banget, ingin sekali aku bolos kerja, hahaha mustahil Luna,

baru sehari kerja udah main bolos aja emang mau di suguhi ocehan maut tuan bengis itu."

Mustahil juga bagi sosok Luna melakukan adegan bolos kerja, sia sia dia membentuk citranya sebagai seorang yang pekerja keras selama ini hanya karena sekarang bekerja dengan Tuan agung itu.

Melihat langit yang begitu cerah membuat Luna segera beranjak dari tempat tidur dan membereskan sprei dan juga bantalnya untuk ditata rapi. Urusan tempat tidur selesai kini Luna bergegas menuju kamar mandi dan bersiap siap untuk bekerja.

"Huh paper bag itu, hahaha Tuan tuan, lihat saja aku pasti sempurna hari ini." menunjuk paperbag merk C**N**L yang kemarin sempat menjadi drama di Fashion Mall bergengsi itu.

..

Setelah selesai mandi Luna segera membuka paperbag di depannya dan memakai baju yang seharga motor baru itu.

"Hmm, sama ajaa, malahan lebih bagus model bajuku yang kemarin, gak kalah sama baju yang beli di toko toko, kalau tersangkut paku sama sama sobek kan?, dasar tuan kaya bengis." Berdiri di depan cermin sambil memutar mutar badannya sesekali berpose alay.

Setelah selesai dengan dandanan minimalisnya luna segera menuju ruang makan, disitu sudah ada ayahnya dan adiknya yang tengah membereskan meja makan.

"Selamat pagii Ayah, Luca!!." ucapan selamat pagi luna menghampiri meja makan sambil melambaikan tangan itu membuat kedua penghuni rumah itu melongo dengan penampilan Luna yang begitu cantik meski dengan baju formal.

"Wahh anak ayah cantik sekali hari ini? sudah mau berangkat kerja nak?." ekspresi Sam( Ayah Luna) yang selalu bangga dengan apapun pekerjaan anaknya.

"Iya yah, doakan semoga lancar ya!"

"Pasti itu."

"Nak, tetapi ayah mau nanya sama kamu ?." Tangan sam menepuk kursi di depannya mengisyaratkan Luna untuk duduk di depannya.

"Iya ada apa Ayah ?".

"Nak bagaimana kamu bekerja dengan Tuan Ran?, apakah kamu nyaman?, kamu tidak keberatan kan?, apalagi jadwal Tuan Ran itu pasti padat sekali?."

Haha pas sekali Ayah menanyakan itu , tapi gak mungkin juga kan aku mengatakan kalo sebenernya hari pertamaku kerja saja sudah ditimpa banyak cobaan dari pria menyebalkan itu, yang ada Ayah malah khawatir. Tidak! aku tidak boleh mengatakannya.

"Una senang kok Ayah, Una jadi punya pengalaman baru, tetapi Una sudah membuat keputusan, sebenarnya berat juga buat Una, tapi Una senang hati kok membuat keputusan ini"

Mau tidak mau aku harus merelakan kuliahku dulu, aku sudah memikirkan ini matang matang, aku tidak menjamin kalau aku bisa mengatur waktu untuk bekerja bersama Tuan Ran dan kuliah.

"Untuk cuti kuliah dulu yah." Seketika muka Ayah yang tadinya senang itu berubah menjadi muka prihatin karena mendengar keputusan mendadak anaknya itu.

"Kenapa nak? apa kamu tidak apa apa?." Sam begitu mencemaskan putrinya itu karena impian luna menjadi seorang dosen itu adalah cita citanya dari dulu.

"Tidak apa apa Ayah, Una hanya cuti, nanti kalau waktu memungkinkan, Una akan coba bernegoisasi dengan Tuan Ran untuk memberi kelonggaran waktu untuk kuliahku, namun bukan sekarang".

"Maafkan Ayah ya nak, karena kesalahan Ayah kamu berusaha keras memenuhi kehidupan kita dan sekolah adikmu."

"Ayah tidak usah mencemaskanku , sekarang yang paling penting pikirkan kesehatan Ayah dulu, Ayah harus sehat okey ?." mendengar perkataan luna yang begitu antusias Ayahnya pun merasa lega.

"Oh iya Luca sini, foto in kakak dulu dong hihi, kapan lagi eksis pake baju mahal."

"Luna .." mendengar lirihan Ayahnya, Luna pun mengerti apa yang dimaksud Ayahnya.

"Hahaha, ini hadiah dari Tuan untukku kok yah, yaa baginyaa untuk membeli baju seperti ini sudah seperti membeli permen di warung, hahaha Ayah gak perlu khawatir luna gak dapet dari Om om gendut kok yah".

Sam tergelak mendengar candaan yang dibuat putri kesayanganya itu.

"Ayo dek sini, malah bengong".

"Iya iyaa heboh banget si, kaya yang gapernah pake baju aja." Luca menyauti kehebohan kakaknya dengan mengejeknya.

"Ih buruan, protes mulu, keburu siang ni."

Luna

pun berpose anggun, menyilangkan tangan didadanya dengan baju mahalnya tadi yaitu sebuah kemeja putih, berlengan balon dengan kombinasi kamisol berwarna hitam ditambah rambut nya yang terurai rapih, membuat aura luna seperti pegawai kelas atas.

"Yang bagus!."

"Iya iyaa!." Luca.

Sam tertawa dengan tingkah kedua anaknya itu, di dalam hati Sam berdoa agar kesehatannya segera pulih dan bisa bekerja lagi agar luna bisa melanjutkan kuliahnya dan tidak perlu bekerja terlalu keras untuk keluarganya saat ini, mengingat kepergian Ibu Luna yang masih membekas di hati sam membuat sam bertekad untuk berjanji pada dirinya sendiri dan pada almarhumah istrinya untuk membahagiakan Luna dan juga Luca bagaimanapun caranya, ia tak mau kedua anaknya merasakan pahitnya hidup sekarang ini sebelum waktunya.

..

Hai temen temen readers, author mohon maaf ya karena sempet beberapa hari ini telat up karena author juga harus menyelesaikan deadline tugas kuliah .

Tapi diusahakan setiap harinya akan up walau tidak banyak.

Dan jangan lupa untuk like,komen, dan vote sebanyak banyak nya yahhh supaya support kalian bisa menjadi semangat author buat up terus!! dan juga kalian jangan lupa untuk jaga kesehatan yahh❤️