Gerry Putera Tanuwijaya seorang pengusaha sukses dan kaya harus menelan pil pahit saat perusahaannya dinyatakan bangkrut akibat ulah Om dan Tantenya yang ingin menguasai kekayaan Gerry. Bahkan Gerry mengalami kecelakaan wajahnya hancur dan harus menjalani operasi plastik.
Rubi Caesa Gilbert wanita cantik nan sexi, dia merupakan seorang pengusaha muda yang sukses. Kehidupannya tidak tenang saat Kakak dan Mama tirinya berusaha untuk membunuh Rubi.
Pertemuan yang tidak disengaja antara Rubi dan Gerry, membuat mereka terikat satu sama lain. Rubi membutuhkan bodyguard untuk melindungi dirinya sementara Gerry membutuhkan uang untuk menjalani hidupnya.
Akankah tumbuh cinta diantara mereka? sedangkan Rubi saat ini menutup rapat hatinya untuk seorang pria dan tidak percaya lagi dengan yang namanya cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
💰
💰
💰
💰
💰
Selama dalam perjalanan, tidak ada pembicaraan antara Rubby dan Gerry. Rubby memalingkan wajahnya keluar jendela, airmatanya tak henti-hentinya mengalir, Rubby tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya kalau tadi Gerry dan Kiting tidak datang, hancur sudah masa depannya.
Rubby menghapus airmatanya dengan tangannya, Gerry tidak tega melihat Rubby menangis seperti itu. Hatinya begitu sakit melihat Rubby menangis. Tidak lama kemudian mereka pun sampai di rumah, Gerry cepat-cepat turun dan membukakan pintu mobil untuk Rubby. Gerry kembali mengangkat tubuh Rubby masuk ke dalam rumahnya.
"Gue bisa jalan sendiri, Ger," seru Rubby.
"Jalan bagaimana, tubuh lo lemas kaya gitu."
"Dasar, hanya lo dan Kiting anak buah yang ngelunjak dan berani sama Bosnya sendiri," cibir Rubby.
Gerry dan Kiting hanya tersenyum mendengar ocehan Rubby.
"Maaf Bos cantik," seru Kiting nyengir.
"Ya ampun, Nona Rubby kenapa?" tanya Pak Rinto panik.
"Tidak apa-apa Pak, jangan khawatir," sahut Rubby.
Gerry membawa Rubby naik ke atas ke kamarnya.
"Turunin gue Ger, memangnya lo ga berat apa gendong gue kaya gini," seru Rubby.
"Lo ngeremehin fisik gue," sahut Gerry.
"Bukannya ngeremehin, tapi----"
"Sudah diam, bawel banget sih lo jadi orang," ketus Gerry.
"Astaga, lo berani sama Bos lo sendiri," seru Rubby dengan melotot ke arah Gerry yang sedang menggendongnya.
"Ga usah melotot seperti itu, gue ga takut sama lo."
Rubby semakin kesal oleh ucapan Gerry, hingga akhirnya merek pun sampai di depan kamar Rubby.
"Turunin gue," ketus Rubby.
Perlahan Gerry pun menuruti perintah Rubby, Rubby hendak masuk ke dalan kamarnya tapi Gerry dengan cepat menahan tangannya.
"Tunggu..."
"Apa lagi?" ketus Rubby.
"Lain kali kalau lo mau pergi, jangan sendirian gue sama Kiting harus ikut dan----"
" Dan apa?" Rubby mengerutkan keningnya.
"Dan....dan kalau mau bertemu dengan seorang pria usahakan pakaian lo jangan sexi seperti itu, jangankan pakaian terbuka kaya gitu, lo pakai pakaian tertutup saja tetap terlihat sangat sexi dan itu mengundang kejahatan," seru Gerry tanpa melihat wajah Rubby.
Rubby melipat tangannya di dada dan sedikit menyunggingkan senyumannya.
"Terus, apa lo ga tergoda sama gue? selama ini lo berada di samping gue," goda Rubby.
"Sudah sana masuk."
Gerry mendorong tubuh Rubby untuk masuk ke dalam kamarnya tanpa ingin menjawab pertanyaan Rubby. Rubby tersenyum dan menuruti perintah Gerry.
"Gila saja kalau gue ga tergoda sama Rubby, bahkan setiap gue dekat dengan Rubby gue harus mati-matian menahan hasrat gue," batin Gerry.
Tiba-tiba pintu kamar yang ada di pojokan terbuka, Gerry segera bersembunyi dibalik dinding yang memisahkan kamar Rubby dan kamar yang lainnya.
Seorang Maid tampak celingukkan dengan membawa nampan makanan di atasnya, kemudian dengan cepat dia turun.
"Sebenarnya siapa yang ada di dalam kamar itu? siapa yang sudah Rubby sembunyikan? ah..wanita itu penuh dengan misteri dan gue harus menyelidikinya," batin Gerry.
***
Seorang wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik tampak menekuk wajahnya, ia mendatangi kantor polisi.
"Antarkan saya pada Juan," seru wanita itu.
Sampailah wanita itu di sebuah sel dan terlihat Juan sedang menekuk lututnya dengan wajah babak belur.
"Astaga Juan, apa yang sudah terjadi? kenapa kamu sampai bisa masuk penjara seperti ini? dan wajahmu ya ampun, siapa yang berani memukuli anak Mama," seru Yulia.
"Mama kemana saja sih? lama banget, Juan sudah tidak betah disini mana sumpek lagi," sungut Juan.
"Maaf Juan, Mama tadi sedang arisan tanggung. Oh iya, kamu belum menjawab pertanyaan Mama."
"Ini semua gara-gara Bodyguardnya Rubby."
"Apa? Bodyguard Rubby? jadi Rubby sudah kembali dan sekarang ada disini?" tanya Yulia.
"Iya Ma."
"Besar juga nyali anak itu, dia mengantarkan nyawanya sendiri ternyata," seru Yulia.
"Nanti kita bahas lagi di rumah, ayo kita pulang Juan sudah tidak betah berada disini," ajak Juan.
Yulia dan Juan pun langsung pergi meninggalkan kantor Polisi.
Siang ini Gerry dan Kiting kembali latihan bersama Shifu Shen-shen di halaman belakang. Sementara Rubby sedang mencari tahu sesuatu dengan mengotak-ngatik laptopnya di dalam kamarnya sendiri.
"Gue yakin kalau Mama dibunuh oleh Yulia dan Juan, pasti mereka dalang di balik semua ini," gumam Rubby.
Tiba-tiba ponsel Rubby berbunyi tanda ada sebuah notif pesan masuk ke ponselnya. Rubby mengerutkan keningnya karena yang mengirimnya pesan adalah nomor yang tidak di kenal.
Rubby langsung membukanya dan mata Rubby seketika melotot melihat isi pesan itu.
"Saya tahu kalau anda sedang mencari pembunuh Mama anda, saya tahu siapa yang sudah membunuh Mama anda, jadi kalau anda ingin mengetahuinya, besok malam datang ke Casvia Club jam delapan malam saya tunggu."
Begitulah isi pesan itu..
"Siapa orang ini?" gumam Rubby.
Rubby langsung menghubungi nomor tersebut tapi sayangnya sudah tidak aktif.
"Sial."
Rubby terlihat mondar-mandir di depan jendela kamarnya, hingga pandangannya tidak sengaja melihat ke bawah dan terlihat Gerry dan Kiting sedang latihan bersama Shifu Shen-shen.
Jantung Rubby kembali berdebar...
"Perasaan apa ini? apa gue jatuh cinta sama Gerry? tidak, tidak mungkin gue sudah berjanji pada diri gue sendiri kalau gue tidak akan jatuh cinta semenjak kematian Ardi," gumam Rubby.
Rubby pun kembali duduk di atas tempat tidurnya dan mengambil sebuah foto yang terpajang di atas meja nakas di samping ranjang. Itu adalah foto seorang pria tampan yang sedang memeluk Rubby penuh dengan kasih sayang.
"Ardi, aku merindukanmu sangat merindukanmu," gumam Rubby.
Tidak terasa airmata Rubby kembali menetes..
***
Flash back on....
Di sebuah restoran mewah seorang wanita cantik dengan memakai dres putih terlihat sangat cantik, senyumannya tidak pernah pudar dari wajahnya. Rubby malam ini sedang menunggu kedatangan kekasihnya Ardi, Rubby dan Ardi sudah pacaran selama satu tahun.
Tiba-tiba seseorang menutup mata Rubby dari belakang.
"Ardi jangan jahil deh, aku tahu ini kamu," seru Rubby.
"Ya ga seru, pura-pura ga tahulah biar semakin asyik gitu," sahut Ardi melepaskan tangannya dengan wajah yang cemberut.
"Kok gitu?"
"Wow, pacar aku cantik banget malam ini," puji Ardi.
"Iya dong, aku kan dandan cantik seperti ini untuk kamu," sahut Rubby.
"Masa?"
"Ih kamu nyebelin banget sih," sahut Rubby dengan mencubit lengan Ardi.
"Aw sakit sayang."
"Syukurin siapa suruh jadi orang itu nyebelin."
Tiba-tiba seorang pelayan pun datang dengan membawa begitu banyak sekali makanan.
"Loh kapan kamu pesan makanan?" tanya Rubby.
"Rahasia, ya sudah jangan nyerocos terus lebih baik sekarang kita makan dulu."
Rubby dan Ardi pun makan dengan hening, tidak ada pembicaraan hingga acara makan malam pun selesai. Ardi beranjak dari duduknya, dan menghampiri Rubby kemudian Ardi berlutut di hadapan Rubby sembari mengeluarkan kotak kecil dari dalam sakunya jasnya.
Perlahan Ardi membukanya, terlihat sebuah cincin sangat cantik dengan dihiasi berlian kecil diatasnya.
"Rubby, kita memang baru satu tahun menjalin hubungan tapi aku sudah sangat yakin denganmu, jadi maukah kamu menikah denganku dan menjadi Ibu dari anak-anakku?" seru Ardi.
Rubby sangat terkejut dengan ungkapan perasaan Ardi, mata Rubby sudah berkaca-kaca.
"Iya, aku mau menikah denganmu," sahut Rubby dengan mantapnya.
Ardi tersenyum dan memakaikan cincin di jari manis Rubby, Ardi pun berdiri dan menarik Rubby ke dalam dekapannya.
"Terima kasih sayang, aku sangat mencintaimu."
"Aku juga mencintaimu Ardi."
Setelah acara lamaran Ardi itu, hari-hari mereka sangat bahagia hingga Ardi pun sudah memutuskan untuk menikahi Rubby dan rencana itu di sambut bahagia oleh kedua pihak keluarga kecuali Juan, dia memang sudah terobsesi kepada Rubby semenjak masuk ke dalam rumah Rubby.
Waktu pun berjalan dengan cepat, hingga hari pernikahan Rubby dan Ardi pun akan segera terlaksana. Rubby sudah sangat cantik dengan kebaya putihnya, hari ini adalah hari pernikahan Rubby dengan Ardi.
Senyumannya terus saja menghiasi wajah cantik Rubby, dia sangat bahagia akhirnya dalam hitungan jam, Rubby dan Ardi akan sah menjadi pasangan suami istri.
"Nona, rombongan calon pengantin pria sudah datang, Nona di suruh cepat turun oleh Tuan besar," seru Pak Rinto.
"Baik Pak."
Dengan perasaan gugup akhirnya Rubby turun ke bawah di bantu oleh penata riasnya. Semua mata tampak takjub melihat kecantikan Rubby begitu pun dengan Ardi yang sama sekali tidak berkedip.
Prosesi ijab kabul dilaksankan di sebuah taman karena Rubby ingin sekali melaksanakan pernikahan dengan konsep garden party. Papa Robby menjabat tangan Ardi dan ijab kabul pun segera dimulai, tapi kejadian memilukan itu pun terjadi.
Dor...dor...dor...
Tiga peluru melesat tepat mengenai kepala Ardi, Ardi tumbang saat itu juga dan jatuh tepat di pangkuan Rubby. Kebaya putih yang dikenakan Rubby berubah menjadi merah akibat darah Ardi, semua orang panik.
"Ardi, bangun sayang," seru Rubby.
Sebuah mobil jeep warna hitam melesat meninggalkan tempat kejadian, Papa Robby menyuruh anak buahnya untuk mengejar namun sayang mereka tidak bisa menemukan mobil jeep itu.
Ardi tewas seketika, dari kejadian itu Rubby mulai berubah menjadi sosok yang berbeda. Rubby yang awalnya seorang wanita yang ceria, bawel, dan menyenangkan berubah menjadi sosok wanita yang kasar, dingin, dan tertutup. Rubby memilih pergi ke Australia untuk melupakan semuanya.
Satu tahun semenjak kejadian pembunuhan Ardi, Rubby bertekad akan mencari siapa pembunuhnya dan Rubby berjanji akan membunuh orang itu dengan tangannya sendiri. Belum juga hati Rubby sembuh dengan kematian Ardi, Rubby harus menerima kenyataan kalau Papanya mengalami lumpuh karena Yulia dan Juan setiap hari memberi Papanya makanan yang sudah di campur dengan obat pelumpuh syaraf.
Tidak sampai disitu, Rubby mendengar kalau Yulia memaksa Papa untuk menandatangani semua harta dan aset milik Papanya menjadi atas nama dirinya. Setelah berhasil mendapatkan tanda tangan Papahnya, Yulia menyuruh Pak Rinto untuk membunuh Papa, untung saja Pak Rinto cerdik dan berada di pihak Rubby.
Pak Rinto disuruh membuang Papanya Rubby ke jurang, Pak Rinto membeli sebuah boneka yang mirip sekali dengan manusia dan memakaikan pakaian Papanya Rubby kemudian melemparnya ke jurang, beruntung Yulia dan Juan percaya.
Flash back off....
Rubby menangis tersedu-sedu dengan memeluk foto Ardi.
"Aku sangat mencintaimu Ardi," lirih Rubby.
Rubby merebahkan tubuhnya dan akhirnya tertidur pulas.
"Pak Rinto, apa Nona Rubby belum turun ke bawah dari tadi?" tanya Gerry.
"Belum, sepertinya Nona tidur."
"Ah syukurlah kalau begitu."
Gerry pun bisa bernafas lega setelah mendengar Rubby tertidur, dia pun merasa lelah setelah kejadian tadi pagi dan sekarang latihan membuat tubuhnya lelah dan mengantuk juga, akhirnya Gerry pun terlelap tidur.
Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore, Rubby mulai meregangkan otot-ototnya tapi disaat dia akan bangun, kepalanya terasa sangat sakit.
"Kenapa kepala gue sakit sekali, apa karena tadi terlalu lama menangis ya," gumam Rubby dengan memegang kepalanya.
Rubby memaksakan dirinya untuk mandi karena sore ini dia ingin pergi ke makam Ardi. Semenjak kepulangannya ke Indonesia, Rubby belum pergi ke makam Ardi. Tidak lama kemudian, Rubby sudah siap dengan celana jeans dan kemeja hitamnya.
Rubby menuruni anak tangga dengan kepala yang masih sakit, hingga di saat sampai bawah Rubby limbung hendak jatuh untung Gerry dengan sigap menahan tubuh Rubby.
"Lo ga apa-apa?" tanya Gerry.
"Gue ga apa-apa kok," lirih Rubby.
"Wajah lo kelihatan pucat banget, lo sakit ya."
"Enggak, tolong anterin gue ke suatu tempat."
"Mau kemana sore-sore begini?"
"Jangan banyak tanya, pokoknya anterin gue sekarang."
"Ya sudah, lo tunggu di mobil saja gue ambil kunci sama jaket dulu."
Rubby menganggukkan kepalanya dan melangkahkan kakinya menuju mobil. Di dalam mobil, Rubby langsung menyandarkan tubuhnya dan memejamkan mata, keringat mulai bercucuran di wajah cantik Rubby.
Gerry masuk ke dalam mobil dan melihat ke arah Rubby, di sentuhnya kening Rubby.
"Astaga, badan lo panas banget, lo demam lebih baik sekarang lo istirahat perginya nanti saja kalau lo sudah sehat," seru Gerry lembut.
Rubby tidak menjawab, hanya celotehan-celotehan tidak jelas yang Rubby gumamkan. Gerry turun dari mobilnya dan kembali mengangkat tubuh Rubby masuk ke dalam rumah.
"Loh, Nona Rubby kenapa?" tanya Pak Rinto.
"Sepertinya Nona Rubby demam."
"Owalah, ya sudah bawa saja Nona ke kamarnya nanti saya bawa air hangat untuk mengompres badannya," seru Pak Rinto.
Gerry membawa Rubby ke kamarnya, sampai di kamar Rubby, Gerry sedikit tercengang kamarnya begitu sangat rapi dan tertata dengan apik, Gerry baru pertama kali ini masuk ke kamar Rubby.
Gerry pun merebahkan tubuh Rubby di tempat tidurnya, badannya sangat panas.
"Gerry, ini air hangatnya."
"Terima kasih Pak, biar saya saja yang mengompresnya."
Gerry dengan telaten mulai mengompres kening Rubby.
"Kalau begitu saya pamit dulu, mau menyuruh maid untuk membuatkan bubur untuk Nona Rubby."
"Iya Pak."
Disaat Gerry sedang mengompres Rubby, tiba-tiba Rubby menggenggam tangan Gerry dengan erat membuat Gerry terkejut.
"Ardi jangan tinggalin aku, aku mohon. Aku sangat merindukanmu," ucap Rubby dengan mata yang masih terpejam dan terlihat cairan bening itu keluar dari sudut matanya.
Gerry menghapus airmata Rubby dengan tangannya.
"Ardi, siapa dia? apa dia pacarnya Rubby?" batin Gerry.
Ada perasaan marah, cemburu, dan sakit yang menyerang perasaan Gerry.
💰
💰
💰
💰
💰
Jangan lupa
like
gift
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
Mantap