Clara merupakan gadis yatim piatu, dia memiliki seorang adik angkat yang memiliki kelainan genetik namun dia tetap menyayangi adiknya. Mereka di asuh oleh keluarga tantenya yang kaya raya sejak usianya sembilan tahun. Namun suatu hari mereka di usir sebab Clara di tuduh menggoda kekasih putri tantenya. Akhirnya Clara dan adiknya keluar dari rumah. Kemudian dia bertemu dengan mantan pengasuh adiknya dan tinggal bersama pengasuh mereka dengan membuat usaha jualan sayur, namun ada rahasia yang di simpan oleh pengasuhnya itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aliyah Ramahdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3. Membuat lapak
Aku bersama raka berjalan menyusuri jalan setapak mencari rumah kontrakan yang dekat dengan jalan besar, Seketika aku menoleh begitu ada yang memanggil namaku
" Non Clara..!!!"
" Bibi nur.." aku menyebut kembali nama orang yang memanggilku
" Non clara mau kemana ?" Tanya bi nur
" Aku gak tau bi, aku di usir sama Tante dan shella dari rumah "
" Ya Allah non, ayo sini ikut bibi, kita ke kontrakan bibi aja, dekat kok dari sini" ucap bibi merangkul Raka
Bibi nur adalah pengasuh raka sewaktu kecil, semenjak mama dan papaku meninggal bi nur tak pernah lagi mengasuh raka, Namun kami masih sering bertemu karena bi nur bekerja sebagai pedangang sayuran keliling
" Ini kontrakan bibi.. gimana kalau non dan den raka tinggal di sini aja, soalnya bibi juga gak ada temen di sini" ucapnya tersenyum
" Tapi bi, apa gak merepotkan nantinya?"
" Kayak sama siapa aja non, bibi ini kan udah kenal sama kalian, bibi juga udah menganggap kalian sebagai anak bibi, Jadi gak usah sungkan lah non"
" Ya sudah terserah bibi aja, Makasih ya bi udah baik dan mau menampung kami di sini" ucapku
" Iya sama sama non Clara, Oiya kalian sudah makan belum? Kebetulan tadi bibi ada masak banyak, yuk kita makan"Ajak bibi
" Makasih ya bi, raka ayo makan dek" ajak ku pada raka dan dia hanya menganggukan kepalanya
*****
Malam pun tiba, kami berkumpul di ruangan yang cukup untuk kami bertiga, namun aku sedikit bingung karena memikirkan usaha apa yang harus aku buat agar bisa membantu bibi dalam keuangan, Dan tak merasa terbebani oleh bibi
" Sebaiknya aku tanya pendapat bibi saja" Gumamku dalam hati
" Bi... Aku mau minta saran bibi boleh gak?"
" Saran apa to non"
" Gini bi, aku pengen buka usaha, menurut bibi usaha apa ya yang bagus"
" Emang non punya duit? Kalau emang ada gimana kalau non clara buka usaha jualan sayur aja tapi yang fresh gitu loh non, lagian pelanggan bibi juga kan udah banyak jadi mereka pasti belinya di sini" ucap bibi nur
" Tapi gak ada tempat bi"
" Itu kan di depan masih ada kosong Non, teras bibi tuh bisa di jadiin lapak loh non, ntar kita bikin lapaknya"
" Emang gak apa apa ya bi? Aku takut ntar yang punya kontrakan marah lagi bi"
" Gak bakalan marah non, biar nanti bibi yang coba ngomong sama pemiliknya"
" Beneran bibi mau bantuin aku buat ngomong?"
" Iya lah non, emang bibi pernah bohong sama nona, hehehehe"
" Makasih ya bi, cuma bibi yang baik sama aku selam ini" ucapku memeluk bibi
" Iya non sama sama. Kalau gitu nona istirahat ya sama den raka, kasihan den raka udah ngantuk kayaknya" Ucap bibi sembari membelai rambut raka
" Iya bi, terima kasih ya bi" ucapku dan akhirnya malam ini aku bisa sedikit merasa lega karena udah mendapat ide usaha yang akan aku jalani
*****
Pagi pun tiba, bibi sudah tak nampak lagi di rumah ini, mungkin saja dia telah berangkat jualan sayur keliling, aku ingin membantu dengan sedikit memaksa, tapi semua makanan telah tersedia di meja, bahkan rumah pun sudah terlihat bersih
Ponselku berdering menandakan sebuah panggilan masuk, Aku pun langsung menjawab panggilan tersebut yang ternyata dari Desi sahabat ku
" Halo ra kamu dimana? Tadi aku ke rumah Tante mu katanya kamu udah gak tinggal di sana lagi?"
" Iya Des, aku di usir dari rumah"
" Astagaaa kenapa lagi sih mereka? Masalah apa lagi?"
" Ntar aja aku ceritain"
" Ya udah sekarang kamu di mana?"
" Di rumah bibi nur, yang dekat mesjid besar itu loh, kamu ke sini aja ntar aku tunggu di depan"
" Oke aku kesitu sekarang" ucap Desi dan mengakhiri panggilannya dan sedang menuju ke rumah bibi
Setelah beberapa menit motor Desi akhirnya parkir di depan rumah bibi
" Jadi kamu tinggal di sini sekarang?"
" Iya Des "
" Raka mana?"
" Ada di dalem. Masuk yuk" ajakku
" Trus bibi mana?"
" Lagi jualan "
" Rakaaa, lagi ngapain kamu? Ini kakak bawain makanan kesukaan kamu" ucap Desi memberi bingkisan pada raka
" Terima kasih kak" jawab raka
" Oiya gimana ceritanya kok kamu bisa di usir sama cewek sok cantik itu?" Tanyanya penasaran
Aku menceritakan semua kejadian yang menimpaku pada desi
" Astagaaa... Kurang ajar banget tuh Alex, Dasar buaya buntung, tapi tunggu deh, kayakny ada juga hikmahnya dia buat kamu gitu, kan akhirnya kamu bisa keluar dari rumah nenek lampir itu, hehehe"
" Iya sih, aku seneng tapi caranya yang bikin aku gak senang Des"...
" Udah gak usah di pikirin yang penting sekarang kamu udah bebas dari mereka.. tapi paman Agus gimana tanggapannya?" Tanya Desi...
" Paman Agus berpikir seperti kamu, mungkin lebih baik keluar dari sana, dan juga dia ngasih aku modal tujuh juta, Katanya gak usah di balikin tunggu aku sukses baru di balikin, dan yang paling penting kata paman jangan bilang sama Tante dan shella, hehehehe "
" Baik banget paman Agus ya, tapi kok beda banget sama si nenek lampir itu"
" Gak tau lah Des"...
" Trus rencana kamu apa sekarang?"..
" Aku dan bibi berencana pengen buka lapak di sini, jualan sayur yang fresh gitu loh Des, tapi aku bingung ntar aku ngambil sayurnya dimana dan emang ada yang mau kerja sama dengan aku gitu Des"
" Wah ide bagus itu Ra, Soal itu gampang ntar aku minta papi ku buat tanya temannya apakah ada yang bisa bekerjasama untuk sayuran fresh"
" Beneran Des?"..
" Apa sih yang gak buat loh, hehehehe... Oiya btw kapan rencana buat lapak?"
" Secepatnya lah Des, mungkin aku sama bibi aja, di cicil gitu kerjanya Des, Gak apa apa yang penting selesai lah"
" Kalau begitu lama dong baru selesai?"
" Gak apa apa Des"...
" Ya udah ntar kalau butuh apa apa jangan lupa hubungi aku ya ra, jangan apa apa sungkan sama aku lah, kita ini sahabatan loh Clara"..
" Iya iyaa desiii...!!!!
" Hehehehe gitu dong, ya udah aku balik ya, mau siap ke kampus. Salam buat bibi nur ya ra, raka kakak pulang ya" pamit Desi padaku dan raka
*****
Hari itu bibi sedikit terlambat kembali ke rumah.. yang ku tahu biasanya bibi pulang jam satu siang, namun sekarang sudah jam tiga tapi bibi belum juga kembali, aku sedikit khawatir dan mencoba menghubungi bibi, tapi tak di angkat, ternyata ponsel bibi di tinggal di rumah
Aku dan raka duduk di teras rumah bibi dan menunggu nya, dari kejauhan aku melihat sosok bibi yang jalan agak pincang
" Bi, bibi kenapa kok jalannya gitu?" Tanyaku sembari menghampiri bibi
" Gak apa apa non, tadi cuma kesenggol motor dikit"
" Ya Allah bi, sini aku bawain bi" Tawarku pada bibi..
" Gak usah non, ini berat" tolak bibi dan aku terpaksa membiarkan bibi membawa barang dagangan nya itu seorang diri
" Non sama den raka sudah makan?"
" Udah bi, tadi ada Desi di sini, nitip salam buat bibi"..
" Desi? Maksudnya non Desi temannya non clara yang tomboy itu?"..
" Iya bi"..
" Dia udah tau non tinggal disini?"..
" Udah bi, tadi juga ada bawa makanan buat kita bi. Oiya gimana bi? Apa bibi udah ngomong sama pemiliknya?"
" Sudah non, katanya gak apa apa"
" Alhamdulillah bi, besok berati kita mulai kerja ya bi"
" Iya non besok bibi akan bantu non Clara buat lapak"
" Tapi bibi bener gak apa apa kan?"
" Gak non, tadi udah di obatin.. ya sudah non, bibi masuk dulu mau mandi" bibi akhirnya masuk dan aku melihat masih banyak sayur yang tak habis terjual, rasa iba jelas saja ada di hatiku
******
Di saat aku sedang ingi siap siap membangun lapak ku, tiba tiba segerombolan bapak bapak turun dari mobil membawa beberapa alat pertukangan dan segera mengerjakan lapak ku
Heran? Jelas dong aku heran dan bertanya tanya siapa bapak bapak ini yang datang membantuku
" Maaf pak, saya mau tanya bapak siapa yan kok bantuin saya?"
" Udah neng, neng istirahat aja, biar kami yang membangun lapak ini, nanti jadi nya pasti bagus gak akan mengecewakan neng" ucap seorang bapak yang memegang palu
" Tapi pak, siapa yang nyuruh bapak? Perasaan saya gak ada panggil orang deh pak, saya gak sanggup bayar pak"
" Beres neng. Soal bayaran kita udah di bayar duluan kok. Jadi neng kasi waktu kami dua hari ya, Kami janji dua hari sudah selesai dan udah bisa di pake buat jualan neng".. jawab bapak tadi
Aku masuk dan bertanya pada bibi apakah bibi yang memanggil tukang, jawabannya pun sama bibi juga gak tau.. lalu siapa yang memanggil mereka?
Tak terasa kini hari kedua para tukang itu telah usai membuat lapakku menjadi sangat bagus dan estetik.. jujur aku sangat senang melihat hasil nya, rasanya puas sekali .. namun aku masih penasaran siapa yang telah memanggil dan membayar para tukang ini..
Biipp..biiip...
" Desi" panggil ku melihat Desi di seberang jalan dengan kode klakson memanggilku
" Clara.." panggil Desi menghampiri ku
" Gimana lapaknya udah jadi?" Tanyanya
" Udah Des, aku di bantuin sama bapak bapak ini, tapi aku gak tau siapa yang menyuruh mereka" ucapku tiba tiba langsung kepikiran pada desi, mungkinkah Desi yang meminta bapak bapak ini? Aku menatapnya penuh tanya dia tak berani menatapku
" Des, bukan kamu kan yang meminta mereka?" Tanya ku pada desi
" Paan sih Ra, minta apa? Mereka ? Siapa mereka?"
" Gak usah bohong deh kamu Desi"
" Hahahaha iya, maaf maaf... Aku yang meminta mereka buat bantuin kamu ra" jawabnya tersenyum memperlihatkan giginya
" Astagaaa Des,, Kenapa baik banget sih sama aku? Aku gak enak Des, kamu selalu bantuin aku, Hiks hiks hiks makasih ya Des" ucapku menangis di pelukan Desi
" Jangan nangis dong Ra, aku gak suka kalau kamu nangis, kita ini sudah seperti saudara ra, jadi aku gak mau lihat kamu susah, aku mau kamu buktikan pada Tante mu itu kalau kamu juga bisa tanp dia"
" Tapi des, aku-"
" Udah, sekarang kamu udah punya lapak, ntar aku bantuin promosiin jualan kamu, Trus duit yang dari paman, kamu pake aja sebagai modal awal, Soal stok sayurannya, papi udah dapet orang yang bisa di ajak kerjasama"
" Desii... " Jawabku makin terharu mendengar ucapan desi
" Udah jangan nangis, gak malu kamu di lihat bapak bapak itu, hehehehe"...
" Makasih ya Des, ntar kalau usahaku lancar insya Allah ada aku pasti balikin duit kamu"
" Udah ah, masuk yuk aku mau ketemu bibi dan raka" ucapnya merangkulku masuk bertemu bibi dan raka, sementara para tukang itu sudah kembali ke rumahnya
jelas tokoh Clara di sini tergantung dari mood menulis Kamu Thor, iya kaaann....jadi buat lah nantinya happy ending ya Thor...
oh ya, jangan kelamaan up ya Thor, hihihihiiii 🤭
up terus leee....
🤭
semangat Author 💪