Namanya Aruna Azzahra, gadis cantik dengan impian sederhana
Cintanya pada seorang pria yang ia pikir bisa membawanya hingga ke Jannah nyatanya harus ia kubur dalam-dalam
Aruna harus hidup dengan pria menyebalkan dan minim ilmu agama. Aksa Biru Hartawan nama yang bahkan tidak ingin didengar olehnya
Bagaimana Aruna menjalani hari-harinya menjadi istri seorang Biru? atau akankah cinta itu datang tanpa mereka ketahui
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ENAM BELAS
"Ayah tau alasan kenapa dia membatalkan pernikahan dengan Syifa dihari H?" Kevin ingin mencari tau apa yang sebenarnya terjadi, bagaimana bisa ada laki-laki yang tega meninggalkan pengantinnya dihari pernikahan
"Ayah juga tidak tau, dia hanya mengirim pesan sama Syifa"
"Ya sudah, ayah nggak perlu pikirin semua ini lagi, semuanya pasti akan baik-baik aja"
"Terma kasih nak"
"Sama-sama" balas Kevin tersenyum "Kalau gitu saya kekamar dulu Yah" pamitnya pada sang ayah mertua
"Iya, semoga nak Kevin bisa istirahat dengan nyaman"
Kevin tersenyum setelah itu berlalu dengan sebotol air putih ditangannya, ia masuk kekamar mendapati sang istri yang sudah terlelap. Sejenak ia tatap wajah teduh wanita itu
"Cantik" tanpa sadar Kevin memuji sang istri, hanya dapat ia lakukan saat wanita itu tertidur
"Selamat malam Miss" ia terkekeh sendiri sebelum akhirnya mengikuti jejak sang istri yang sudah terlelap lebih dulu
***
Suara guntur menggelegar membuat Asyifa yang tertidur terperanjat, dengan cepat ia naik keatas ranjang dan memeluk tubuh kekar suaminya
"Aaakkkhh" tanpa aba-aba Asyifa naik dan memeluk Kevin dari belakang, Kevin yang terkejut segera bangkit dan berbalik kearah wanita itu
"Ada apa?" Belum sempat Asyifa menjawab kilat kembali menyambar disusul suara menggelegar itu lagi membuat Asyifa membenamkan diri didada bidang pria itu
"Ada apa Syifa?" Kevin refleks memeluk tubuh istrinya
"Aku takut banget mas" tubuhnya yang bergetar membuat Kevin meyakini kalau sang istri benar-benar ketakutan
"Sudah jangan takut lagi! Udah nggak ada kok" belum selesai ucapan Kevin kilatan cahaya dilangit itu kembali lagi membuat Asyifa semakin ketakutan
"Jangan lepasin mas, aku takut" wanita itu bahkan memelas agar tetap dipeluk oleh Kevin seperti ini
Pasrah, Kevin memeluk erat tubuh Asyifa yang bergetar sambil ia usap rambut panjang wanita itu, matanya terpejam menikmati aroma strawberry dari tubuh sang istri, sungguh benar-benar memabukkan
"Jangan banyak bergerak Syifa!" Kevin yang merasakan sesuatu pada tubuhnya karena sang istri yang terus bergerak dalam pelukannya
"Kenapa memangnya mas?" Polos ia mendongak menatap pria yang kini tengah merengkuhnya
"Ti-tidak ada apa-apa. Sudah jangan menatapku seperti itu nanti petirnya ada lagi!" Ia menakuti sang istri, jujur saja wajah polos Asyifa dan bibir ranumnya begitu menggoda iman seorang Kevin walaupun dengan keadaan kamar yang temaram
Wanita itu kembali mengeratkan pelukannya pada tubuh suaminya, sesekali Kevin membelai rambut panjangnya meresapi aroma yang begitu membuatnya candu, pria itu mencoba mengatur napas agar tidak melewati batas
Pagi-pagi sekali Kevin bangun, pria itu memang terbiasa bangun pagi dan pagi ini harus lebih cepat karena ia harus kembali kerumah dulu sebelum berangkat menuju kantor
"Kenapa dia manis sekali" Kevin masih menikmati wajah wanita yang masih berada diperlukannya. Sejak kejadian malam tadi keduanya memang tidur dalam satu selimut
Cukup lama Kevin memandangi wajah sang istri sebelum ia benar-benar beranjak dari tempat tidur, lalu mengganti pakaiannya dengan pakaian yang ia gunakan kemarin saat datang menghadiri pesta
"Loh nak Kevin mau kemana?" Tanya Wati yang bingung melihat menantunya sudah terlihat rapi sepagi ini bahkan ia saja masih menyiapkan sarapan
"Saya harus kekantor Bu, ini juga harus pulang kerumah dulu untuk ganti baju" terang Kevin
"Ohh, apa tidak sarapan dulu?" Tanya bu Wati lagi
"Tidak usah Bu, jarak kerumah juga cukup jauh saya takut telat"
"Ya sudahlah" ucap Bu Wati pasrah
"Nanti tolong sampaikan maaf sama ayah dan Syifa" ucap Kevin dan melangkah meninggalkan rumah setelah sebelumnya mencium punggung tangan Bu Wati
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Beruntung Biru cukup pengertian, dia meninggalkan mobil untuk Kevin gunakan sementara dirinya pulang dengan taksi online, tapi untuk itu dia tetap harus membuat Aruna repot kemarin
"Suamimu kemana nak?" Pertanyaan sang ayah membuat Syifa bingung harus menjawab apa, sebenarnya dia juga bingung kemana sang suami karena saat ia bangun pria itu sudah tak berada dikamar
"Nggak tau Yah!" Jawabnya seadanya karena memang dia tidak tahu
"Kok nggak tau?" Pak Widodo mengerutkan dahinya
"Ya nggak tau, pas Syifa bangun mas Kevin udah nggak ada"
"Astaga Syifa. Harusnya kamu bangun sebelum suami kamu, inget kamu itu sudah menikah" ujar pak Widodo pada sang putri
"Iya Yah, besok nggak lagi"
"Nak Kevin tadi pergi pagi-pagi sekali" ucap Bu Wati sambil menyiapkan sarapan bagi anak dan suaminya
"Dia pamit sama ibu?" Tanya Asyifa
"Iya, katanya kamu masih tidur dia nggak mau ganggu" setelah semua siap dia ikut duduk dikursi samping suaminya
"Astaga Syifa, besok jangan gitu lagi!"
"Iya iya. Lagian kenapa perginya pagi banget" Asyifa sebenarnya kesal juga karena terus mendapat omelan sang ayah hingga menyalahkan Kevin yang tidak membangunkannya
"Katanya sebelum kekantor mau pulang kerumah dulu buat ganti baju makanya perginya pagi-pagi sekali" jelas Bu Wati
Asyifa hanya mengangguk, lalu pamit hendak berangkat kesekolah tempatnya mengajar
"Besok tanya suamimu dulu, apa dia mengizinkan kamu bekerja atau tidak, ingat kamu itu seorang istri jadi harus nurut apa kata suami" pak Widodo memberi nasehat, pria paruh baya itu hanya tidak ingin membuat Kevin menyesal karena sudah menikahi putrinya
"Iya Yah, nanti Syifa tanya mas Kevin dulu" Asyifa lalu berangkat ke sekolah dengan sepeda motornya
Hartawan group
"Loh, kok udah masuk kerja?" Tanya Biru yang terkejut melihat asisten pribadinya itu sudah berada dimeja kerjanya
"Memangnya saya harus kemana pak?" Tanya Kevin yang bingung dengan maksud dari ucapan atasannya itu
"Ya kamu kan pengantin baru, masa udah masuk kerja aja"
"Pekerjaan saya banyak pak, saya tidak ingin libur-libur"
"Sudahlah lebih baik kamu cuti dulu untuk beberapa hari, saya mengerti bagaimana lelahnya pengantin baru kok" ucap Biru sambil menggerakkan alisnya naik turun
"Maksud bapak apa? Saya tidak mengerti"
"Ah tidak usah sok polos kamu Kevin, jadi bagaimana malam pertamanya sukses?" Itu seperti bukan pertanyaan melainkan ejekan bagi Kevin
"Sudahlah, kenapa pertanyaan bapak mesum sekali" Kevin enggan untuk menanggapi ucapan dari pria itu
"Kamu tidak asik sekali Kevin" pria itu kesal dan berlalu menuju kursi kebesarannya
Hari ini Kevin sengaja pulang lebih awal karena dia ingin membawa Asyifa kerumahnya untuk dikenalkan pada sang mama
"Kamu siapin barang kamu, hari ini kita kerumah aku!" Titahnya ragu pada Asyifa saat keduanya tengah berada didalam kamar
"Hari ini?" Tanya Asyifa tak percaya
"Iya, biar kamu nggak tidur dilantai lagi!"