NovelToon NovelToon
Bosku Tidak Pernah Puas

Bosku Tidak Pernah Puas

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Cinta Paksa / Romansa / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: YPS

Pernikahan Rocky dan Brigita rupanya menjadi awal munculnya banyak konflik di hidup mereka. Brigita adalah bawahan Rocky di tempat kerja. Mereka harus menikah karena satu alasan tertentu.
Statusnya sebagai seorang janda yang mendapatkan suami perjaka kaya raya membuat gunjingan banyak orang.

"Aku harus bisa mempertahankan rumah tanggaku kali ini,"

Apa dia berhasil mempertahankan rumah tangganya atau justru lebih baik berpisah untuk kedua kalinya?

***

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 - Kontras

Mentari belum tinggi saat Lena keluar dari kosnya yang nyaman. Jemarinya masih sibuk menenteng tote bag dan sepotong roti tawar yang digigit setengah. Di depan pagar, Arga sudah berdiri bersandar pada mobil silver kebanggaannya, dengan tangan membawa dua es kopi dalam cup karton.

“Telat dua menit, denda peluk dua kali,” sapa Arga dengan senyum nakal.

Lena tertawa pelan. “Mana bisa peluk di depan kosan, Mas. Bu Ijah aja masih nyapu tuh.”

“Aku berani, asal kamu nggak malu.”

“Jangan ngajarin jadi bucin terang-terangan, dong.”

Arga menyerahkan kopi ke Lena lalu membukakan pintu mobilnya dengan gaya sok gentleman. “Naik, Nona. Biar sampai tempat kerja dengan hati yang senang apalagi ada es kopi juga kan?"

Arga— pacar Lena. Pria yang lebih tua satu tahun namun sifat hangat dan dewasanya mampu membuat Lena merasa nyaman. Gayanya selalu terlihat santai tapi modis. Tubuh nya yang tinggi juga kulit bersihnya selalu tampak memukau.

Mereka melaju pelan di jalanan Ibu Kota yang mulai ramai. Musik dari playlist Arga mengalun pelan, lagu lama selalu jadi favorit Lena. Di tengah perjalanan, Lena menyandarkan kepala ke jendela mobil, mengamati pepohonan yang melintas.

“Mas, nanti malam temenin aku cari sandal kos, ya?”

Arga melirik, “Sandal kos yang ke-7 karena sebelumnya sering kamu tinggal entah di mana itu?”

“Yang penting kan belinya sama kamu,” jawab Lena sambil nyengir.

.

Di basement B Style tempat mereka bekerja, Rocky baru saja memarkirkan mobilnya. Ia turun dengan tergesa, ponselnya menempel di telinga sambil mengatur jadwal rapat siang nanti.

Tapi langkahnya berhenti sejenak saat matanya menangkap sosok Lena turun dari mobil bersama seorang pria.

Pria itu Arga, dengan santai membawakan tas Lena dan menepuk pelan kepala gadis itu sebelum masuk ke area hotel. Lena tertawa kecil, membalas dengan mengacak rambut Arga sebentar sebelum berpisah menuju lounge.

Rocky mengernyit. Tak ada yang salah. Tapi juga… terlalu hangat.

Seolah mereka hidup di dimensi lain yang tidak mengenal drama rumah tangga, kecanggungan, atau pertengkaran pagi buta seperti yang ia dan Brigita alami tadi. Dia mengalihkan pandangan dan melanjutkan langkahnya.

"Kita berpisah di sini, selamat bekerja Mas Arga Pambudi. Sampai ketemu nanti." Lena melambaikan tangan.

Mereka berpisah di tengah, Lena ke arah kanan menuju Lounge dan Arga lurus ke depan.

"Oke cantikku." sambil mengedipkan satu matanya.

.

Tanpa Lena sadari Rocky berjalan tepat di belakangnya.

"Saya baru tahu kamu punya pacar?"

"Ah, itu... iya pak." jawab Lena setengah kaget dan gugup. Sejak kapan seorang direktur Lounge mengurusi kehidupan pribadi karyawan nya.

"Anak hotel rupanya, sebagai apa?" tanya Rocky lagi.

"Manager, Pak."

Rocky mengangguk-angguk pelan lalu naik ke lantai dua, seperti biasa menuju ruangannya yang selalu tampak rapi namun terasa dingin dan menegangkan bagi siapapun yang harus menyelesaikan pekerjaan di sana.

Zoel mendengar percakapan mereka, dan melihat tampang Lena yang menggerutu setelah Rocky naik.

Zoel menepuk pundak Lena. "Heh, kalau tiba-tiba Bapak balik badan bisa kacau lihat bibir kecilmu itu komat kamit!"

Lena menggaruk rambutnya yang tak gatal. "Maaf, Pak."

"Kenapa beliau?"

"Nggak tahu, tiba-tiba nanya soal Mas Arga. Katanya baru tahu kalau aku punya pacar. Nggak ada hubungannya sama pekerjaanku kan?"

"Menurut aku sih dia iri ya, hubunganmu dan Arga selalu romantis. Sedangkan dia kan enggak! Udah macam cerita dark romance. Serem!" sahut Sera.

"Malah pada gosip, kerja deh kerja!" Titi memecahkan gerombolan mereka sambil mengibaskan rambut.

Hari berlalu dengan tumpukan laporan. Menjelang sore, Rocky dan Brigita harus menghadiri pertemuan manajemen dengan pihak investor untuk salah satu lounge baru. Kali ini mereka terlihat bersama, lebih karena kewajiban kerja ketimbang keinginan.

Usai pertemuan, keduanya berjalan menuju area taman belakang hotel. Brigita ingin menghirup udara sore sejenak sebelum pulang. Saat itulah mereka melihat sesuatu dari kejauhan dua sosok yang familiar.

Lena dan Arga duduk di bangku panjang dekat kolam kecil. Arga menyuapi Lena potongan onigiri yang entah dibeli dari mana, dan Lena menepuk-nepuk tangan Arga manja, menolak karena mulutnya masih penuh. Keduanya tertawa lepas.

Brigita menghentikan langkah, memperhatikan diam-diam. Rocky juga berhenti, tangannya dimasukkan ke saku jas.

“Mereka selalu menggemaskan,” kata Brigita pelan.

“Hmm,” sahut Rocky tanpa intonasi.

“Lucu ya. Kayak… nonton drama korea genre romance sore hari.”

Rocky melirik Brigita sekilas. “Kamu suka yang manis-manis gitu?”

Brigita menatapnya, lembut tapi penuh luka. “Aku suka… kalau dicintai tanpa harus minta.”

Kalimat itu menggantung tanpa kejelasan. Rocky tak menjawab. Ia menatap langit sore, lalu menghela napas panjang.

Brigita menyambung, “Waktu aku lihat Lena sama pacarnya, aku iri. Mereka nggak punya apa-apa, tapi kelihatan saling cukup. Kita punya banyak, tapi… selalu terasa kurang.”

Rocky akhirnya bicara, datar tapi jujur. “Karena kamu terus lihat aku sebagai musuh, Git. Bukan sebagai suami.”

Brigita menunduk. “Karena kamu terus membuatku merasa seperti musuh. Bukan sebagai istrimu.”

Keduanya saling diam… saling menatap satu sama lain. Tapi kali ini bukan karena saling benci melainkan karena masing-masing mulai bertanya dalam hati: Haruskah kita mencoba lagi, dari awal?

.

Sementara itu, Lena tak sadar kalau ia dan Arga jadi tontonan diam-diam.

“Kamu tahu nggak, Mas,” kata Lena sambil menyeruput teh botol, “kalau aku nggak punya kamu, mungkin aku udah nyerah kerja sambil kuliah kayak gini.”

Arga menatapnya sambil mengusap kepala Lena dengan lembut. “Kalau kamu nyerah, aku daftarin kamu kursus masak. Terus buka warung berdua.”

Lena tertawa kecil. “Serius banget…”

“Serius dong. Kan target kita nikah sebelum usia kamu 26.”

Lena diam, matanya berkaca. “Aku takut kadang, Mas. Takut… kamu pergi suatu saat nanti.”

Arga langsung menggenggam tangan Lena erat. “Aku nggak ke mana-mana. Dan kalau pun kita akan jauh… aku bakal cari jalan balik ke kamu.”

Di sore hari menjelang senja yang sunyi itu, Lena merasa seperti punya pelindung dalam wujud manusia. Dan Arga, sebagai seorang pria membuktikan bahwa cinta bukan tentang janji muluk, tapi hadir dengan konsisten.

Brigita akhirnya memalingkan wajah. “Yuk, pulang.”

Rocky mengikuti langkahnya, sesampainya di basement ada sesuatu yang berbeda. Kali ini ia membuka pintu mobil untuk Brigita. Tanpa kata.

Brigita kaget, namun masuk tanpa protes.

"Suka hal seperti itu?" tanya Rocky melirik Brigita sekilas. "Tapi kita bukan anak muda lagi, meski agak canggung bagiku kalau kamu ingin aku akan usahakan."

"Terima kasih,"

Mungkin kali ini tak menyelesaikan apa pun. Tapi setidaknya, di antara pertengkaran dan luka, ada secercah harapan… bahwa hubungan bisa diperbaiki, kalau dua hati sama-sama ingin.

1
Damar
Lanjut terus thor mantap❤️
Citra Silvia
cerai aja lah cape punya suami kaya gitu
Nathania maheswari: selingkuh emamg penyakit yg gak bisa sembuh
Semara Pilu: 😂 sabar kak.
total 2 replies
Citra Silvia
gila Rocky
Citra Silvia
waduh gret aku
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!