Pengantin Pengganti

POV Weni...

Aku menikahi seorang pengusaha yang lumayan terkenal di kota ini, rasanya seperti mimpi bagi ku. awalnya memang dia begitu cuek dan begitu dingin kepada ku. Sampai sampai aku tak ada pilihan dengan mengambil langkah untuk memikat nya.

kota ku itu masih mempercayai spritual yang lumayan cukup kental. Sehingga aku pun berencana pergi ke sana untuk mendapatkan laki laki itu. Dia dulu teman sekolah ku. aku menyukai nya saat itu, tapi tak pernah bisa digapai. Hingga aku memutuskan untuk mengambil jalan pintas.

 suami ku yang pertama sudah resmi bercerai dengan ku, karena dia tak bisa menafkahi ku. Kerjaan nya hanya mabuk mabukan sehingga aku tak tahan dengan sifat dan perilaku nya.

entah lah sudah berapa lama aku membenci ayah nya Desi, aku berjuang mencari nafkah untuk putri ku yang sakit sakitan. sebenarnya aku Muak dengan nya, tapi aku tak tega membiarkan nya sendirian. Sehingga aku pun dengan sabar mencari nafkah dan membanting tulang untuk hidup ku kedepan nya.

 Sampai saat aku dipertemukan kembali Dengan laki laki yang sudah lama aku tak lihat , dan saat itu aku bertemu dengan nya bersama seorang wanita dan Seorang gadis cantik yang tertawa lepas saat menuju ke arah mobil mewah. Tentu saja tangan ku mengepal dan merasa hidup ku begitu buruk saat ini. Laki laki itu bahagia sedangakan aku disini hidup menderita. Dengan langkah tergesa gesa aku mengikuti nya.

 "Kamu bahagia sekali mas jaya, aku harus merebut kamu dari wanita itu... sudah lama kita tak bertemu, dan sekarang kamu semakin mempesona saja." gumam ku dengan pandangan penuh minat nya.

hingga suatu hari, tetangga ku mengatakan bahwa dia sedang jatuh cinta dengan seorang pria kaya yang beristri pun membuat ku tertarik mendengar cerita nya.

"Bagaimana kamu mendapatkan nya?" tanya ku saat bekerja di sebuah pabrik kerupuk di daerah ku itu.

"Tentu saja dengan cara menyantet istri sah nya." bisik nya kepada ku.

Deg...

"Santet?" gumam ku dengan wajah takut

"hahaha.... kenapa wajah mu terlihat pucat, aku hanya berkata jujur, jaman sekarang hal itu sudah biasa." ucap rekan nya dengan nada santai.

"Apa itu tak beresiko?" tanya ku dengan wajah yang masih penasaran.

"Hahah... Tentu saja, setiap tindakan akan menimbulkan resiko, tapi dijamin aman kalau kau tak melanggar pantangan nya saja."

"Tapi kenapa kau masih kerja disini?" tanya ku dengan wajah penasaran.

"apa kau lupa, hari ini hari terakhir ku, karena seminggu lagi adalah pernikahan ku dengan nya. sekalian berpamitan kepada kalian yang berada disini. oh ya, aku tau kenapa kau bertanya rahasia ini, apa kau menyukai seorang pria kaya yang beristri?" ucap nya dengan tatapan menyelidik.

Entah mengapa aku pun menceritakan kehidupan ku yang kelam itu, dan dia memberikan solusi kepada ku untuk bangkit dari Kemiskinan.

"namanya Ki Joko... Tak jauh dari sini rumah nya, kau bisa minta solusi masalah mu itu. Ku jamin hidup mu akan berubah." ucap nya dengan senyum tipis ke arah ku.

Entah mengapa ucapan nya membuat ku tertarik. aku pun mencoba datang kesana seorang diri saat pulang bekerja.

kulihat rumah nya cukup seram sebab banyak tumbuhan liar disekitaran sana.

"Ini bener rumah nya... Tapi kenapa kaya tak berhuni?" gumam ku dengan nada cemas dan takut.

Ceklek....

Pintu itu terbuka dengan sendirinya, hal itu membuat ku merasa terkejut dan reflek mundur... seorang pria tua dengan tongkat memandang ku dengan tatapan tajam nya.

"Masuklah." ucap nya dengan nada tajam

Dengan langkah ragu aku masuk ke sana, dan melihat sekitaran dengan aroma kembang dan bau kemenyan yang menyengat di hidung ku. rasanya tak nyaman sekali.

"Ada apa?" tanya nya dengan wajah datar memandang ku penuh menyelidik.

"Ki... Apa kau bisa membuat pria yang kucintai bisa menjadi milik ku seutuhnya?" tanya ku dengan sedikit terbata.

"Hahahah.... Tentu saja, asal kau membayar ku dengan tinggi." ucap nya dengan santai.

"Dasar mata duitan, ternyata dukun juga butuh duit." gumam ku saat menatap datar ke arah nya.

"Berapa biaya nya ki?" tanya ku dengan penasaran.

"Soal biaya, bisa dibayar saat ritual ini berhasil. tak perlu khawatir, bisa bayar DP dulu." kata nya Dengan nada santai.

"DP kayak motor aja ki?"

"Ini namanya bisnis, tetap harus butuh uang kan." ucap nya dengan santai.

Hal itu membuat ku bernafas lega, setidaknya saat aku menjadi istri nya nanti aku bisa membayar nya. saat ini yang kupikirkan adalah memikat jaya untuk menjadi suamiku.