Niana Lestari,gadis berusia 18 th terpaksa harus menerima perjodohan yang dibuat oleh almarhum sang kakek dengan anak dari anak angkat sang kakek.
Irlan Pratama,laki-laki berumur 26 th adalah laki-laki yang dijodohkan untuk Niana.
Apa yang terjadi setelah pernikahan mereka?
Mengapa mereka harus bercerai di usia pernikahan yang masih 3 bulan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
"Mi,Irlan minta izin untuk tinggal terpisah dengan mami dan papi" ujar Irlan setelah meyelesaikan sarapannya.
Mami Nita mengernyitkan keningnya.
Sedangkan Papi Tian yang sudah tau hanya diam saja memantau. Begitupun mama Dena dan papa Niko,merasa Nia sekarang adalah tanggung jawab Irlan jadi mereka berusaha untuk tidak ikut campur dalam setiap keputusan yang Irlan ambil,termasuk tinggal terpisah dengan orangtuanya.
"mami gak setuju..!" ujar mami Nita kesal.
"mi..dengar dulu penjelasan Irlan.." kata papi Tian sambil mengusap punggung istrinya.
"mami gak butuh penjelasan pi,papi kan tau gimana sepinya rumah itu kalau Irlan juga keluar dari rumah.!" kata mami Nita yang semakin emosi.
"Mi,Irlan cuma pengen mandiri. Sekarang Irlan punya istri yang jadi tanggung jawab Irlan,gimana Irlan bisa belajar menjadi suami yang bertanggung jawab kalau Irlan masih tinggal sama mami dan papi." kata Irlan mencoba memberi penjelasan kepada maminya.
"Irlan janji setiap akhir pekan kita akan nginep di rumah mami."
Mami Nita belum juga bergeming,dia masih tidak rela anak dan menantunya harus tinggal terpisah darinya.
"boleh yah mi.." tanya Irlan dengan suara selembut mungkin.
Mami Nita yang melihat wajah anaknya yang begitu memohon pun akhirnya luluh.
"kalian mau tinggal dimana..?" tanya mami Nita yang sudah melunak dengan keputusan anaknya.
"Irlan sudah beli rumah mi..yah gak sebesar rumah mami dan papi sih,tapi Irlan bisa pastiin keamanan dan kenyamanan menantu mami tetap terjaga." jawab Irlan sambil tersenyum.
Hati Nia meleleh karena baru pertama kali melihat Irlan tersenyum dengan manisnya walaupun senyuman itu bukan untuk dirinya.
"ohh co cweeeet.." batin Nia
"kamu gak lagi ngrencanain sesuatu yang buruk sama menantu mami kan Lan." tanya mami Nita dengan tatapan menyelidik.
Nia yang dari tadi senyum-senyum.sendiri sambil memandang Irlan mengalihkan pandangannya kepada mertuanya kemudian kembali menatap suaminya.
"maksud mami..?"
"manatau aja kamu minta pisah rumah sama mami biar bisa kamu nyiksa Nia,nyuruh Nia ini itu sampe akhirnya dia capek berumah tangga sama kamu dan akhirnya ninggalin kamu." cerocos mami Nita mengungkapkan pikiran-pikiran negative yang ada di kepalamya.
"ya ampun mi....emang anak mami yang ganteng paripurna ini ada tampang tukang nyiksa apa..?" Irlan geleng-geleng kepala,tidak menyangka maminya punya pikiran seperti itu.
"Irlan gak akan mungkin begitu mi. Irlan cuma mau beradaptasi aja. Kalau kita tinggal sama mami pasti nanti mami nempel terus sama Nia,kalau udah gitu gimana kita berdua bisa mengenal lebih dalam.." kata Irlan lagi memberi alasan.
Mami pun mengangguk paham.
Nia yang menyimak setiap kata yang keluar dari mulut Irlan jadi gagal fokus dengan kata-kata "mengenal lebih dalam", otak Nia pun mulai treveling ke arah-arah mesum.
"jadi mulai kapan kalian akan tinggal di rumah kalian sendiri.?" tanya papi Tian.
"hari ini juga pi.." jawab Irlan.
Mama Dena dan papi Niko yang sedari tadi diam sembari mendengarkan percakapan menantu dengan besannya pun mengeluarkan suara,memberikan nasehat-nasehat untuk anak dan menantunya.
------------------------------------------------------------------------------
Kini mereka telah sampai di rumah baru yang akan mereka tempati.
"bukain gerbang Ni.." suruh Irlan ke istrinya sembari memberikan kunci.
Nia pun turun dari mobil dan membukakan gerbang. Irlan pun segera memasukkan mobilnya ke garasi.
Setelah memarkirkan mobilnya Irlan turun dan menutup pintu mobil,kemudian berjalan menuju ke dalam rumah.
Nia yang lebih dulu masuk ke dalam rumah matanya terus melihat-lihat sekeliling rumah barunya.
"gimana..suka?" tanya Irlan dari belakang Nia.
Nia pun mengangguk sambil tersenyum kepada suaminya.
"suka banget kak."
"kakak kapan nyiapin rumah ini.?" tanya Nia penasaran,karena semua perabotan telah terisi lengkap,interiornya pun seperti sudah di pikirkan dengan matang.
"mungkin udah lima tahunan aku beli rumah ini." jawab Irlan dengan mata yang menerawang jauh mengingat tujuan ia membeli rumah ini.
Rumah yang Irlan persiapkan untuk dirinya dan Melda,rumah yang tidak terlalu besar karena dulu uang tabungannya hanya cukup untuk membeli rumah dengan ukuran minimalis.
Dia mendekor semua ruangan sesuai dengan apa yang Melda sukai. Niat awal rumah ini akan dijadikan kejutan untuk Melda dan di rumah ini pula ia akan melamar Melda. Tapi kenyataannya Melda meninggalkannya sebelum ia melamar Melda.
Nia yang masih berpikiran polos pun mengangguk tanpa mengerti arti dari kata-kata suaminya. Dia pun tidak mencari tahu kenapa Irlan membeli rumah lima tahun yang lalu.
Nia pun kembali mengelilingi rumah itu,ia menemukan taman kecil di belakang rumah.
"bakalan seru kali yah kalau ajak Ica sama Tia barbeque an disini.." pikir Nia.
"Nia...sini dulu ada yang mau aku omongin.." panggil Irlan dari ruang keluarga.
Nia pun berjalan mendekati suaminya.
"kenapa kak.?" tanya Nia sambil duduk di sofa samping tempat Irlan duduk.
"Kamu pake kamar itu," tunjuk Irlan ke arah kamar yang akan Nia pakai.
"aku pakai kamar ini " tunjuk Irlan lagi ke arah kamar yang akan di pakai.
Nia mengernyitkan keningnya. Bingung. Bukannya suami istri itu tidur satu kamar kenapa mereka malah pisah kamar,itu yang ada dipikiran Nia.
"jangan salah paham dulu." kata Irlan paham dengan apa yang sedang Nia pikirkan.
"kita kan belum saling cinta,ada baiknya kita beradaptasi dulu. Aku cuma gak mau terjadi hal-hal yang gak diinginkan sebelum kita saling cinta. Kamu paham kan?" Irlan mencoba menjelaskan.
Nia menggeleng tanda tidak mengerti.
"Gini deh,emangnya kamu mau aku minta hak aku tapi aku nglakuinnya cuma atas dasar nafsu aja?" tanya Irlan berterus terang.
Nia kembali menggeleng.
"aku cuma menghindari hal-hal kayak gitu. Biar gimanapun aku laki-laki normal kalau kita tidur sekamar aku gak yakin bisa terus nahan diri aku. Laki-laki bisa melakukan hubungan suami istri meski tanpa cinta sekalipun. Kamu gak mau aku kayak gitu kan?" Irlan menjelaskan panjang lebar.
Dia mengingat kembali kejadian di hotel tadi pagi saat dirinya bangun. Kalau sampai mereka tidur sekamar lagi, pertahanan Irlan pun dipastikan akan roboh juga. Dia tidak ingin hal itu terjadi makanya dia memutuskan untuk pisah kamar.
Nia pun mengangguk paham akan penjelasan Irlan.
"tapi sampai kapan.?" tanya Nia dengan suara lirih.
"sampai kita bisa saling mencintai." jawab Irlan yang dirinya pun tidak yakin kapan dia bisa membuka hati untuk istrinya. Terlebih Melda telah kembali.
"terus kalau dalam setengah tahun atau setahun kita gak bisa saling mencintai,atau hanya aku yang cinta sama kakak apa kita akan tetap tidur terpisah?" tanya Nia penasaran.
"entah lah...aku belum berpikir ke arah situ." jawab Irlan jujur.
"udah gak usah pikir yang aneh-aneh dulu. Inget,ada yang Maha Kuasa yang bisa membolak-balikkan hati manusia." lanjut Irlan menenangkan hati istrinya.
"terus kalau orangtua kita dateng kesini dan ngeliat kita pisah kamar gimana.?" tanya Nia mengantisipasi.
"udah kamu tenang aja,itu jadi urusan aku. Oke" kata Irlan sambil mengusap kepala Nia.
"sekarang kamu istirahat dulu. Aku juga mau istirahat." Irlan pun beranjak dari sofa menuju kamarnya.
Nia yang melihat Irlan sudah masuk ke kamarnya pun ikut beranjak dari sofa dan masuk ke kamarnya.
Sampai di kamar,Nia pun memindahkan baju-bajunya dari koper ke dalam lemari. Setelah itu Nia pun naik ke atas ranjang dan tertidur.
btw, kunjungi juga karyaku ya😁🙏🏻