Transmigrasi Istri Pemburu

Malam hari yang senyap dan gelap. Yue sudah siap dengan pakaian laki-laki yang tertutup. Cadar menutupi wajah cantiknya, memperlihatkan mata tajam yang mendukung ketampanannya. Dia melesat cepat dengan kaki jenjangnya menuju lokasi yang diberitahukan tadi.

Dia melesat cepat, merasa udara di gang itu sangat dingin. Yue juga bisa merasakan ada tatapan mata tajam yang mengamatinya di dalam gang, Yue terus fokus ke ujung, benar saja ada kios senjata usang disana.

Yue melihat ada pria tua yang berjaga di sana, saat Yue datang pemilik kios terlihat santai dan menyambut dengan ramah. Benar-benar terlihat seperti kios biasa.

“Berikan aku senjata Naga.” Tunjuk Yue ke arah Cermin emas.

Suara Yue berat dan gagah, meskipun masih terdengar halus. Yue terlihat seperti remaja puber yang suaranya baru saja pecah karena jakun tumbuh.

“Anda datang di tempat yang tempat, silahkan masuk.” Ucap Pria tua.

Tembok di samping Yue tiba-tiba terbuka, Yue sempat terkejut tapi dia menetralkan ekspresinya. Dia masuk dengan jantunh berdebar, berharap semuanya akan berlangsung dengan mulus.

Yue di kawal beberapa pria yang terlihat kuat, Yue jadi takut. Sampai di sebuah meja yang di batasi tirai hitam, Yue akan bertanya dan pihak Guild akan menjawab sesuai harga.

“Apa yang membawa anda kemari, Tuan?.” Suara di balik tirai terdengar milik pria tampan.

“Saya ingin mencari tau tentang seseorang.” Ucap Shen Yue, dengan suara laki-laki.

“Siapa yang anda cari?.” Ujarnya.

“Lin Yuwen, Pria kekar dengan tubuh tinggi tegap. Tinggi nya sekitar 200cm, tatapannya tajam dan menusuk, aku membutuhkan informasi keberadaannya akhir-akhir ini.” Ucap Shen Yue, jantungnya berdebar kencang.

………….”

“Hah?! Kenapa tiba-tiba senyap anjir, kenapa nih?.” Batin Shen Yue, was-was.

“Maaf, Tuan. Apa anda pernah bertemu Lin Yuwen?.” Ujarnya.

“Ya, dia mengenalku.” Jawab Shen Yue.

“Apa anda bisa membuktikannya?.” Ujarnya.

“Bukti ya? aku datang atas permintaan Serena.” Ucap Shen Yue, membawa nama lamanya.

“Sele-ina?.” Herannya.

“Serena, dia akan mengerti. Apa Lin Yuwen itu orang yang hebat? anda terlihat ketakutan.” Ucap Shen Yue.

“Apa anda bersedia menunggu? saya akan memanggilkan Bos saya, mungkin beliau akan tahu tentang Lin Yuwen.” Ucapnya.

“Ya, tidak masalah.” Ucap Shen Yue.

Yue di arahkan menuju sebuah gazebo, dia menunggu dengan tenang. Tidak melakukan tindakan mencurigakan apapun, dia berharap jalannya menuju Yuwen akan segera tiba.

Yue menatap langit malam yang indah dengan sendu, entah ini perasaan rindu dalam dirinya atau dari anaknya. Bagaimana respon Yuwen jika tau dirinya hamil? apa yang akan terjadi setelah ini?.

1 Jam dirinya menunggu dengan tenang, tidak protes ataupun mendesak. Dia sadar diri karena dirinya bukanlah siapa-siapa, dia datang mengharapkan informasi, jadi harus bersabar.

Tap

Tap

Tap

Yue menoleh saat mendengar suara langkah kaki, jantungnya berdebar kencang. Dia mengenal siapa laki-laki yang datang padanya, tinggi badan yang mencolok, langkah tegap yang sangat dirinya kenal.

Deg.

Lalu tatapan tajam yang menatap dingin ke arahnya, Mata Yue berkaca-kaca, nafasnya tercakat. Dia merasa kakinya melemas, dia ingin menerjang dan memeluk pria di depannya dengan erat.

“Siapa kau.” Suara boriton, yang sangat dirinya kenal dan rindukan.

“Aku datang, Yuwen.” Shen Yue, menjawab dengan suara perempuan miliknya.

Deg.

Mata tajam itu melotot, bahkan dia tersentak kaget. Yue sudah meneteskan air mata dengan deras, menatap penuh kerinduan pada pria jangkung di depannya.

Srattttt

Dengan gerakan cepat, tangan besar dan kekar itu menarik cadar yang menutupi wajah Yue. Tangan pria itu gemetar, bahkan matanya sudah berkaca-kaca, menatap wajah Yue yang berderai air mata.

“Y-yue….. apa yang..” Suara Yuwen bergetar.

“Suamiku pergi begitu lama, dia melupakan kami begitu saja. Entah sampai kapan kami harus menunggu tanpa kepastian, aku datang mengikuti insting dan naluri, aku percaya bisa menemukanmu.” Ucap Shen Yue, terisak.

Greb

Yuwen memeluk Yue sangat erat, tubuhnya bergetar. Yue membalas pelukan itu tidak kalah erat, membenamkan wajahnya di dada bidang suaminya, dia menangis keras disana, merasa lega dan rindu yang membuncah.

Para pengikut Guild melotot melihat Bos nya memeluk Pria, mereka memilih pergi dari sana. Tidak sepantasnya mereka mengintip kehidupan pribadi Bos mereka.

Yuwen melepaskan pelukan, mengusap air mata Yue dengan ibu jarinya. Tatapannya teduh, Yue melepas cadar yang menutupi wajah tampan suaminya. Dia tersenyum manis, menyentuh wajah itu dengan bahagia.

Yuwen menikmati sentuhan lembut tangan Yue di wajahnya, dia menatap penuh kerinduan pada Istrinya. Sepasang suami istri yang masih belum tau jati diri masing-masing, tapi cinta mereka benar-benar nyata dan tulus.

“Siapa kami yang kau maksud tadi?.” Tanya Yuwen, merasa ada yang aneh.

“Ya, kau meninggalkan kami.” Shen Yue tersenyum manis.

“Kami?.” Yuwen masih kebingungan.

“Aku hamil. Ucap Shen Yue.

Deg.

Yuwen lagi-lagi tersentak kaget, dia mematung. Mancari kebohongan di pancaran mata Yue, tapi tidak menemukan apapun. Yuwen menatap perut Yue yang masih rata, lalu menatap wajah cantik Yue.

“Hamil?.” Tanya Yuwen, masih tidak percaya.

“Iya, sudah memasuki bulan ke empat.” Ucap Shen Yue, menarik tangan Yuwen ke arah perutnya.

“Benarkah?!.” Yuwen terlihat senang, tapi juga khawatir.

“Iya, kenapa? kau tidak senang? Kau sudah punya anak dengan wanita lain!?! Kau tidak senang aku datang menyusulmu? kau ingin aku pergi? kau tidak mau anak ini lahir?.” Shen Yue memberondong pertanyaan, yang lebih ke tuduhan pada Yuwen.

“Pftttt.” Yuwen justru tertawa, dia sangat merindukan ocehan istrinya ini.

“Kenapa tertawa?!.” Sungut Shen Yue.

“Aku sangat merindukanmu, Yue.” Ucap Yuwen.

“Bohong.” Bantah Shen Yue.

“Aku serius.” Tegas Yuwen.

“Lalu kenapa kau tidak kembali?!!.” Shen yue menangis karena kecewa.

“Aku akan kembali setelah masalah disini selesai.” Ucap Yuwen.

“Masalah apa? Kalau kau tetap tidak mau bercerita. Izinkan aku pergi dan menikah lagi, aku bisa membesarkan anak ini sendiri.” Ucap Shen Yue, tegas.

“Apa yang kau katakan, aku tidak akan membiarkanmu pergi kemana pun.” Yuwen terlihat marah.

“Kalau begitu katakan semuanya padaku, kau masih menganggapku orang lain, kau tidak percaya padaku. Kalau begitu anggap saja anak ini anak orang lain, aku juga tidak mau percaya padamu.” Marah Shen Yue.

Yuwen memijat pangkal hidungnya merasa pusing, tapi Yue sudah memutuskan. Jika Yuwen masih saja tertutup, maka dia akan pergi mencari kebahagaan dari Pria lain saja.

“Baiklah aku menyerah, aku akan memberitahu semua yang ingin kau tau.” Ucap Yuwen, kalah debat.

“Aku ingin tau semuanya.” Tekan Shen Yue.

“Ya, semuanya. Jadi, jangan pergi kemana pun.” Ucap Yuwen, mengelus pipi Yue dengan lembut.

“Tergantung seperti apa kejujuranmu.” Ucap Shen Yue, dingin.

“Baiklah, ayo pindah.” Ajak Yuwen.

“Kemana?.” Heran Shen Yue.

“Ke Tempat yang lebih aman.” Ucap Yuwen, menarik Yue ke pelukannya dan melompat tinggi ke atap.

Kyaaaaaaaa!

Yue terkejut saat tiba-tiba di bawa terbang tinggi, lalu melompat dari atap satu ke atap yang lain. Yue tidak menyangka suaminya bisa terbang.

“Omg! persis kaya yang di komik. Kok bisa terbang begitu sih, emangnya dia ini belalang?.” Batin Shen Yue. terkejut.

Yue menikmati sensasi terbang bersama suaminya, dia melihat keindahan dari atas. Apalagi dekapan Yuwen yang erat di pinggangnya, dia jadi merasa sedang di selamatkan super hero.

Yuwen membawa Yue masuk ke sebuah rumah tertutup, Yuwen mengajak Yue duduk diatas ranjang empuk dengan hati-hati. Yue langsung merebahkan diri karena merasa lelah.

Yuwen melepaskan hanfu nya, ikut tertidur di samping Yue, menatapnya lamat-lamat. Ada senyum tipis yang terukir di wajahnya, Yue jadi merasa malu karena di tatap begitu intens.

“Kenapa kelambu zaman ini kok pasti merah?.” Batin Shen Yue.

Yuwen terus menatap Yue, lalu mendekat perlahan. Mengunci pandangan, mata keduanya menutup perlahan lalu ciuman hangat, dalam dan penuh gairah pun terjadi.

Cup

Keduanya berciuman cukup lama, saling mengecap, melumat dan membelit dengan panas. Mengungkapkan semua rasa rindu yang mendalam, seakan merasa haus dan menghilangkan dahaga.

Puah

Keduanya terengah, saling menatap dengan tatapan penuh cinta, senyum indah terpatri di wajah mereka. Yuwen membuka Hanfu milik Yue, suasana sangat mendukung keduanya melakukan penyatuan.

“Anjay, baru ketemu langsung di tusuk, dasar musang birahi.” Batin Shen Yue.

“Yuwen, kau tidak jajan di luar kan?.” Ucap Shen Yue.

“Ya? jajan apa?.” Bingung Yuwen.

“Selama kau disini, kau tidak pernah melakukan hubungan badan dengan wanita lain kan?.” Ucap Shen Yue, menatap tajam.

“Tidak pernah, tidak akan pernah sekalipun.” Jawab Yuwen tegas.

“Yang benar?.” Ujar Shen Yue tengil.

“Kau bisa melihat, berapa banyak yang akan aku keluarkan malam ini.” Ucap Yuwen, menggesek hidungnya di tengkuk Yue.

“Ukh… tolong ingat, aku sedang hamil.” Ujar Shen Yue.