Bagaimana jika di hari pernikahan setelah sah menjadi suami istri, kamu ditinggal oleh suamimu ke luar negeri. Dan suamimu berjanji akan kembali hanya untukmu. Tapi ternyata, setelah pulang dari luar negeri, suamimu malah pulang membawa wanita lain.
Hancur sudah pasti, itulah yang dirasakan oleh Luna saat mendapati ternyata suaminya menikah lagi dengan wanita lain di luar negeri.
Apakah Luna akan bertahan dengan pernikahannya? Atau dia akan melepaskan pernikahan yang tidak sehat ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pukulan Telak Di Ruang Rapat
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba yaitu hari pergantian CEO. Sejak pagi buta, Luna sudah bersiap. Dengan pakaian kerja yang rapi dan rambut dikuncir kuda, dia akan pergi kerumah Adiguna di hari pertamanya bekerja. Dan sudah berada di rumah keluarga Adiguna sejak pagi, bahkan Arya sendiri belum bangun. Dia sengaja datang lebih awal untuk mendampingi Arya, calon CEO barunya, agar mereka bisa berangkat bersama menuju perusahaan.
"Kamu sudah datang, pagi sekali. " sapa Arya yang baru turun dari tangga dengan piyamanya.
"Anda baru bangun? Astaga... kenapa baru bangun sih, coba lihat jam berapa sekarang. Ini adalah hari pertama anda bekerja, seharusnya anda itu disiplin waktu. Jangan ngaret kayak gini. " omel Luna yang merasa kesal dengan tingkah atasannya itu.
"Aku kan akan jadi bos, jadi bebaslah. " jawab Arya santai sambil memakan sarapannya, disana juga ada Reza yang tertawa geli melihat adiknya diomeli asistennya.
"Justru karena anda bos, seharusnya anda memberikan contoh yang baik untuk bawahan anda. Jika bos saja seenaknya sendiri lalu bagaimana dengan bawahan atau karyawan anda. " kembali Arya mendapatkan siraman rohani pagi dari Luna.
"Silahkan habiskan sarapan anda, cepat mandi dan ganti baju. Kita segera berangkat. Pertemuan dilakukan pukul sembilan pagi. " kata Luna dengan kesal. "Saya minta ijin masuk ke kamar anda, Pak. "
"Untuk apa? " tanya Arya bingung dengan permintaan Luna.
"Untuk tidur, " jawabnya asal dan dia langsung berlari menuju lantai atas ke kamar Arya.
Luna segera mengambil setelan kerja Arya, kemeja putih, celana bahan, dan jas hitam tidak lupa dasi dan juga beberapa keperluan Arya lainnya.
"Pekerjaan bodoh, aku benar-benar ingin menolak pekerjaan ini sejak awal. Karena tau resikonya, aku tidak akan hanya menjadi asisten kerja, tapi pasti menjadi asisten pribadi Arya si pemalas itu. " gumam Luna sambil terus mengomel.
Di ruang makan terlihat Arya makan dengan bibir di tekuk, sambil menatap kakaknya yang sedang menikmati sarapannya dengan santai karena dia sudah siap untuk berangkat.
"Kak, memangnya dia itu siapa? asistenku atau istriku bisa-bisanya mengomel seperti itu. "
"Aku rasa dia tidak akan hanya menjadi asisten kerjamu, tapi juga asisten pribadimu. Ingatlah Luna itu perfeksionis dan sangat disiplin. Dia tidak akan mentolerir keterlambatan seperti ini." Reza menatap jam tangannya. "Waktu kita tinggal satu jam, cepatlah. "
Arya mendengus kesal dan segera menyelesaikan sarapannya, lalu pergi ke kamar untuk membersihkan diri dan bersiap. Saat masuk kedalam kamar dia melihat baju gantinya sudah tertata rapi di atas tempat tidurnya, bibirnya menyunggingkan senyuman namun tidak bertahan lama, karena suara Luna kembali menginterupsi.
"Waktu mandi 10 menit, berganti pakaian paling lambat 10 menit. Jika anda terlalu lamban lihat saja apa yang akan saya lakukan. Saya akan menunggu di depan pintu. " Kata luna dan menutup pintu kamar Arya.
"Hey, apa-apaan dia itu. " Gumamnya kesal dan segera masuk ke kamar mandi.
Ternyata tidak membutuhkan waktu dua puluh menit, lima belas menit saja, Arya sudah keluar dengan pakaian dan rambut rapi. Benar-benar terlihat sempurna. Reza yang melihat itu hanya terkekeh dalam hati dan segera mengajak mereka berangkat ke perusahaan.
"Ini adalah sambutan yang akan anda bacakan nanti jika anda belum mempersiapkannya. "
Luna memberikan sebuah kertas kepada Arya dan diterima Arya. Pria itu membacanya lalu menganggukkan kepalanya.
"Nanti berikan saja padaku. "
Setibanya mereka di kantor pusat Adiguna, aura ketegangan terasa begitu kental. Ruang rapat sudah dipenuhi oleh para petinggi perusahaan dan kepala divisi, termasuk Rafi dan Saras. Mereka semua duduk dengan rapi, menanti kedatangan Reza dan calon pemimpin baru mereka.
Pintu ruang rapat terbuka. Asisten dan sekretaris Reza masuk lebih dulu, menyiapkan semua agenda rapat. Tak lama kemudian, Reza dan Arya menyusul masuk. Di belakang mereka, Luna juga masuk kedalam ruangan langkahnya begitu anggun dan percaya diri. Penampilannya sangat berbeda dari Luna yang biasanya.
Mata Rafi dan Saras membelalak. Mulut mereka terbuka, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Luna! wanita itu berada di barisan para petinggi perusahaan, tepat di samping Arya, calon CEO baru mereka. Sosok yang dulu mereka remehkan, kini berdiri sejajar dengan pimpinan.
"Mas aku nggak mimpi kan? " tanya Saras kepada suaminya.
"Enggak, kamu nggak mimpi karena aku juga melihatnya dengan mata kepala ku sendiri. " jawab Rafi dengan pandangan menatap Luna yang terlihat santai.
Reza berdiri dan, mengambil alih acara hari ini dan memberikan kata sambutan untuk memulai acara.
"Selamat pagi, hadirin sekalian. Terima kasih atas kehadiran Anda semua. Seperti yang Anda ketahui, hari ini adalah hari yang penting bagi perusahaan kita. Saya akan mengundurkan diri sebagai CEO dan digantikan oleh adik saya, Arya Adiguna."
Reza memperkenalkan Arya kepada seluruh peserta rapat. Arya, dengan tatapan percaya diri, melangkah maju.
"Arya, silakan berikan sepatah dua patah kata sambutan kepada mereka. " pinta Reza.
Saat Arya hendak berbicara, ia tampak sedikit gugup. Dengan sigap, Luna melangkah maju, memberikan sebuah berkas berisi poin-poin penting yang harus disampaikan. Arya mengambilnya, tersenyum ke arah Luna, dan memulai sambutannya.
Rafi dan Saras saling pandang, penuh keheranan. Mereka tidak bisa mencerna apa yang baru saja terjadi. Sosok yang mereka anggap tidak berguna, kini menjadi penolong bagi pemimpin baru perusahaan.
Setelah Arya selesai menyampaikan sambutan, dia berdiri dan menatap seluruh peserta rapat.
"Dan sekarang, saya ingin memperkenalkan seseorang yang akan mendampingi saya. Dialah Luna, asisten pribadi saya, konsultan bisnis, dan juga kuasa hukum perusahaan yang selama ini menangani kasus-kasus hukum diperusahaan kita," ucap Arya dengan suara lantang dan penuh penekanan.
"Luna adalah orang yang sangat penting di perusahaan ini. Saya berharap Anda semua juga bisa menghormati dan mendengarkan pendapatnya, sama seperti Anda menghormati saya. Bagi para petinggi perusahaan mungkin kalian sudah mengenal Luna dan sepak terjang nya selama ini." ucap Arya dan diangguki oleh para petinggi perusahaan.
"Dan sekarang saya memperkenalkan dia kepada Anda semua yang belum mengenal Luna, agar kalian bisa tau posisi Luna saat ini." imbuhnya.
Deg!
Rafi dan Saras ternganga lebar. Posisi Luna bukan main-main. Ia adalah asisten CEO, seorang konsultan bisnis, dan kuasa hukum perusahaan. Tapi Selama ini, yang mereka tahu Luna hanya sebagai wanita rumahan yang tidak memiliki pekerjaan.
Luna, yang sedari tadi tidak menoleh sedikit pun ke arah mereka berdua, kini menatap Rafi dan Saras dengan tatapan dingin. Di dalam hatinya, dia merasa puas. Inilah balasan terindah atas semua pengkhianatan dan penghinaan yang telah mereka berikan kepadanya.