NovelToon NovelToon
Become The Billionaire'S Wife

Become The Billionaire'S Wife

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:7.6M
Nilai: 5
Nama Author: Sujie

Namanya Elisa, dia terlahir sebagai putri kedua dari keluarga Hanggara, namun hal itu tak membuat nasibnya bagus seperti kakaknya.

Dia bahkan dikenal sebagai perempuan arogan dan sangat jahat di kalangannya, berbeda dengan kakaknya yang sangat lembut dan pandai menjaga sikap.

Marvin Wiratmadja, adalah putra dari Morgan Wiratmadja. Terlahir dengan kehidupan super mewah membuatnya tumbuh menjadi orang yang sedikit arogan dan tak mudah di dekati meski oleh lawan jenisnya.

Namun siapa sangka, ketertarikannya justru tertuju pada seorang gadis yang dikenal berhati busuk dan semena-mena bernama Elisa Hanggara.

Bagaimana takdir akan mempertemukan mereka?

Baca episodenya hanya disini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sujie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berniat pergi

Seharian memikirkan Elisa membuat Marvin tidak bisa tidur semalaman. Tubuhnya merasa tidak begitu fit pagi ini.

Tapi hari ini adalah hari pertamanya ia mulai memimpin perusahaan ayahnya. Sehingga mau tidak mau ia harus tetap pergi ke gedung utama.

Marvin turun dari kamarnya menuju ruang makan. Di sana Oma, Opa serta kedua orang tua, juga adik perempuannya sudah menunggu.

"Marvin, ayo duduk," ucap Eylina pada putranya.

Pria itu tersenyum dan mencium pipi ibu tercintanya, kemudian duduk di kursinya.

"Kau tampak lesu, apa kau sakit?" tanya ibunya seraya menempelkan punggung tangannya di dahi Marvin.

"Tidak, Mi. Marvin hanya kurang tidur saja,''

"Baiklah kalau begitu, makan yang banyak lalu minum vitamin mu agar tubuhmu lebih fit," ujar Eylina seraya mengusap lembut punggung putranya.

"Iya, Mi,"

Marvin meraih piringnya yang sudah terisi makanan. Ia lalu menyantapnya sedikit tidak berselera. Jika bukan karena ibunya, ia mungkin sudah meninggalkan makanannya dan segera berangkat ke kantor.

Saat ini semua orang yang ada dimeja makan juga sedang sibuk dengan makanannya masing-masing.

Di dalam rumah ini sudah banyak sekali perubahan, warna cat yang entah sudah berganti berapa kali, dekorasi ruangan serta pajangan yang diubah, hingga para pelayan yang sudah berganti orang.

Namun, untuk masalah hidangan, koki disini tetap memberikan cita rasa yang masih terjaga meski pekerjanya sudah berganti orang.

Kepala pelayan saat ini juga telah berganti, namanya Bu Susi. Ia wanita berusia kurang lebih 45 tahun. Dia menggantikan pak Gunawan sejak sepuluh tahun yang lalu, saat usia pak Gunawan mencapai hampir 70 tahun.

Cukup tua secara usia, tapi jangan salah. Pak Gunawan masih cukup bugar, tapi tuan Wira memintanya untuk beristirahat. Agar pak Gunawan bisa sedikit menikmati masa tuanya.

Bu Susi juga bukanlah orang yang sembarangan. Kepala pelayan yang baru itu sebelumnya telah melewati banyak tes dan juga pelatihan sebelum akhirnya diangkat secara resmi untuk menggantikan pak Gunawan. Pendidikannya juga cukup tinggi, ia adalah lulusan Sekolah Tinggi Perhotelan dan Pariwisata. Bidang yang cukup penting untuk dirinya, karena menjadi kepala pelayan sebuah keluarga besar tentu tidak bisa sembarangan. Banyak hal yang harus dikuasai, terkait berbagai macam hidangan, cara penyajian, sampai melipat napkin pun harus dikuasai.

"Marvin berangkat, Mi. Oma, Opa, Marvin berangkat dulu. Luisa, kakak berangkat ya?" kata Marvin seraya mengacak gemas rambut adik perempuannya satu-satunya.

"Hati-hati, Kak,"

"Marvin hati-hati di jalan," pesan Omanya.

Tidak menjawab lagi, Marvin hanya mengangguk seraya tersenyum dan melambaikan tangannya.

Ia lalu pergi ke kantor bersama Ken.

****

Sementara ditempat yang lain

Lisa masih duduk termenung di dalam kamarnya. Ia menekuk lutut dan memeluknya.

Matanya masih terlihat sedikit bengkak karena semalam ia tak berhenti menangis setelah perdebatannya dengan ibunya.

Semalam Lisa berusaha menjelaskan jika kejadian siang itu bukanlah salahnya. Dia pikir, dia harus mengatakan apapun yang sebenarnya mulai hari itu.

Elisa berbicara panjang lebar, mengatakan apa yang kakaknya perbuat kepadanya sejak dulu.

Tapi apa yang dia dapatkan? Ibunya justru ganti menamparnya karena merasa Elisa telah sangat keterlaluan. Maria menganggap putri keduanya ini memutar balikkan fakta padahal ia sendiri sering menyaksikan apa yang Lisa lakukan pada kakaknya.

Rasa panas di pipinya karena ditampar oleh ayahnya belum reda, dan lagi-lagi ia harus menerima perlakuan itu lagi dari ibunya.

"Lisa mengatakan kebenarannya, tapi kalian tidak pernah mempercayai Lisa," ujar Lisa bergetar menahan sakit hati juga sakit di pipinya.

"Jika kami tidak melihat sendiri, tentu kami kami akan percaya padamu. Tapi kami melihat dengan mata kepala kami sendiri, jika kakakmu tersungkur dihadapan mu. Mama dan Papa tidak pernah mengajarimu berbohong, Lisa. Kenapa kau selalu berbohong?"

"Terserah kalian jika tidak percaya. Lebih baik Lisa pergi dari rumah ini, daripada disini Lisa hanya jadi beban dan tidak pernah dianggap sebagai anak oleh kalian. Tidak pernah dipercayai dan bahkan tidak pernah mendapat hak untuk sekedar menjelaskan," ujarnya seraya berdiri dan beranjak dari tempatnya.

"Tutup mulutmu! Papa sudah banyak memberimu kesempatan untuk memperbaiki diri, untuk belajar tentang pengelolaan perusahaan, tentang bagaimana caranya bersikap, tapi kau selalu menyia-nyiakan kesempatan itu. Seharusnya kau introspeksi diri, dan belajar lebih banyak dari kakakmu Bukan malah menyalahkan kakak yang selama ini sudah banyak mengalah padamu,"

Lisa tersenyum sarkas, tapi di dalam hatinya sungguh sakit. Dibandingkan hingga seperti ini? Bukan masalah jika hanya tentang mengurus perusahaan, karena memang dia tidak bisa di bidang itu.

Tapi bagaimana bisa orang tuanya bisa se-buta ini? Hingga tidak bisa melihat kebenaran dari sorot matanya.

Bukankah banyak yang bilang, orang tua adalah orang yang paling bisa memahami anak-anaknya? Tapi mana? Kenapa dia tidak merasakannya hingga saat ini?

"Terimakasih sudah merawat Lisa sampai hari ini, maafkan Lisa yang sangat hina dan tidak bisa membanggakan kalian," katanya menutup perdebatannya.

Setiap hari rasanya sesak sekali merasakan seperti ini. Lisa berjalan menuju kamarnya.

"Jika kau berani melangkahkan kakimu keluar dari rumah ini, selamanya jangan pernah kembali ke rumah ini lagi," Hanggara memberi peringatan keras.

Dan karena hal itulah ia masih bertahan dirumah ini.

1
Sweet Girl
Sakit jiwa nie Stevi
Sweet Girl
Ruba bener
Sweet Girl
Obat pelangsang
Sweet Girl
Yo mosok koe Ra ro akibat dr obat Pin... Khan lama Urip Nang Londoh...
Sweet Girl
Obatin wes Vin... kasihan si Elisa....
Sweet Girl
Si Ruba
Sweet Girl
Belum tau kejadian sebenarnya sudah komentar, Buk ibuk....
Zery Nurvitha
lah...loe bapak ...kasih lah anak loe mobil....bapak goblok....wwkwkwkwk....
ahyuun.e
Curiga klo stevi dan orang tuanya cuma orang asing yg ngaku" ortunya elisa krn elisa pewaris yg sesungguhnya
Wangintowe Tundugi
jgn2 bukan anak kandung ya
Tri Rahayuningsih
Stevi yg dirumah Hanggara Stevi palsu oplas mungkin
Tri Rahayuningsih
semoga marvin TDK tergoda dan tidak goyah dg tipu muslihat stevi
Memyr 67
𝖽𝖾𝗀 𝖽𝖾𝗀𝖺𝗇
Memyr 67
𝖺𝗄𝗎 𝗒𝗀 𝗋𝖾𝖺𝖽𝖾𝗋 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖺𝗇𝗀𝗄𝖺. 𝗆𝖺𝗋𝗏𝗂𝗇 𝗒𝗀 𝖻𝖾𝗀𝗂𝗍𝗎 𝖽𝗂𝗄𝖺𝗀𝗎𝗆𝗂 𝖻𝖺𝗇𝗒𝖺𝗄 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀, 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝗆𝖾𝗇𝗒𝗎𝗌𝖺𝗁𝗄𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗇 𝖻𝗎𝖺𝗍 𝗉𝗎𝗌𝗂𝗇𝗀 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀𝗍𝗎𝖺𝗇𝗒𝖺.
Memyr 67
𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝗃𝗎𝗀𝖺, 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀𝗍𝗎𝖺 𝗅𝗂𝗌𝖺, 𝗍𝖺𝗎 𝗍𝖺𝗎 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝖺𝖽𝖺 𝗒𝗀 𝗆𝖾𝗆𝖾𝗋𝗀𝗈𝗄𝗂 𝗌𝗍𝖾𝗏𝗂 𝗒𝗀 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗂𝗇𝗍𝗂𝗉 𝗆𝖺𝗋𝗏𝗂𝗇 𝖽𝖺𝗇 𝗅𝗂𝗌𝖺 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖺𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖺𝗋𝖺?
Memyr 67
itu tablet untuk depresi ya? stevi kan gila?
Memyr 67
jelas hanggara tidak mengerti jalan pikiran elisa, hanggara kan tidak sadar, kalau dia orangtua yg goblog
Memyr 67
stevi stevi, dikira lisa tidak akan mengacaukan pertemuannya dengan tuan muda wiraatmaja? lisa sudah mengacaukan dari sebelum dia bertemu tuan muda wiraatmaja.
Memyr 67
hanggara dan maria menyesal? tapi tidak menyadari, kalau mereka orangtua yg goblog?
Memyr 67
𝖺𝗉𝖺 𝗂𝗇𝗂 𝖻𝗎𝗄𝗍𝗂 𝗄𝖾𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝖺𝗇 𝗁𝖺𝗇𝗀𝗀𝖺𝗋𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝗂𝗌𝗍𝗋𝗂𝗇𝗒𝖺 𝗒𝗀 𝗅𝖺𝗂𝗇 𝗅𝖺𝗀𝗂? 𝗌𝗎𝖽𝖺𝗁 𝖻𝗂𝗌𝖺 "𝖽𝗂𝗍𝗂𝗉𝗎" 𝖺𝗇𝖺𝗄 𝗄𝖾𝖼𝗂𝗅 𝗌𝖺𝗆𝗉𝖺𝗂 𝖽𝗂𝖺 𝖽𝖾𝗐𝖺𝗌𝖺, 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗍𝖺𝗎 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗄𝖾𝗇𝖺 𝗍𝗂𝗉𝗎 𝗅𝖺𝗀𝗂?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!