NovelToon NovelToon
Senandika Renata

Senandika Renata

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Angst / Romansa / Bad Boy / Bullying dan Balas Dendam / Slice of Life
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: YuanYen

Renata tuli, dan itu sudah cukup menjadi alasan mengapa dirinya di jauhi se-antero Amarta.

Tapi pemuda itu, Maleo, tidak berpikiran demikian. Ia justru menganggap Renata...Menarik? Tanpa alasan, seperti itulah Maleo.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YuanYen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

09. Lebih Buruk Dari Babi

"Renata Ginandar, kamu tahu sudah jam berapa?"

Tepat setelah kalimat penuh nada sarkasme yang Pak Chandra lontarkan mendadak mendatangkan keheningan pada ruangan yang semula riuh. Renata menunduk, ia tahu ia salah, sudah dua kali malah. Ia meruntukki dirinya sendiri dalam diamnya. Ketika suara bariton dingin kembali terdengar, gadis itu hanya berharap untuk tidak bertindak lemah seperti yang sebelum-sebelumnya, sebab seluruh mata kini memandangnya sinis.

Renata memainkan jemarinya. Wajahnya tertunduk, tertutup surai legam yang terawat. Berterimakasihlah kepada Ashel, gadis itu telah memberinya kursus merawat rambut agar tidak kusut, tidak mudah rontok, dan mengenyahkan ketombe-ketombe yang sangat tidak enak dipandang.

Pak Chandra menghela berat. "Kamu," ia menunjuk Renata. "Pergi menemui Bu Fitri, biar diurus sama dia." Pak Chandra memberi komando, Renata mengangguk, ia sedikit lega.

Namun nampaknya ada satu orang yang menggeram tak puas. Hera, gadis yang menggenakan gincu merah menyala menghantam meja yang suci tanpa dosa menciptakan nada sumbang yang memekakkan telinga.

"Iya, Hera?" Pak Chanda menatap Hera yang naik darah dengan tenang.

Hera meraup oksigen sejenak. "Bapak, Renata itu udah telat loh, cuma gitu doang hukumannya? Udah dua mapel loh Pak dia telat, keterlaluan banget sih, ga adil!" Cerca Hera terang-terangan, ia sepertinya berusaha memprovokasi teman-temannya yang lain untuk kembali melontarkan kata-kata hinaan pada gadis yang baru saja ditimpa musibah.

"Iya tuh Pak, saya aja telat satu mapel di pelajaran Bu Jasmine dihukum bawain buku-buku berat dari library, lah kok bocah lugu itu engga sih? Apa mentang-mentang dia lugu jadi dibebasin Pak?'' Velencia menambah-nambahi, yang lain tak mau kalah memancing bunyi gaduh dengan nada tak beraturan.

"Hera Nandika Janadwipa," Hera menggulirkan bola matanya. "Kamu nyusul Renata ke ruang bimbingan konseling ya?" Ujar Pak Chandra, senyum menyeramkan terukir di wajah yang terlihat jauh lebih muda dibanding usia aslinya.

"Pak?!" Hera hendak menyela, tapi segera Pak Chandra menolaknya. Itu tandanya perintah Sang Guru mutlak, dan nihil diberi revisi.

Hera dengan ogah-ogahan berjalan melintasi manusia-manusia yang memandangnya beragam, berbagai jenis tatapan dari yang mencemooh, mengejek, keheranan, bahkan yang menatapnya sinis pula ada. Tapi bukan Hera namanya kalau peduli dengan seluruh atensi buruk yang mereka arahkan kepadanya. Hera ya Hera, tak ada orang lain yang dapat mengusik hidup putri tunggal Soerya Nandika.

Hera berlalu tanpa memberi sepatah kata pada seluruh insan di ruangan tersebut. Renata mengikuti gadis itu karena memang tujuan keduanya sama.

"Velencia Armesti Atmaja," Velencia masih bengong menatap kepergian Hera, tanpa ia sadari Pak Chandra telah berada di mejanya, membawa sebuah rotan panjang yang menghantam mejanya, menghasilan bunyi nyaring yang menimbulkan gema.

"Gimana, mau ikut Hera juga?" Sindir Pak Chandra, segera Velencia menggeleng, pemandangan yang jarang didapati sebab Si Ratu Gosip sekarang terlihat mati kutu.

...•••...

Hera berbalik. "Lo ngapain ikutin gue sih?!'' Hardik Hera, rautnya berubah menunjukkan jelas kekesalannya.

Hera hanya menggeleng. "Kan kita mau ketempat yang sama, Hera," sahutnya.

"Don't call me with my name!'' Ia membentak Renata yang kini tertunduk takut. "Nama gue ga cocok disebut sama pelacur sialan kayak lo!!'' Emosi Hera tersulut dengan gampangnya, memang benar kata orang: Hera itu pendek sumbunya.

"Siapa yang pelacur?'' Seseorang seakan menengahi perkara menggunakan suara husky serak-serak basahnya. Hera hanya mengidikkan bahu tidak suka.

Hera mendongak, menatap lurus ke dalam mata sebiru lautan pemuda yang selalu bertugas membela Renata. "Renata Ginandar, dia yang gue sebut pelacur.'' Hera menegaskan barisan kata yang ia sebutkan.

Maleo mengepalkan tangannya, tangan kasar itu mungkin saja mendarat di satu atau dua bongkah pipi tirus Hera kalau saja tidak ditahan oleh seseorang. Sementara Hera, gadis itu terlihat sama sekali tak mempunyai sedikitpun ketakutan diantara binar cokelat yang selalu menatap Maleo tajam.

"Calm down." Tenang, kata sesosok yang Maleo yakini sebagai James Freddrin, teman basket beda sekolah yang memang sering bertanding bersamanya di lapangan indoor sekolah.

Maleo memejamkan matanya, mengatur napasnya, urat-urat nya terlihat jelas akibat seseorang telah menyalakan api di sumbunya.

"Yah, gak jadi dipukul deh, Raden Mas Maleo Javares Karimuna ternyata ga seberani itu buat memukul cewek rese yang telah berani-beraninya mengusik cewe sok polosnya itu." Hera tersenyum penuh kejayaan, Maleo kini berusaha mati-matian menahan api yang tak kunjung padam diantara relung-relung hatinya.

"SIALAN LO!" Maleo berteriak, suaranya bergema di antara lorong-lorong panjang yang sepi. Bu Fitri nampaknya pergi sebentar ke ruang guru, alih-alih kembali ke ruangannya, sebab ruang bimbingan konseling kosong melompong bak tak ada penghuninya. Kalau Bu Fitria ada, mungkin saja Maleo dan Hera sudah ia suruh masuk untuk disidang.

James kini hanya bisa berpasrah diri tatkala mendapati Maleo yang telah lepas dari genggamannya. Maleo berjalan perlahan mendekati Hera yang terlihat panik. Gadis itu menatap Maleo yang kesetanan, terbukti dari surai yang biasanya rapi kini terlihat acak-acakan seperti rambut Renata saat awal-awal tahun ajaran. Kendatipun Maleo terlihat jauh lebih tampan bila dalam posisi seperti ini, tak ayal gadis-gadis menyukainya.

"Bisa lo hentiin aksi bajingan lo?" Maleo berujar selirih mungkin.

"Kalau gak bisa? Lagipula gue bukan bajingan," Hera tertawa kecil. "Mungkin lo yang bajingan.'' Rautnya berubah sekejap menjadi serius, tidak ada ekspresi kegembiraan lagi di sana.

Maleo tertawa yang menurut Renata teramat mengerikan. Laki-laki itu seperti sedang kesurupan. Maleo membisikkan beberapa kata, pupil cokelat hangat Hera sedikit membola tapi segera ia samarkan pada wajah datarnya.

Ketika Maleo menjauh, ia segera ditarik James, Renata hanya memandangi kedua manusia yang tengah kalut akibat dirinya.

"Lo," Maleo menunjuk Hera, tatapan gadis itu terlihat kosong. "Lebih buruk, jauh, daripada babi."

Maleo tanpa aba-aba meninggal ketiga orang yang masih mematung, pemuda jangkung tersebut melewati jajaran siswa yang entah sedari kapan bergumul guna membicarakan dirinya secara gamblang. Untung saja Maleo berada diambang kemenangan, kalau saja argumennya kalah, tidak, Maleo kan tidak pernah mengalami kekalahan. Karena itulah Maleo, Maleo Javares. Bukan seperti Raden Mas Maleo Javares Karimuna.

Hera yang juga memendam berbagai macam emosi memilih untuk pergi dari massa yang perlu fakta dan informasi untuk dijadikan santapan gosip terbaru mereka. Hera yakin, cepat ataupun lambat, kejadian ini akan tersebar yang pastinya mempunyai berbagai sudut pandang akibat tak ada klarifikasi yang jelas dari kedua belah pihak.

Berbeda dengan tokoh utama dalam perdebatan. Renata digeret paksa oleh lelaki bernama James yang pastinya teman Maleo. Sebenarnya ia belum pernah melihat James di sekolah, membuat Renata bertanya-tanya mengenai identitas pemuda keturunan Inggris yang satu itu, eh atau memang orang Inggris?

Entahlah, kini pikiran Renata terfokus menjadi dua; Kondisi Maleo, dan hati Hera.

Menurutnya, Maleo tidak seharusnya membentak hingga mengata-ngatai Hera seperti itu, terlebih ditengah-tengah gerombolan para siswa. Tapi dilain sisi ia juga harus berterimakasih kepada Maleo, karena dirinya telah membelanya, meskipun reputasi Maleo yang menjadi taruhannya.

"Maleo..." Ujar seorang gadis lirih.

1
Galint
Ceritanya benar-benar menyenangkan, ada suka dan ada sukanya.. jadi nyaman banget🌹
Galint
plis jangan buru-buru tamat, ini lucu/Smile//Smile/
Galint: kayanya haruss
YenYuanTyan: mungkin aku tambahin extra chap kali yaa/Sly/
total 4 replies
Zhen Yi
saling support🤍🤍
YenYuanTyan: iyaa, semangat buat kamu ya cantikk/Hey/
total 1 replies
Verlit Ivana
'Kain beda rona' wuah aku suka padanan katanya. /Smile/
mamayot
salqm dari RAHASIA PANAS SANG DUDA
YenYuanTyan: okeiii habis tamat insyaallah aku baca ya sayangg /Smile/
total 1 replies
Alfaira
Hihiii semangat yaaa. Semoga rajinnya nular ✌🏻
YenYuanTyan: iya hihi, kamu juga semangat nulisnya yaaa
total 1 replies
YenYuanTyan
Bentar lagi bakal ada yang dapet karma/Sleep/
Neonaaaaa
lanjutt 🔥🔥
YenYuanTyan: udah kakak
total 1 replies
Alfaira
tiba2 bangett hamil 🙈
YenYuanTyan: Overthinking kakkk
total 1 replies
Neonaaaaa
semangat teruss🔥🔥
YenYuanTyan: huwaa makasihhh
total 1 replies
Serenarara
Gue juga seneng.../Tongue/
YenYuanTyan: kwkkwkwk Ashel kaptenn
total 1 replies
Serenarara
Heeii otak anda yah...mikirnya kejauhan...
YenYuanTyan: Renata: Maklum overthinking kak
total 1 replies
Serenarara
Aku takut...

Aku ingin bingar...
Aku mau di pasar...
Pecahkan saja gelasnya biar ramai!
Biar mengaduh sampai gaduh...
YenYuanTyan: plssss no word word
total 1 replies
Serenarara
Kulari ke gunung kemudian menyanyiku
Kulari ke hutan kemudian teriakku....
Serenarara
Ini karya pujangga bukan penulis.
YenYuanTyan: kamu lucu banget sihh kakkk
YenYuanTyan: wkwkkkw
total 2 replies
Serenarara
Benakku kini bagai untaian embun yang memasuki relung jiwa seorang petapa yang dahaga. Saya sendiri tidak mengerti artinya, tapi sungguh ini melenakan pembaca.

Bosan...aku dengan penat...
dan enyah saja kau pekat!
Seperti berjelaga jika ku sendiri...
Serenarara
Masih nggak ngerti yg di otak Maleo. Niat nolong gak sih?
Serenarara
Waduuw.... estetik bener kayaknya nih...
Nyonya Mafia
aku udah mampir
Nyonya Mafia
semangat
YenYuanTyan: makasihhh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!