Randy Ajiwinata terpaksa menikahi sahabat istrinya karena permintaan sang istri. Tika Ajiwinata meninggal dunia setelah melahirkan putri mereka. Dia mempercayakan suami dan putrinya kepada sahabatnya sendiri.
Karena permintaan terakhir sang sahabat. Rania Rudolf yang sedang di landa patah hati harena penghianatan sang kekasih. Akhirnya terpaksa menjadi ibu sambung untuk putri sahabatnya sendiri.
Walaupun Randy tidak pernah mengangap kehadirannya. Namun, Rania tetap bertahan dan menyayangi putrinya dengan sangat baik. Rania yang memiliki kesalahan di masa lalu berusaha memperbaiki kesalahannya dengan memenuhi wasiat sang sahabat.
Akankah Rania sangup bertahan dengan sikap dingin Randy kepadanya? Atau dia memilih untuk menyerah dan mencari kebahagiaannya sendiri?
Yuk intip terus kisahnya...
Jangan lupa beri dukungan kalian kepada author ya.
follow akun media sosial Author.
Fb: Elprida wati tarigan.
Ig: elprida.wati.73
tiktok: elprida wati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 07
Setelah selesai mengerjakan pekerjaan rumah, Rania pergi persama Chessy ke supermarket untuk membeli kebutuhan bulanan. Bayi gembul yang berusia satu bulan itu tertidur dengan lelapnya di dalam gendongan Rania. Sama seperti umur Chessy, segitu juga umur pernikahan Rania dan Randy.
Namun, tidak ada kebahagiaan dan juga canda tawa di umur pernikahan mereka yang masih seumur jagung itu. Yang ada hanya sikap dingin dan cuek Randy yang selalu di dapat oleh Rania. Namun, Rania merasa senang karena tadi pagi Randy sudah mau memakan masakan buatannya. Walaupun Rania harus mengeluarkan emosinya terlebih dulu.
Rania menatap rak susu yang tersusun rapi di depannya. Rania mencoba mencari merek susu yang biasa di konsumsi oleh Chessy. Hingga akhirnya mata Rania tertuju pada rak teratas di mana, disanalah letak susu yang biasa di minum oleh Chessy.
"Susunya sangat tinggi! bagaimana mama mengambilnya?" tanya Rania bertanya pada Chessy.
Rania berlahan menatap ke sekitarnya. Namun, dia tidak melihat ada jejak orang di sana yang bisa dia minta tolong. Rania membuang napasnya kasar lalu menjinjitkan kakinya agar bisa meraih susu itu. Walaupun sudah berusaha tapi dia terus tidak bisa mencapai susu itu. Namun, Tiba-tiba dia melihat tangan kekar yang terasa tidak asing di matanya mengambil susu itu.
"Dirga!" ucap Rania menatap Dirga yang berada di sampingnya.
"Kau membutuhkan ini?" tanya Dirga memberikan kotak susu itu kepada Rania.
"Terima kasih," ucap Rania menunduk lalu meletakkan susu itu di troli belanja.
Rania dengan cepat mendorong troli belanjaannya untuk menjauhi Dirga. Namun, Dirga menghentikannya dengan memegang tangan Rania.
"Maaf! kita sudah memiliki status yang berbeda. Lebih baik kita menjaga jarak untuk menjaga perasaan pasangan kita masing-masing," ucap Rania menunduk mengingat Dirga sudah resmi menikah dengan Arin.
"Maksudmu apa? apa kau juga sudah menikah? lalu siapa bayi ini?" ucap Dirga menunjuk Chessy yang ada di gendongan Rania.
"Dia Chessy! putriku!" ucap Rania sehingga membuat Dirga langsung terkekeh kecil.
Dia menatap Rania dengan tatapan yang tidak bisa di artikan sambil terkekeh kecil. Dia mengira jika Rania hanya bercanda agar dia tidak mendekatinya lagi.
"Aku serius, Ga! dia adalah putriku," ucap Rania tegas.
"Sebulan yang lalu kita bertemu dan kau tidak bicara apapun kepadaku. Bahkan aku melihat perutmu masih datar. Tapi sekarang," ucap Dirga menunjuk Chessy.
"Dia adalah putri Tika dan Randy. Tika meninggal saat melahirkannya. Sebelum Tika meninggal Tika berpesan agar aku menjadi ibu sambung untuk Chessy. Untuk memenuhi permintaan terakhir Tika, Aku dan Randy memutuskan untuk menikah. Jadi Chessy sekarang adalah putriku," jelas Tika.
"Aku tau jika Tika meninggal setelah melahirkan bayinya. Tapi aku tidak ada mendengar jika kau sudah menikah dengan Randy. Jika kau memang sudah menjadi istri Randy, kenapa tidak ada cincin yang melingkar di jarimu?" ucap Dirga menatap jari Rania yang masih kosong.
Mendengar pertanyaan Dirga, Rania langsung terdiam. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan Dirga, karena Randy memang belum memasangkan cincin di jari manisnya.
"Kenapa kau diam? Maaf caramu untuk menjauhiku tidak ada artinya. Karena aku tidak percaya,"
"Ga! kau sudah menikah dengan Arin. Jadi kau tidak usah menggusik kehidupanku lagi," ucap Rania menatap tajam Dirga.
"Aku memang sudah menikah dengan Arin. Tapi yang ada di hatiku cuman dirimu, Ra. Aku mohon beri aku waktu. Aku akan menceraikan Arin dan menikah denganmu,"
Plakk...
Rania yang geram mendengar ucapan Dirga langsung melayangkan tamparan nya ke wajah Dirga. Dia menatap Dirga dengan tatapan penuh kemarahan dan juga rasa tidak percaya. Dia tidak menyangka jika Dirga dengan mudah mengucapkan kata-kata yang menjijikkan itu kepadanya.
"Aku tidak menyangka jika kau bisa mengucapkan kata-kata yang sangat menjijikkan seperti itu. Kau kira aku ini wanita apa? aku tidak pernah mau berharap kepada pria yang sudah bersetatus sebagai suami orang. Walaupun pria itu adalah dirimu, Ga,"
"Aku tau kau marah kepadaku! kau pasti sangat membenciku. Tapi aku tau jika kau masih sangat mencintaiku. Sama seperti diriku yang masih mencintaimu. Walaupun kau menaparku seribu kali aku tidak akan berhenti mencintaimu. Aku tidak akan berhenti untuk mendapatkanmu kembali," ucap Dirga menatap Rania lalu melangkahkan kakinya meningalkan Rania.
Mendengar ucapan Dirga, Rania hanya mampu menutup mulutnya dan terdiam menahan tangisnya. Dia tidak tau harus berbuat apa untuk meyakinkan Dirga. Dia dan Dirga memang masih saling mencintai. Namun, takdir mereka tidak mungkin untuk bersatu. Karena keduanya telah memiliki kehidupan masing-masing.
Arin yang secara diam-diam mendengarkan pembicaraan Dirga dan Rania hanya mampu mengepalkan tangannya geram. Memang sedari awal Arin tidak ada niat jahat untuk Rania. Namun, karena Dirga selalu membanding-bandingkan dirinya dengan Rania membuat rasa benci itu berlahan tumbuh di hatinya.
Dia tidak akan membiarkan rumah tangganya hancur begitu saja. Sebagai seorang istri dia harus mempertahankan rumah tanganya sekuat tenanganya. Berlahan Arin memberanikan diri untuk mendekati Rania. Dia menatap Rania dengan penuh tatapan kebencian.
"Aku mohon jauhi Dirga! kau juga seorang wanita. Pasti kau juga dapat merasakan apa yang aku rasakan saat ini," ucap Arin menatap lekat Rania.
Mendengar ucapan Arin, Rania berlahan menghapus air matanya. Dia menarik napasnya dalam-dalam lalu menatap Arin dengan tatapan tidak bisa di artikan.
"Aku tidak pernah mendekati suamimu. Aku juga tidak ada niat sama sekali untuk merusak rumah tanggamu. Aku sudah mengikhlaskannya untukmu. Bahkan aku juga sudah memiliki hidupku sendiri," ucap Rania dengan tegas.
Mendengar ucapan Rania, Arin langsung tersenyum tipis. Karena kebenciannya dia tidak percaya dengan ucapan Rania. Baginya Rania adalah wanita yang ingin merusak rumah tangganya. Jadi dia harus menjauhkan Rania dengan Dirga dengan cara apapun.
"Aku bukan wanita bodoh! jadi aku tidak akan percaya dengan mulut manismu itu. Aku tau kau pasti membenciku karena aku telah merebut Dirga darimu," ucap Arin menatap tajam Rania.
"Terserah kau kau percaya atau tidak. Karena aku tidak punya waktu untuk menjelaskan hal yang tidak kau percayai. Terserah kau mengangapku seperti apa, aku tidak akan perduli. Karena aku memang tidak seperti yang kau pikirkan,"
"Sekali saja kau melangkah untuk masuk ke rumah tanggaku. Maka, aku tidak akan membiarkanmu lepas begitu saja,"
"Maaf! aku tidak punya waktu untuk masuk ke rumah tanggamu. Karean aku juga mempunyai rumah tangaku sendiri," ucap Rania tersenyum tipis lalu mendorong troli belanjaannya.
Arin hanya bisa mengepalkan tangannya geram sambil menatap punggung Rania. Dia menatap bayi yang ada di gendongan Rania sambil berpikir sejenak.
"Rumah tangga? apa dia sudah menikah? apa bayi itu," gumam Arin berpikir sendiri.
rania jadi randy.. 😂😂