Jennaira Queenzy Hill berada disituasi sulit dimana ia harus merelakan laki-laki yang akan menjadi tunangannya kepada sahabatnya.
Terjebak menjadi orang ketiga diantara sepasang manusia yang saling mencintai membuat Jennaira harus kuat menghadapi tatapan sinis dan rendah orang lain. Berusaha terlihat baik-baik saja, namun tak semudah itu. semua menjadi rumit saat satu persatu hal buruk menghampirinya, hingga rahasia yang terkuak menambah luka yang sudah ada. Membuatnya tak lagi berharap pada apapun dan siapapun, kecewa yang tak berpenghujung membuat Jennaira tercekik dengan takdirnya sendiri.
Akankah akhir bahagia menjadi milik Ara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
" AYO KITA COBA "
Di mansion Smith juga sedang terjadi perbincangan di meja makan, antara putra tunggal dan kedua orang tuanya.
" Apa sebenarnya niat daddy dan mommy menjodohkan aku dan Aira? Bukannya kalian tau kami ini bersahabat, bagaimana bisa kepikiran untuk menjadikan kami pasangan? ". Sean memandang sang daddy yang sedang sibuk dengan sandwichnya.
" Sayang... ". Ucapan Clara terhenti karena sang suami.
" Apa salahnya? Aira gadis baik, mandiri juga. Daddy rasa kalian juga cukup dekat selama ini, tidak salah kan kami mencoba lebih mendekatkan kalian ". Jhon dan Sean saling beradu pandang.
" Lagi pula kamu tidak pernah membawa kekasih atau gadis sebagai pasanganmu ketemu kami. Kami sebagai orang tua hanya membuka jalan, jika kalian merasa cocok ya kami ikut bahagia ". Jhon menjelaskan panjang lebar akan rasa penasaran sang putra.
" Tapi dad, ini membuat kami canggung". Jhon malah tertawa kecil mendengar ucapan putranya.
" Apa yang canggung? Kamu bersikap seperti biasanya saja, yang penting kamu tau tujuan kamu". Dengan santai Jhon menyesap kopi di cangkirnya.
" Kalian kan sudah sangat dekat, daddy rasa bukan hal sulit untuk kalian menumbuhkan rasa yang lebih. Tapi pesan daddy, cukup yakinkan saja dirimu kalau Aira adalah masa depanmu. Jika tidak ya kalian bisa katakan pada kami, mengerti? ". Sean mengiyakan ucapan sang ayah, dan Clara tersenyum melihat pengertian yang diberikan suami kepada anaknya.
*
*
Hari sudah menjelang siang, namun cuaca masih mendung dengan hujan yang mulai deras.
Tampak gadis sangat fokus dengan komputer dihadapannya. Sesekali ia merenggangkan jari jemarinya yang sedari tadi bergerak lincah diatas keyboard.
" Ck, menyebalkan ". Gadis itu mengusap wajahnya kasar, lalu ia gapai handphone miliknya dan terlihat waktu menunjukkan jam makan siang.
Ia bangkit dari kursi kerjanya dan menuju kaca besar diruangan itu yang menyuguhkan pemandangan kota yang padat.
Dari lantai 15 ini bisa melihat bangunan yang terlihat kokoh berjejer rapi. Bahkan hujan yang cukup deras terlihat cukup menawan jika dilihat dari atas sini.
Aira memejamkan matanya sesaat, meredakan rasa lelah yang mendera. Namun kegiatan itu terhenti karena ketukan di pintu ruangannya. Setelah mempersilahkan masuk, terlihat sang asisten dan semorang pria tampan memasuki ruangan.
" Maaf Ms, Sir. Smith datang ingin menemui anda ". terlihat Sean tersenyum tipis dengan 2 kantong yang Aira yakini adalah makanan.
" Terimakasih Ky, kamu bisa makan siang juga ". Kylie pamit undur diri dan Sean mengambil tempat di sofa yang ada ditengah ruangan.
" Kok tau Ra ngantor disini? ". Aira langsung menggapai Ice Chocolate yang ada dihadapannya.
" Tau aja, udah biasa dengan jadwal random kamu ". Aira menunjukkan deretan gigi tapinya pada Sean.
Mereka sudah biasa saling mengunjungi, terkadang ia dan Abigail akan mendatangi kantor Sean saat makan siang. namun Sean yang lebih sering mengunjungi mereka berdua, lebih tepatnya menjemput Aby baru mendatangi Aira.
" Aby ada kabar hari ini? " Sean menggelengkan kepala menjawab pertanyaan Aira.
" Mungkin dia sibuk ". Aira memberikan dari pertanyaannya sendiri.
Sean menghulurkan rice box yang sudah dibuka kepada Aira, ia juga mengikat rambut gadis itu yang tergerai dengan ikat rambut yang selalu ia siapkan.
Aira makan dengan tenang dan khidmat, berbeda dengan Sean yang memperhatikan gadis itu makan. Sean membenarkan ucapan sang daddy bahwa tidak sulit untuk menerima gadis ini. Aira cantik, pintar, dan mandiri juga.
Aira yang merasa diperhatikan, memandang Sean dengan menaikkan sebelah alisnya. Mulutnya yang penuh makanan tidak membuatnya kesulitan mengunyah.
" Apa? ". Tanya Aira setelah menelan seluruh makanan di mulutnya.
" Ayo kita coba memulai hubungan yang lebih serius Ra! ". Aira mengerjapkan matanya berkali-kali mendengar kalimat dari seorang Sean Smith.