NovelToon NovelToon
Rahasia Hati

Rahasia Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yunsa

Sebuah Cinta mampu merubah segalanya.Begitulah kiranya yang akan dirasakan Mars dalam memperjuangkan cinta sejatinya.
gaya hidup Hura Hura dan foya foya berlahan mulai ia tinggalkan, begitu juga dengan persahabatan yang ia jalin sejak lama harus mulai ia korbankan.
lalu bisakah Mars memperjuangkan cinta yang berbeda kasta, sedangkan orang tuanya tidak merestuinya.
Halangan dan hambatan menjadi sebuah tongkat membuatnya berdiri tegak dalam memperjuangkan sebuah cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 29

Mars memasuki halaman Clara dan memarkirkan dekat gerbang rumah Clara. Mars keluar melihat sekeliling tidak menemukan mobil Bara di sana, ia berpikir jika Clara dan Bara belum pulang.

Ia mencoba menghubungi nomor Clara untuk menanyakan keberadaannya, namun tidak diangkat. Akhirnya ia memutuskan bertanya pada salah satu pembantu Clara yang sedang di luar, menanyakan apakah Clara sudah pulang. Dari pembantu itu ia tahu jika Clara sudah pulang dengan naik taxi, dan sekarang Clara sedang berada di kamarnya. Walau heran dengan penjelasan sang pembantu, jika Bara tidak mengantar Amara, Mars hanya diam saja dan berpikir sendiri.

Mars yang memang sudah terbiasa datang ke rumah itu, di persilahkan untuk langsung ke kamar seperti biasanya saja, dan Mars menurutinya.

"Clara...." panggil Mars setelah masuk ke kamar Clara.

Mars berjalan mendekat ke arah Clara yang sedang berdiri di depan cermin. Mars melihat make up Clara berhamburan di lantai. Melihat Mars datang, Clara berhambur memeluk Mars dan memberitahukan dengan air mata jika ia tidak baik baik saja sekarang. Semula Mars hendak menghakimi Clara, namun melihat kondisi Clara seperti ini, Mars mencoba menurunkan emosinya, dan akan bertanya secara perlahan pada Clara, agar tidak membuat pertengkaran.

"Apa kamu datang hanya akan memarahiku seperti Bara, Mars?" tanya Clara masih memeluk Mars.

"Clara, sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Mars

"Mars, aku hanya ingin pertemanan kita seperti kemarin. Kamu sudah tidak pernah ada waktu lagi untuk bertiga, kamu selalu menghilang seenaknya, tidak pernah menganggap pertemanan kita lagi." jawab Clara, tanpa memberitahukan sumber masalah pertengkaran tadi.

"Clara, kita sudah dewasa semua. Ada saatnya kita memiliki masalah sendiri, dan dengan berjalannya waktu kita akan terbiasa dengan itu." jawab Mars

"Mars... Aku merasa sendiri, aku kesepian tanpa kalian." jawab Clara

"Dengar Clara, aku, Bara tidak pernah meninggalkanmu. Kamu jangan berpikir jika kamu sendiri." kata Mars

"Sekarang aku tanya padamu. Kenapa kamu bisa berkelahi dengan Amara?" tanya Mars dengan mengurai pelukan, dan menatap mata Clara yang sembab karena menangis.

"Mars, aku tidak mau kehilanganmu. Kehilangan pertemanan kita." jawab Clara dengan menangis, membuat Mars menjadi tidak tega untuk memarahi Clara, karena ia sudah mengenal Clara sejak kecil. Bagaimana pun Clara sudah tidak mempunyai ayah, jadi Mars dan Bara merasa bertanggung jawab untuk melindungi Clara dan membuatnya bahagia, seperti janji mereka bertiga sewaktu kecil dulu.

Mars tidak bisa bicara lagi karena Clara tidak mau menjelaskan permasalahannya. Mars pun meninggalkan Clara setelah Clara tertidur, karena sejak tadi ia menangis .

Mars hendak memasuki pintu apartemen bertepatan dengan Amara yang ternyata juga baru pulang. Mars mempercepat langkahnya agar bisa berbicara sebentar dengan Amara.

"Amara.." panggil Mars dengan memegang lengan Amara, namun Amara menepisnya.

"Amara, sebenarnya Clara tidak sejahat yang kamu pikirkan." kata Mars mencoba mendamaikan antara Amara dan Clara. Karena ia tidak bisa memberitahu Clara, Mars mencoba memberitahu Amara agar mau berdamai.

"Tidak sejahat itu katamu?? Dia memancing emosiku dengan mendorongku, dan bahkan sangat berbahagia karena skorsingku, kamu bilang tidak sejahat itu. Pergi menjauh dari hidupku dan kembali pada teman masa kecilmu yang tidak sejahat itu.!!" jawab Amara dengan sorot mata tegas, dan nada ketus.

"Skorsing??" gumam Mars terkejut, karena ia tidak tahu jika Amara di skorsing karena masalah ini.

"Amara..." panggil Amar dari luar, ia berjalan terburu buru mendekati Amara, karena ia sudah salah sangka jika Mars sedang membuli dirinya. Karena ia hanya melihat Mars memegang lengan Amara, dan Amar melihat Amara marah karena hal itu.

Amara sangat terkejut melihat Amar mendatangi dirinya, Amara takut jika Amar mendengar dirinya di skorsing.

"Apa dia menindasmu? Katakan saja karena aku akan membalaskan." tanya Amar dengan melihat mata Amara, kemudian berbalik badan menghadap Mars dengan tatapan kebencian dan hendak memukul, namun Amara segera melerai dengan menarik Amar, turun ke bawah dengan menggunakan tangga .

"Amara katakan kamu di ancam apa? Aku akan naik ke atas dan membuat perhitungan dengannya." kata Amar setelah sampai di dalam rumah.

" Setelah naik ke atas, apa yang akan kamu lakukan Amar? Kamu akan memukulnya seperti kemarin? Lalu apa setelah itu, masalah akan selesai? Aku tanya, jawab Amar?" kata Amara dengan melipat tangan di dada seakan menghakimi Amar.

"Jika masalah selesai, sekarang naiklah dan pukul dia sampai kamu puas. Dan setelah itu Ayah akan di pecat, dan kita akan menjadi gelandangan. Atau kalau tidak, Ayah akan berterima kasih padamu karena berhasil membawa kita semua kembali ke desa, dan hidup bahagia di sana dalam kemiskinan. Itu yang kamu mau Amar?" kata Amara membuat Amar mematung

Cklek....

Terdengar Suara pintu di buka dan di tutup kembali. Ibu mereka melihat keduanya dengan seksama, karena terlihat keduanya sedang berbicara serius.

"Ada apa Amara?" tanya ibu mereka

"Tidak apa apa Bu. Kami hanya sedang menunggu Ibu pulang, dan makan malam bersama." jawab amara.

Ibunya walau tidak percaya dengan apa yang di dengar memilih mempercayai mereka dan duduk di dekat Amar, yang sedang melepas jaketnya. Sedangkan Amara bergegas menuju dapur menyiapkan makan malam.

"Ada apa Amar?" tanya Ibunya masih tidak percaya dengan jawaban putrinya.

"Tidak ada apa apa Bu." jawab Amar tidak ingin membuat Ibunya cemas dan sedih. Amar pun mengajak ibunya untuk ke meja makan untuk makan malam bersama.

Selepas makan malam, Amara memutuskan untuk masuk ke kamar. Ia membuka ponselnya banyak sekali pesan masuk juga panggilan dari Mars. Otak Amara terasa penuh saat ini, ia bingung harus bagaimana menghadapi masalah ini. Jika ia memilih melanjutkan hubungan dengan Mars, ia takut Clara membuat masalah lagi yang bisa membuatnya di drop out dari kampus. Namun jika ia memutuskan hubungan mereka, Amara sendiri masih mencintai Mars, di tambah lagi bagaimana ia harus menjelaskan pada Ibu juga Amar besok, ketika ia tidak masuk sekolah.

Amara memilih mematikan ponselnya, setelah menghapus semua pesan dari sebelum ia membaca terlebih dahulu apa isinya, karena terlalu banyak. Amara merebahkan tubuhnya dengan melamunkan nasibnya. Ia berpikir bagaimana besok beralasan, karena tidak mungkin ia mengatakan jika ia sedang di skorsing.

Di lantai atas Mars seperti orang gila yang mondar mandir tak jelas, ia begitu frustasi karena Amara tidak menerima panggilannya, juga tidak membalas pesan. Ingin rasanya ia nekat turun ke lantai bawah, dan berbicara langsung pada Amara namun ia sadar jika itu akan justru memperburuk keadaan. Terlebih Amar pasti akan melakukan hal hal yang bisa menyakiti Amara.

"Arghhh....."

Dok.......

Mars yang frustasi hanya bisa meninju tembok untuk melampiaskan kekesalannya terhadap Amara yang mengabaikan dirinya.

Bersambung......

1
Rusi Erviana
Bagus ceritax thor semangat d tunggu Bab selanjutx 😊👍👍💪💪
Yunsa: Terima kasih kak ♥️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!