Natasya Amira seorang gadis berusia 22 tahun terpaksa harus menikah dengan Reza Setiawan Admaja, seorang pria berusia 27 tahun yang tak lain adalah kekasih sahabatnya sendiri. akankah pernikahan yang tak di dasari cinta tersebut akan bahagia??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
berkunjung ke panti.
Sama seperti sehari sebelumnya, pagi ini Tasya sudah rapi dengan pakaian layaknya pegawai kantoran. bukan tanpa alasan walaupun sebenarnya ia belum benar benar bekerja, tetapi sepengetahuan mama mertuanya saat ini ia sudah bekerja. itu sebabnya ia tetap berpenampilan seolah pegawai kantoran.
Namun berbeda dengan hari kemarin, hari ini Tasya sudah siap dengan sebuah map berwarna biru di tangannya, yang berisikan sebuah lamaran kerja.
Tasya berangkat dari rumah masih bersama Reza, karena tidak ingin mamanya Bertanya apalagi sampai curiga, mengapa mereka tidak berangkat bersama. ketika melintas di halte bus kemaren Tasya meminta Reza untuk menepikan mobilnya.
"Berhenti di depan halte yang kemaren aja mas!!" seru Tasya ketika mobil Reza hampir melintasi halte bus.
"Kamu nggak mau saya anter sampai ke perusahaan tempat kamu interviu??." jawab Reza
"Nggak usah mas, aku naik bus aja, soalnya jaraknya juga nggak terlalu jauh kok mas." jawab Tasya yang sebenarnya tidak ingin merepotkan Reza, apalagi sepengetahuan Tasya setiap pagi, Reza harus menjemput Nadia kekasihnya untuk berangkat bekerja.
"Heemmt." jawab Reza singkat kemudian melanjutkan perjalanannya menuju perusahaan miliknya.
Setelah di terima di perusahaan tempat ia melamar kerja, Tasya berniat kembali mengunjugi wanita yang di sapanya bibi itu, di sebuah panti jompo.
Di saat Tasya sedang asyik ngobrol sembari sesekali tersenyum lepas, membuat seseorang yang sejak tadi mengintainya dari kejauhan mengerutkan keningnya.
"Ada hubungan apa Tasya dengan wanita parubaya itu??." tanya pria yang ternyata Reza itu, pada asistendnya.
"Saya juga kurang tahu Za, cuma yang saya dengar dari penjaga warung di depan panti itu, sudah dua hari ini Tasya datang berkunjung melihat wanita yang bernama bi Inah, setelah lebih dari sebulan nggak pernah datang kemari." Raka memberitahu Reza tentang informasi yang di dapatnya dari ibu ibu penjaga warung yang berada di depan panti jompo tersebut.
"Sudah sebulan nggak pernah datang lagi, apa karena sejak menikah denganku, yang menjadi Tasya nggak pernah datang lagi kesini??." bathin Reza yang coba menerka, alasan Tasya tidak lagi bisa berkunjung ke panti itu.
"Satu lagi Za, sebulan yang lalu bi Inah juga melakukan operasi ginjal, dan yang lebih mengejutkan lagi, kata penjaga warung tersebut, Tasyalah yang membantu membiayai biaya operasi bi Inah.dan katanya itu nggak murah, mencapai 70 juta." penjelasan Raka sontak membuat Mata Reza membulat sempurna.
"Apa??." Reza tidak menyangka jika wanita yang di anggapnya sebagai wanita murahan itu, mempunyai jiwa yang benar benar luar biasa. padahal kata penjaga warung itu, Tasya dan bi Inah tidak punya hubungan darah.
"Apa jangan jangan, uang pemberian mama di gunakan Tasya untuk biaya operasi wanita itu??." lagi lagi Reza menerka berdasarkan apa yang ada di dalam pikirannya saat ini.
Sementara Tasya yang saat ini tengah berbincang dengan bi Inah, tiba tiba bingung harus menjawab apa, ketika bi Inah menanyakan suaminya, dan mengapa ia datang tanpa di temani oleh suaminya.
"Bi,,, suami Tasya lagi sibuk bekerja, nanti kalau mas Reza nggak sibuk, pasti Tasya ajakin buat jengukin bibi." jawab Tasya beralasan.
"Bener ya Sya, nanti kalaw suami Tasya udah nggak sibuk, ajak main kesini ya,,,!!." ujar Bi Inah sembari menggenggam lembut tangan Tasya.
"Iya bi." jawab Tasya ragu, karena pikirnya tidak mungkin ia bisa mengajak Reza ke tempat bi Inah.
"Sya,,, bibi kangen banget sama Nadin sya." Tanpa sadar buliran bening lolos di sudut mata wanita parubaya tersebut.
"Bibi nggak boleh sedih dong, nanti Tasya mencoba untuk menemui Nadin, Tasya akan mengajak Nadin untuk menemui bibi." Tasya mencoba untuk meyakinkan Bi inah, sembari mengusap wajah bi Inah yang penuh dengan linangan air mata.
Hampir seharian Tasya bersama bi Inah di panti tersebut, tidak terasa waktu hampir menunjukan pukul lima sore hari, Tasya harus segera kembali ke halte, sebab Reza akan menjemputnya di sana.
"Bi,,, Tasya pulang dulu ya bi, dan maaf kalau kedepannya Tasya akan sedikit jarang mengunjungi Bibi, sebab besok Tasya sudah akan mulai aktif bekerja bi." Tasya mencoba menjelaskan pada bibi, jika ia sudah akan mulai bekerja di perusahaan mulai besok.
"Iya nak, semoga kamu betah di tempatmu bekerja, dan semoga kamu di kelilingi orang orang yang baik dan sayang sama kamu nak." mendengar doa tulus yang terlontar dari mulut bi Inah membuat Tasya jadi terharu.
"Aamiin,,, semoga saja ya bi." jawab Tasya sembari memeluk bi Inah sebelum ia pergi meninggalkan panti jompo.
Tanpa di sangka sebelumnya, seseorang dengan menggunakan mobil mewah miliknya telah menunggu Tasya keluar dari panti tersebut.
"Mas Reza." Tasya sangat terkejut dengan kehadiran Reza di sana, namun Tasya bersyukur saat keluar dari panti Bi Inah tidak mengantarnya keluar. dengan begitu Tasya berpikir jika Reza belum tahu tentang Bi Inah.
"Kenapa kamu kaget aku kesini??." ucapan Reza semakin membuat Tasya ketakutan, Tasya khawatir jika Reza mengetahui sesuatu tentang Bi Inah.
"Masuk!!." seru Reza sembari melangkah membukakan pintu mobil untuk Tasya.
Tasya pun mengikuti perintah Reza, tanpa mengeluarkan sepatah katapun. hanya raut ketakutan yang terukir jelas di wajah cantik Tasya.
Suasana keheningan tercipta saat keduanya tengah berada di dalam mobil, hingga pertanyaan mengejutkan dari Reza memecah keheningan di dalam mobil.
"Sedang apa kamu di sana??." pertanyaan basa basi dari Reza saja, sudah hampir membuat jantung Tasya seakan melompat, dari tempatnya.
"Anu,,, mas,,, itu,,, aku hanya mengunjungi penghuni penghuni di panti mas." Tasya menjawab terbata, karena sebenarnya ia bingung harus jujur atau berbohong. jika ia jujur tentang keberadaan Bi Inah, Tasya takut Reza akan membenci Bi Inah serta melakukan hal yang tidak di inginkan pada wanita itu.
"Apa uang itu kamu gunakan untuk biaya operasi wanita itu??." pertanyaan Reza sontak membuat Tasya bak di sambar petir di siang bolong.
"Mati aku,,, dari mana mas Reza tahu semua itu." bathin Tasya yang semakin di landa ketakutan akan amukan sang suami.
Mendengar pertanyaan Reza tadi, Tasya hanya bisa menganggguk lalu menunduk seraya meremas ujung kemejanya, dengan menahan genangan air mata, yang hampir lolos di pelupuk matanya. Tasya yakin saat ini Reza pasti sudah mengetahui semuanya. karena jika tidak, mana mungkin saat ini ia ada di panti, dan mana mungkin ia akan melontarkan pertanyaan seperti itu, jika ia belum tahu kebenarannya.
"Kenapa kamu rela melakukan Semua itu, bahkan kamu tidak membela diri sedikitpun ketika aku terus meremehkan serta menghinamu??." akhirnya air mata yang sejak tadi terus di tahan oleh Tasya jatuh juga, namun segera di tepis olehnya mendengar cercaan demi cercaan yang keluar dari mulut Reza.
"saya minta maaf, saya mohon maafkan saya mas." mendengar permintaan maaf Tasya, Reza mengalihkan pandangannya lalu menatap ke arah tasya yang saat ini tengah duduk di sampingnya yang sedang mengemudi, dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Saya janji mas, saya akan berusaha mengembalikan uang yang pernah mamanya mas berikan pada saya. walaupun saya tidak sanggup untuk mengembalikannya sekaligus, saya akan mencicilnya. dan besok saya akan mulai bekerja, terima kasih banyak mas karena mas sudah mengizinkan saya bekerja." Reza melihat air mata yang menetes di pipi Tasya, ketika ia mengatakan semua itu. Tanpa di sadarinya ia mengusap lembut puncak kepala istrinya tersebut.
"Saya juga janji mas, saya tidak akan ikut campur ataupun mengganggu hubungan mas Reza dengan Nadin." Lanjut Tasya ketika menyadari perlakuan suaminya barusan.
Tasya mengatakan semua itu pada Reza, karena belum tahu jika saat ini Reza telah memutuskan hubungannya dengan Nadin. sementara Reza yang mendengar perkataan Tasya hanya bisa diam, tidak tahu harus berkata apalagi pada gadis yang saat ini telah menjadi istri sahnya itu.
apa Wiki wik nya merem kok gak nampak