Sang Penakluk

Pagi itu, suasana sangat cerah.

matahari bersinar terang tanpa sedikitpun Mega yang mengganggu. Tetapi suasana di pagi itu berlawanan dengan suasana di rumah Anto. Tangis haru terdengar membuat perasaan ikut bersedih. Melati dan ibu nya membereskan ke butuhan anto selama di perjalanan. Rencana nya, sebelum berangkat Anto akan mampir dulu ke rumah bunga.

karena, Anto tak tahu entah sampai kapan perjalanan nya akan ber akhir.

" nak.. Selama di perjalanan. Jangan lupa sholat ya nak.. Sholat hukum nya wajib bagi kita yang beragama Islam nak..

juga, hati hati di jalan, sebisa mungkin hindarilah masalah nak.. Ingat ingatlah.. Ibu, bapak dan adikmu selalu menunggu kepulangan mu nak."

kata ibu Anto sambil mem beres kan pakaian yang hendak di bawa oleh Anto.

" iya mas... Ingat pesan ibu. Dan kaka harus pulang sebelum saya menikah kak.."

Melati pun ikut menimpali . Mendengar perkataan melati, sontak semua menoleh ke arah melati.

" emang udah punya pacar...? kapan jadian nya..? Kok gak ada yang di kasih tahu..?"

Kata Anto yang penasaran dengan melati, sedang melati muka nya menjadi merah akibat salah berucap.

" belum.. Melati belum punya pacar kak.. Tapi kan suatu saat melati pasti akan menikah juga kan kak.. Walau dengan siapa melati juga tak tahu..

Anto tersenyum mengusap kepala melati.

" melati sayang.. Dalam tiga bulan ke atas, bila nanti kamu sudah menemukan jodohmu.

panggil nama mas mu tiga kali setiap menjelang malam. Katakan tujuan mu ke pada kangmas. Dalam waktu kurang dari satu bulan.. Kang mas mu pasti sudah akan di rumah saya Ng, cuman satu pesanku padamu, kamu boleh menikah dengan pria manapun, tapi tiga orang yang tidak boleh menikah dengan kamu.

Anto kembali memberi wejangan ke pada adik nya. Melati heran. Siapakah tiga pemuda itu."

"Kangmas.. Siapa saja pemuda itu kangmas?"

Tanya melati kepada Anto.

" satu Bahrudin, dua mbelung dan terakhir Joko.. Bila kamu tidak ingin menyesal akhirnya.. Turuti anjuran kangmas mu sayang..sontak melati berwajah sedih, karena sebenarnya, Joko sudah pdkt dengan melati.

dan melati pun ada perasaan juga kepada Joko. Tetapi karena peringatan kakak nya, melati akan berusaha menjauhi Joko. Melati sangat percaya kepada Anto kakak nya. Kakak nya pasti akan memberikan yang terbaik buat diri nya. Persiapan pun sudah selesai.

Anto berpamitan kepada ayah, ibu dan adik nya. Setelah sedikit drama, kini Anto menuju ke rumah bunga. Dengan hati yang agak tegang, Anto melangkah menyusuri jalan kecil menuju rumah bunga. Dan sesampai nya di sana. Rumah bunga terlihat sepi , tetapi Anto yakin, bunga pasti berada di rumah nya.

" tok..tok..tok...bunga.. Ini kangmas mu sayang.. Bukalah pintu nya sebentar.. Mas ada perlu sama kamu bunga sayang.."

Anto heran, setelah Anto memanggil suara bunga,,, seperti ada keributan kecil di dalam rumah. Anto yang sudah tidak sabar menunggu kemunculan bunga, akhirnya Anto memutuskan untuk masuk ke dalam rumah bunga. Anto mendorong pintu depan rumah bunga. Ternyata tidak di kunci.

setelah masuk ke dalam rumah, mata Anto terkunci melihat sepasang sandal kaki kaki di depan kamar bunga. Sontak hati Anto hancur, perasaan sakit menusuk di relung hati Anto. Anto pun dengan cepat berjalan ke kamar bunga, dan menyingkap gorden bunga. ternyata Bahrudin sudah di dalam kamar bunga, dan sedang memaksa bunga untuk adu gabrut. walaupun terlihat bunga tidak memberontak, tetapi terlihat bunga menolak ajakan Bahrudin. Sontak emosi. Anto pun meluap seketika.

" bangsat kamu Bahrudin... Kali ini aku tidak akan mengampuni kamu... Aku bunuh kamu Bahrudin.."

Anto menarik kerah baju Bahrudin yang belum sempat di buka, walau Bahrudin sudah melepaskan celananya dan hanya memakai celana dalam.

tetapi kali ini Bahrudin melawan dengan Anto. Bahrudin lupa , kalau Anto adalah penguasa Danyang sungai. Bila ber urusan dengan Anto.. Hidup nya tidak akan tentram untuk selama nya. Bahrudin memukul wajah Anto terlebih dahulu.

" apa kamu Anto, kamu selalu menggangu urusan ku..*plak

, buk..buk..*

Sedang bunga sudah menjerit jerit memegangi tangan Bahrudin. Tetapi Bahrudin mendorong tubuh bunga Hinga kepala nya terbentur sudut ranjang. Melihat kondisi bunga akibat perbuatan Bahrudin..

kali ini,, Anto benar benar sangat marah. Tubuh Anto gemetar.. Dan dengan cepat mata mengambil alih tubuh Anto. Maya menatap Bahrudin dengan murka.. Setidak nya,, Bahrudin telah membuat tuan nya sakit hati. Dan Maya ikut merasakan juga. Bahrudin yang tidak menyadari bahwa tubuh Anto di rasuki oleh Maya.. Kembali menerjang Anto. Bahrudin mengeluarkan seluruh kemampuan beladiri yang di ajarkan turun temurun oleh keluarganya.

" mampus kamu Anto...hiat.."

Tetapi dengan mudah nya, Anto yang dirasuki Maya menangkap tangan bahrudin, lalu melemparkan Bahrudin ke luar ruangan.

* siiyuut....bruaak..."

Sebelum Bahrudin bisa berdiri.. Anto mencengkram leher Bahrudin dengan tangan kiri nya. Sedang tangan kanan Anto terkepal erat menekuk hendak mendarat kan pukulan ke wajah Bahrudin. Tetapi mulut Anto di lihat oleh Bahrudin nampak komat Kamit.

Bahrudin pun melirik ke tangan kanan Anto. Mata Bahrudin terbeli ak melihat kepalan tangan nya membara mengeluarkan api hitam yang sangat panas.. Bahrudin wajah nya berubah pucat pasi,

" mampus kamu Bahrudin..."

Rupanya. Maya yang merasuki Anto me rapalkan ajian gelap ngampar untuk mengakhiri Bahrudin. Tetapi sebelum tangan Anto mencapai kepala Bahrudin.. Tiba tiba bunga berlari keluar dari rumah dan memeluk kaki Anto sambil berteriak.

" jangaaan. Kangmas... Jangan bunuh dia kangmas... Tolong.. Ampuni dia kangmas..’

Anto menghentikan pukulan yang sudah hampir mengenai kepala Bahrudin. Anto heran. Kenapa bunga melakukan itu..?

" bunga.... kenapa bunga...? Bukankah dia sudah berbuat jahat kepadamu...? Dia sudah berkali kali hendak memperkosa mu bunga, kenapa kamu membela nya...?"

Kata Anto kepada bunga. Yang bingung atas sikap bunga.

" kangmas... Maafkan bunga kangmas... Bunga tidak dapat menjaga janji suci dan cita cita kita kangmas... Bapak akan menikahkan bunga dengan Bahrudin Minggu depan kangmas... Karena...karena..."

Anto sangat terkejut dengan pengakuan bunga.. Anto pun segera merebut tubuh nya dari Maya, dan otomatis. Bahrudin terjatuh dari cengkraman tangan Anto. Anto terhuyung huyung mundur.

" kenapa... Kenapa... Kenapa semua ini bisa terjadi bunga... Kenapa...?

Bunga tidak dapat meneruskan perkataan nya. Rasa bersalah nya yang besar membuat bunga tidak bisa mengucapkan kata sepatah pun. Bahrudin berdiri sambil tertawa kemenangan.

" kamu dengar Anto... Kamu dengar sendiri perkataan Bunga...!.. Bunga adalah milik ku Anto.. Kenapa kamu naif sekali... Orang tua ku dan orang tua bunga telah mengatur pernikahanku dengan bunga, karena kejadian kemarin Anto.. Aku telah berhasil merengut ke perawanan bunga, oleh karena itulah ayah bunga mendesak keluargaku untuk segera aku menikahi bunga... Dan itu sudah di sepakati oleh orang tuaku dan orang tua bunga.. Ha..ha..ha..ha.. Bunga sudah menjadi milik ku Anto... Jangan kamu ganggu aku lagi...!"

Hati. Anto hancur berkeping keping mendengar perkataan Bahrudin..

" bunga... Katakan. Bahrudin bohong bunga... Katakan ini hanyalah ke bohongan bunga... Ingat janji yang telah kita sepakati bersama di pos ronda waktu itu.. Bahwa kamu akan selalu menungguku bunga... Katakan ini tidak nyata bukan..?

Anto benar benar kehilangan semangat hidup nya.. Setelah bunga menggelengkan kepala atas pertanyaan Anto..

Apa yang terjadi pada Anto...?

kita lihat nasib Anto di bab berikut nya.