Hai pembaca!
Kali ini, saya akan membawa Anda ke dalam sebuah kisah yang terinspirasi dari kejadian nyata, namun dengan sentuhan kreativitas yang membuatnya semakin menarik. Simaklah cerita tentang Halimah, seorang wanita yang terjebak dalam badai cinta, kekerasan, dan teror yang mengancam jiwa.
Semuanya bermula ketika Halimah bertemu dengan seorang pria misterius di media sosial. Percakapan mereka berlanjut ke chat pribadi, dan tak disangka, suami Halimah menemukan bukti tersebut. Pertengkaran hebat pun terjadi, dan Halimah dituduh berselingkuh oleh suaminya.
Halimah harus menghadapi cacian dan hinaan dari keluarga dan tetangga, yang membuatnya semakin rapuh. Namun, itu belum cukup. Ia juga menerima teror dan ancaman, bahkan dari makhluk gaib yang membuatnya hidup dalam ketakutan.
Bagaimana Halimah menghadapi badai yang menghantamnya? Apakah ia mampu bertahan dan menemukan kekuatan untuk melawan? Ikuti kisahnya dan temukan jawabannya. Jangan lewatkan kelanjutan cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DIDIAKSU 08
Siang itu, sinar mentari membakar bumi dengan ganasnya, seolah-olah mencerminkan kegundahan yang melanda hati Anton. Hembusan angin panas menyapu jalanan, memperburuk kegelisahan yang sudah menghantui pikirannya.
Mobil Avanza silvernya melaju kencang, membelah kesunyian jalanan pedesaan yang hanya dihiasi dengan rumah-rumah sederhana berhalaman luas. Pikirannya masih terpaku pada ucapan yang terlontar begitu saja, "Cerai!" Anton tidak pernah bersungguh-sungguh untuk mengucapkan kata-kata yang dapat meruntuhkan hubungan lamanya dengan Halimah. Namun, ada sesuatu yang menguasai dirinya saat itu, membuatnya mengucapkan kata-kata yang kini terus menghantui pikirannya.
Namun, alih-alih mencari Rafa, anaknya yang kabur dari rumah karena keinginannya untuk bercerai dengan Halimah, Anton malah mengarahkan mobilnya ke rumah temannya.
Rumah itu berdiri megah di tengah halaman yang luas, jauh dari pemukiman penduduk. Meskipun demikian, rumah itu terlihat ramai, dengan dua lantai dan banyak kamar, seperti sebuah penginapan mewah. Namun, ini bukan penginapan biasa, karena mereka menyediakan gadis-gadis cantik untuk melayani para tamu.
Mobil Anton berhenti di halaman, dan ia segera mematikan mesin mobil dan keluar. Senyumannya mengembang saat melihat wanita cantik berdiri di depan pintu, tersenyum ke arahnya. Anton segera berjalan menghampirinya, memeluk dan mencium lembut pipinya. Wanita itu memiliki kulit putih bersih, rambut panjang bergelombang, dan mata yang bercahaya, membuatnya terlihat sangat memikat, jauh berbeda dari Halimah, istrinya.
Anton merasa terpesona oleh kecantikan wanita itu, dan untuk sejenak, ia melupakan kegundahan dan kekhawatirannya tentang Rafa dan Halimah. Ia merasa bebas dan nyaman di tempat itu, dikelilingi oleh keindahan dan kesenangan.
"Kamu kembali Bang, " ucap Ariyani dengan senyum.
"Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak datang ke tempat ini, terutama untuk bertemu denganmu."
Ariyani tersenyum dan memeluk Anton, mengajaknya masuk ke dalam rumah yang penuh dengan wanita-wanita muda yang cantik dan siap melayani.
Namun, di antara mereka semua, Ariyani adalah yang spesial. Ia adalah pilihan Anton, dan cintanya hanya untuknya. Ia tidak melayani tamu lain, hanya Anton seorang.
Ariyani membawa Anton duduk di sofa yang nyaman, lalu ia duduk di atas pangkuan Anton. Mereka berdua terlihat sangat nyaman dan santai, seolah-olah mereka adalah pasangan yang sudah lama bersama. Pemandangan itu sudah biasa bagi semua orang yang ada di sana, namun hanya mereka berdua yang tahu rahasia di balik hubungan mereka yang spesial.
Ariyani mengusap lembut pipi Anton, mata indahnya memandanginya dengan penuh perhatian. "Ada apa, Bang? Kenapa wajahmu terlihat kusut seperti itu? Apakah kamu berantem lagi dengan istrimu?" tanyanya dengan nada penasaran.
Anton menghela nafas panjang, seolah-olah membuang beban yang telah lama membebani hatinya. "Iya, aku habis bertengkar dengannya. Bahkan aku mengatakan ingin menceraikannya," ucapnya dengan nada datar.
Seketika, wajah Ariyani berubah cerah, seolah-olah sinar matahari telah menyinari hatinya. "Loh, kenapa, Bang? Apakah kamu tidak menyesal bercerai dengannya?" tanyanya dengan nada gembira.
Anton tersenyum, mata indahnya memandang Ariyani dengan penuh cinta. "Kenapa aku harus menyesal? Kan ada kamu, malah aku merasa senang," ucapnya dengan nada lembut.
Lantas, Anton segera bangkit dan menggendong tubuh Ariyani dengan lembut. Ia membawa Ariyani masuk ke dalam kamar, meninggalkan dunia luar yang penuh dengan masalah dan kekhawatiran. Di dalam kamar, mereka berdua dapat menikmati waktu bersama, jauh dari gangguan.
Kamar putih yang intim itu telah menjadi saksi bisu dari kisah cinta gelap Anton dan Ariyani. Dinding-dindingnya yang putih bersih telah menyaksikan adegan-adegan penuh gairah, saat mereka berdua terjebak dalam pusaran nafsu yang tak terkendali.
Ruangan yang sederhana namun nyaman itu telah menjadi tempat pelarian Anton, di mana ia dapat melepaskan segala kekusutan dan kekhawatirannya, dan menemukan kenikmatan singkat yang memuaskan hatinya.
Dengan gerakan yang penuh gairah, Anton merebahkan tubuh Ariyani di atas kasur yang empuk. Ia menarik napas dalam-dalam, matanya terpaku pada tubuh Ariyani yang indah. Dengan tangan yang kuat, ia menarik baju dress tanpa lengan yang Ariyani kenakan, mengungkapkan keindahan tubuhnya yang tersembunyi. Gunung kembar Ariyani terpampang jelas di depan Anton, membuatnya tidak dapat menahan diri lagi.
Dengan nafsu yang memuncak Anton segera membenamkan wajahnya di antara gunung indah itu. Tangannya mulai menjamahnya dengan ganas hingga membuat Ariyani mengerang ke enakan. Anton mencium dan menjilatnya dengan lembut.
Ariyani, yang telah terjebak dalam pusaran nafsu, meraih wajah Anton dengan gairah. Ia menariknya agar mendekat ke wajahnya, mata mereka beradu dalam kilatan nafsu. Lalu, Ariyani melumat bibir Anton dengan ganas, seolah-olah ingin menelan seluruh jiwa Anton.
Ariyani, seorang wanita bayaran yang pintar dan berpengalaman, tahu betul cara memuaskan Anton. Ia memiliki kemampuan untuk membangkitkan nafsu Anton, membuatnya terjebak dalam pusaran keinginan yang tak terkendali. Dan kini, mereka berdua terjebak dalam permainan nafsu yang penuh gairah dan keinginan.
Kini mereka tengah berciuman dengan penuh nafsu, Anton mengabsen seluruh rongga mulut Ariyani sesekali tangan Anton bermain pada pucuk yang berwarna merah muda itu.
"akh... Abang.. " Desah Ariyani lembut.
Anton yang sudah tak kuasa menahan hasrat di jiwanya segera melepas semua pakaiannya. Ia juga menelanjangi tubuh Ariyani. kini mereka berdua tak mengenakan sehelai benang pun.
Suara mereka yang merdu dan penuh gairah bergema di ruangan itu, seolah-olah mengiringi ritme nafsu yang tak terkendali. Mereka terjebak dalam kenikmatan sesaat yang memabukkan, sehingga tidak lagi memikirkan betapa tercelanya dan berdosanya tindakan mereka.
Cinta terlarang itu telah membutakan pikiran mereka berdua, membuat mereka tak menghiraukan konsekuensi dari tindakan mereka. Mereka hanya terjebak dalam pusaran nafsu yang tak terkendali, dan kenikmatan yang terlarang itu telah menjadi satu-satunya hal yang mereka inginkan.
Setelah puas bercinta, Anton dan Ariyani berbaring bersama, tubuh mereka hanya ditutupi oleh selembar selimut tipis. Anton dengan lembut mengusap rambut Ariyani, sementara Ariyani mendongakkan kepala dan menatap Anton dengan mata yang penuh perhatian.
"Apakah Abang serius akan bercerai dengan istri Abang?" tanya Ariyani dengan suara yang lembut namun penuh penasaran.
Anton menatap Ariyani dengan mata yang dalam, seolah-olah mencari jawaban yang tepat. "Entahlah, aku harus memikirkannya lagi dengan matang," katanya akhirnya. "Soalnya anakku sepertinya sangat menentang itu."
Ariyani mengangguk pelan, seolah-olah memahami kekhawatiran Anton. "Tapi apa Abang akan terus bertahan jika hati Abang sudah tak menyukainya lagi?" tanyanya dengan suara yang lembut namun penuh makna.
Anton menatap ke arah luar jendela, seolah-olah mencari jawaban yang tepat. Ia memikirkan ucapan Ariyani yang membuatnya dalam keadaan dilema. Hatinya terbelah antara cinta yang masih ada untuk istrinya dan keinginan untuk memulai hidup baru dengan Ariyani.