NovelToon NovelToon
Sistem Uang Tidak Terbatas

Sistem Uang Tidak Terbatas

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Sci-Fi / Sistem / Ahli Bela Diri Kuno / Menjadi Pengusaha
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: MZI

*Khusus Bacaan Dewasa*

Sinopsis: Make, pemuda tampan dan kaya, mengalami kebangkrutan keluarga. Dia menjadi "anak orang kaya gagal dan terpuruk" dan dibuang pacarnya yang berpikiran materialistis adalah segalanya. Namun, nasib baik datang ketika dia mendapatkan "Sistem Uang Tidak Terbatas".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21: Melampiaskan Kekesalan

Bab 21: Melampiaskan Kekesalan

"Make! Aku sedang membuatkan makanan kesukaanmu," sapa Anya dengan nada ceria yang memenuhi seisi dapur. Aroma gurih udang yang ditumis dengan bumbu rempah pilihan menguar di udara, bercampur dengan uap panas yang mengepul dari wajan. Tangannya bergerak dengan lincah dan terampil, membalikkan udang yang berubah warna menjadi kemerahan menggoda. Senyum tak lepas dari bibirnya, membayangkan kejutan dan kebahagiaan Make saat mencicipi masakannya.

Tiba-tiba, Anya merasakan kehadiran Make di belakangnya. Langkahnya begitu pelan, nyaris tanpa suara, namun Anya mengenali aroma tubuhnya yang khas, aroma maskulin bercampur sedikit sentuhan manis yang selalu membuatnya merasa nyaman.

Sepasang lengan kekar melingkar di pinggangnya, menariknya perlahan hingga punggungnya bersandar pada dada bidang Make.

Kehangatan tubuh pria itu seketika merayapi tubuhnya, menghilangkan rasa dingin yang sempat ia rasakan. Sebuah kecupan lembut mendarat di tengkuknya, tepat di bawah garis rambut, tempat yang selalu terasa begitu sensitif dan intim bagi mereka. Make menghirup dalam-dalam aroma rambut Anya yang bercampur dengan keharuman lembut parfumnya, sebuah aroma yang selalu mampu menenangkan dan membuatnya merasa seperti di rumah.

Cup.

Sentuhan lembut itu membuat Anya tersentak kecil, sebuah kejutan yang menyenangkan dan membuatnya kehilangan sesaat irama napasnya. Namun, dengan cepat ia menikmati sensasi itu, menyandarkan kepalanya dengan nyaman di bahu Make, merasakan kehangatan dan kehadiran pria yang begitu dirindukannya setelah berpisah sementara waktu.

"Aku merindukanmu," bisik Make lirih di telinga Anya, suaranya rendah dan bergetar, membawa serta kerinduan yang sama besarnya dengan yang dirasakan Anya. Kata-kata itu sederhana, namun sarat akan emosi yang mendalam. Kehangatan tubuh wanita itu merambat melalui lapisan pakaian mereka, menciptakan sensasi familiar yang selalu mampu menenangkan dan membangkitkan rasa memiliki yang kuat.

Anya dengan gerakan cepat namun lembut membalikkan tubuhnya, menghadap Make. Kedua tangannya terangkat, menangkup wajah pria itu, merasakan kelembutan kulitnya di bawah telapak tangannya. Tatapan mata Anya penuh dengan kerinduan yang selama ini ia pendam, sebuah kerinduan yang begitu kuat hingga sulit diungkapkan dengan kata-kata. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia menarik wajah Make mendekat, bibirnya mencari dan menemukan bibir pria itu dalam sebuah ciuman yang dalam dan penuh hasrat, seolah ingin menyatukan kembali dua jiwa yang sempat terpisah.

Mmm...

Sebuah desahan pelan lolos dari bibir Anya saat bibir mereka bertaut, saling menyesap dan bertukar kehangatan yang begitu mereka rindukan. Ciuman itu terasa seperti luapan emosi yang tertahan selama perpisahan singkat mereka, sebuah ungkapan rindu yang lebih jujur dan mendalam dari sekadar kata-kata.

Dengan enggan, Anya melepaskan ciuman itu, napasnya sedikit tersengal, jantungnya berdebar lebih kencang dari biasanya. Ia menatap mata Make yang juga memancarkan kerinduan yang sama, sebelum kemudian mengalihkan pandangannya dan mematikan kompor, menghentikan proses memasak udang yang hampir sempurna. Aroma gurih dan pedas dari masakan bercampur dengan kehangatan emosi yang memenuhi udara di sekitar mereka, menciptakan suasana yang intim dan penuh kerinduan.

Tanpa perlu kata-kata, Make kembali meraih Anya, kali ini mengangkat tubuh wanita itu dengan mudah, seolah Anya adalah bagian dari dirinya yang sempat hilang dan kini telah kembali.

Secara otomatis, Anya melingkarkan kedua lengannya di leher Make, kakinya menjepit pinggang pria itu, menciptakan kedekatan fisik yang intim dan penuh rasa memiliki. Mereka bertukar senyum tipis, senyum yang menyimpan sejuta rasa rindu dan kebahagiaan karena kembali bersama, sebelum bibir mereka kembali bertemu dalam sebuah ciuman yang lebih lembut namun sarat akan keinginan yang membara, sebuah janji kebersamaan yang tak terucapkan.

Cup... hhh...

Make membawanya dengan langkah mantap menuju sofa empuk yang terletak tidak jauh dari area dapur, tanpa melepaskan tautan bibir mereka. Ciuman itu terus berlanjut, semakin dalam dan penuh gairah, seolah mereka ingin menyatukan kembali setiap inci ruang dan waktu yang sempat memisahkan mereka. Dunia di sekitar mereka seolah menghilang, yang tersisa hanyalah kehangatan sentuhan dan rasa rindu yang membuncah.

Mmm... ahh...

Setibanya di sofa, Make dengan lembut membaringkan Anya. Tatapan mata mereka bertemu, sebuah komunikasi tanpa kata yang dipenuhi dengan kerinduan dan kasih sayang yang mendalam.

Tangan Make bergerak perlahan, menyentuh wajah Anya, mengelus pipinya dengan lembut, seolah ingin memastikan bahwa wanita itu benar-benar ada di dekatnya, nyata dan bukan hanya ilusi kerinduannya.

Anya membalas sentuhan itu dengan menggenggam tangan Make, membawanya turun dan mendekapnya di dadanya, merasakan kehangatan dan detak jantung pria itu yang selalu mampu menenangkan dan memberikan rasa aman.

Mereka kembali berciuman, merasakan kehangatan tubuh masing-masing melalui lapisan pakaian yang terasa semakin tipis di antara mereka.

Sentuhan-sentuhan lembut mulai menjelajahi tubuh satu sama lain, ungkapan rindu yang tak terucapkan melalui bahasa sentuhan yang intim dan penuh kasih sayang.

Napas mereka mulai memburu, ciuman mereka semakin intens, mencerminkan kerinduan fisik yang tak tertahankan setelah berpisah.

Mereka saling mendekap erat, merasakan detak jantung masing-masing yang berpacu semakin cepat, menciptakan irama kerinduan yang sama, sebuah melodi yang hanya bisa mereka berdua pahami.

Make menurunkan ciumannya dari bibir Anya, beralih ke leher jenjang wanita itu, mengecup dan menjilat kulit halusnya dengan lembut. Anya menggeliat kecil dalam pelukan Make, merasakan sentuhan-sentuhan itu membangkitkan kembali hasrat yang selama ini tertidur karena kerinduan, sebuah hasrat yang terjalin erat dengan rasa cinta dan memiliki.

Sentuhan mereka semakin intim, saling membelai dan mendekap, seolah ingin menyatukan kembali jiwa dan raga yang sempat terpisah oleh jarak dan waktu. Desahan tertahan mulai lolos dari bibir mereka, mengungkapkan kerinduan yang semakin memuncak, sebuah kerinduan yang tak hanya fisik namun juga emosional, sebuah kebutuhan untuk kembali menjadi satu.

Dengan lembut, Make memposisikan dirinya lebih dekat dengan Anya, tubuh mereka kini bersentuhan lebih erat, menciptakan kehangatan yang membakar kerinduan. Mereka saling menatap, dan dalam tatapan itu terpancar kebersamaan dan keintiman yang sudah masuk ke dalam, sebuah pemahaman tanpa kata tentang apa yang mereka berdua inginkan dan rindukan, sebuah pengakuan akan cinta yang tak lekang oleh waktu dan jarak.

Mereka kembali berciuman, sebuah ciuman yang menyatukan kerinduan fisik dan emosional yang selama ini mereka rasakan, sebuah ungkapan cinta yang mendalam dan tak terucapkan.

Mereka terus berpelukan dan berciuman, menikmati kebersamaan yang akhirnya terjalin kembali setelah masa kerinduan yang terasa begitu panjang.

Kehangatan cinta dan kerinduan memenuhi ruangan itu, terasa lebih nyata dan kuat dari kata-kata yang mungkin bisa mereka ucapkan.

Mereka hanyut dalam momen keintiman yang mendalam itu, seolah dunia di sekitar mereka menghilang, dan yang tersisa hanyalah mereka berdua dan rasa rindu yang akhirnya terpuaskan dalam pelukan yang erat dan keringat.

Setelah beberapa saat berbaring dalam kehangatan pelukan yang penuh kerinduan, Make dan Anya perlahan melepaskan diri. Mereka saling menatap dengan senyum lembut di bibir masing-masing, senyum yang menyimpan kebahagiaan karena telah kembali bersama. Kelelahan fisik bercampur dengan kepuasan emosional terpancar jelas dari wajah mereka, sebuah rasa lega karena kerinduan telah menemukan jawabannya.

Make tersenyum tipis, merasakan kelegaan yang mendalam karena kerinduan yang selama ini membebani hatinya akhirnya tersalurkan oleh kehadiran dan kehangatan Anya. Anya membalas senyumnya, merasakan kebahagiaan yang tak terhingga karena Make kembali berada di sisinya, mengisi kembali kekosongan yang sempat ia rasakan, dan menyempurnakan kembali dunianya.

Bersambung...

1
Ahmad Sarman
oke lanjut thor
Ahmad Sarman
terim kasih thor
MZI: Sama-sama semoga suka dengan ceritanya😁
total 1 replies
Hiu Kali
99 milyar thor.. mana 100 trilyun...ngantuk pasti ini
MZI: Terima kasih atas masukannya, akan segera di perbaiki 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!