NovelToon NovelToon
ZONA AMAN DAVINA

ZONA AMAN DAVINA

Status: sedang berlangsung
Genre:BTS / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: timio

Kisah cinta mama dan papa cukup membuatku percaya bahwa luka terkadang membawa hal manis, bagaimana mama pergi agar papa baik-baik saja, tanpa mama tahu, papa jauh lebih terluka sepeninggalnya.

Begitu juga dengan Tante Tania dan Appa Joon, tidak ada perpisahan yang baik-baik saja, tidak ada perpisahan yang benar-benar ikhlas. Bedanya mereka berakhir bersama, tidak seperti mama dan papaku yang harus berpisah oleh maut.

kukira kisah mereka sudah cukup untuk aku jadikan pelajaran, tapi tetap saja, aku penerus mereka dan semua ketololannya.

Aku, Davina David.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rocky not Ricky

Joon Young akhirnya dibantu berdiri oleh beberapa orang yang lewat.

"Dokter di rampok perempuan itu ya?", tanya seorang pria paruh baya yang membantunya berdiri.

"Bu-bukan pak. Bukan. Itu anak saya."

"Hah?".

Sementara si anak yang disebut Joon Young berlari entah kemana arahnya. Ia cukup bingung kenapa Davina bertingkah aneh seperti itu, dan berlari mengikutinya.

.

.

Davina sudah berlinangan air mata sembari memaksa langkahnya agar lebih cepat, bahkan sekarang otak dan hatinya bingung ia waras atau hanya delusional. Ia jelas melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa pria tinggi itu JELAS RICKY NAM, ITU BENAR-BENAR RICKY NAM.

Tapi disaat itu juga otaknya mengingatkan kembali bahwa tangannya sendiri yang memompa jantung pria itu agar berdenyut lagi, ia sendiri yang memastikan Ricky tidak mau di paksa bernapas lagi, ia juga masih ingat bagaimana ia turun dari atas Ricky karena digendong Kai.

Matanya kembali menyatakan dengan jelas ITU RICKY NAM yang baru saja lewat dari kejauhan, mata nya yang normal itu kembali meyakinkan otaknya, lalu si otak denial begitu dan begitu saja seterusnya. Langkahnya terus menuju pria yang ia yakini itu.

Pov Davina :

Jangan tanya bagaimana jantung dan air mataku ini saling berkolaborasi menambah dramatisnya suasana. Bahkan aku tidak lagi yakin tarikan napasku normal atau tidak. Aku yakin tadi Appa memanggilku, ah tidak mungkin aku mendorongnya tadi, tapi bodo amat lah.

Sekarang aku hanya ingin memastikan, aku masih waras atau sudah gila, atau mungkin sekarang aku sudah punya kemampuan melihat hantu, itu urusan nanti, intinya aku harus mengejar pria itu, sampai dapat. Sampai aku bisa menyentuh sedikit saja ujung kain kemejanya itu. Jika nanti tembus berarti memang DIA HANTU, tapi kakinya menapak lantai ini, jelas sekali bahkan samar-samar aku yakin mendengar bunyi sok sepatunya karena ia juga terlihat buru-buru.

Ohhhhh apa hantu jaman sekarang sudah upgrade, aku bisa gila. Meski aku meragukan diriku masih sadar atau sudah delusional, aku masih jelas bisa membaca ruangan yang di tujunya. Ruangan papa ku, dr. Bryan David. Masih dengan langkah gemetarku kini sosok hantu ataupun manusia itu sudah masuk dan menutup kembali ruangan papa. Apakah hantu ini ingin mengganggu papaku? Kenapa tidak aku saja langsung yang di ganggu.

Detak jantung dan langkahku semakin tidak karuan ketika mendekati ambang pintu, aku berhenti sejenak untuk menarik napas, baru kali ini aku sadar paru-paru ku terisi dengan udara segar sejak beberapa detik yang lalu, sejak aku mengejar sosok itu. Tanganku yang gemetar dan dingin ini membuka pintu dan seketika aku tidak bisa lagi menopang badanku.

🍁🍁

Brugh...

Davina terduduk di ambang pintu sambil terus memandang ke arah orang yang duduk didepannya, jelas melihat dengan mata kepala nya sendiri bahwa dia RICKY NAM. Pria itu bergerak karena cukup terkejut akan kehadiran Davina yang tiba-tiba dan langsung kelihatan seperti orang linglung.

Ia melangkah mendekati Davina yang sudah berlinangan air mata itu, tidak takut sama sekali jika itu adalah hantu, ia hanya rindu, sangat rindu.

"Mba, ada apa?". tanya pelan dengan wajah bingungnya.

"R-ricky... ", lirihya.

Sementara orang itu terus mendekat dan kebingungan, lalu ia mensejajarkan tubuhnya dengan Davina yang terduduk.

"Ricky... ", serunya sambil sesegukan.

"Mba... Kamu kenapa?".

Tidak perduli dengan pertanyaan manusia atau hantu yang ia yakini Ricky Nam itu, ia hanya terus sesegukan. Pelan dan lama kelamaan menjadi raungan. Tangannya yang gemetar itu perlahan naik dan meraba wajah pria itu sambil terus sesegukan.

"Ricky....Ricky....", serunya terbata lalu tiba-tiba memeluk erat pria itu.

Pria itu hanya kebingungan, ia tidak menolak, tapi alisnya yang sebelah naik itu jelas menyatakan bahwa ia sangat tidak siap dengan momen aneh ini, bukannya menolak dipeluk orang asing ia malah menepuk pelan punggung Davina yang masih gemetar hebat itu.

🍁🍁

Tidak lama datanglah dua pria jangkung lainnya berparas tampan meski sudah berusia 50an, orang yang sebenarnya di tunggu pria itu.

"Vina... ", seru Bryan dengan pelan berusaha melepas pelukannya dari pria yang ia tangisi itu.

Pria itu kelihatan canggung. Ia hanya berdiri setelah cengkeraman gadis aneh itu dilepas darinya, lalu mereka semua masuk ke ruangan. Joon Young membawa Davina ke sudut lain untuk ditenangkan sementara Bryan yang berurusan dengan pria itu. Bryan tidak bisa bohong ia sangat takjub melihat paras pria didepannya ini.

"Dok... Apa saya buat salah, sampai wanita itu menangis?", tanya pria itu akhirnya.

"Kamu punya kembaran?".

"Tidak dok, saya anak tunggal."

"Orang tua kamu."

"Di New Zealand dok."

"Kenal dokter Yona?".

"Tidak dok."

"Kamu kenal Ricky Nam?".

"Tidak juga dok."

"Apa kamu pernah ke Pandora Town?".

"Dimana itu dok? Saya baru landing disini dua hari yang lalu, apa saya akan ditempatkan disana?". tanyanya lagi, dan benar-benar kebingungan.

Bryan benar-benar mematung. Ia adalah seorang dokter yang harus selalu mengandalkan logikanya disetiap saat. Sejauh ia hidup sudah 56 tahun ini belum ada bukti ilmiah apapun yang mendukung pernyataan bahwa setiap orang di dunia punya 7 kembaran, tapi sekarang apa manusia didepannya ini adalah salah satunya?

Melihat bagaimana kemiripan pria didepannya ini dengan pria baik sahabat kesayangan putrinya di masa lalu membuatnya agak percaya dengan klaim mitos 7 kembaran itu.

Berarti ada 6 yang seperti ini kan?

Tidak ada beda sama sekali, tinggi, postur, warna kulit, bahkan dimple nya pun sama persis, hanya potongan rambutnya saja yang sedikit berbeda.

"Kamu yakin tidak punya kembaran dokter Rocky Sebastian?", tanya Bryan sekali lagi kepada pria dihadapannya itu sambil membaca resume.

"Tidak dok. Saya anak tunggal, lahir dan besar di Adelard Town, lalu memasuki pendidikan dokter saya ikut orang tua saya ke New Zealand sampai saya menjadi dokter pun saya tetap disana, lalu bekerja beberapa tahun, dan pergi dari sana dua hari yang lalu. Mungkin agak lancang di pertemuan pertama kita ini tapi saya benar-benar bingung, saya harap dokter bisa menjelaskan ini ada apa? Kenapa dokter wanita itu menangisi saya? Saya tidak kenal dia dok? Dan kenapa dokter terus bertanya saya punya kembaran atau tidak. Maaf dok." Rocky kehilangan kesabarannya karena bingung.

"Maaf, tapi sebelumnya kita bahas yang lain dulu." Balas Bryan dengan tenang pada akhirnya.

Ia menjelaskan sangat bersyukur dokter Rocky dengan spesialisasi bedah jantung itu melamar ke rumah sakit mereka, karena mereka sangat butuh dokter toraks berpengalaman saat ini. Ia juga memuji track record Rocky yang mengagumkan di resumenya.

"Lalu, Mmm... Wanita yang tadi dok... Kenapa?", tanya Rocky ragu. Bryan tersenyum dan menyodorkan ponselnya yang berlatar foto seorang pria yang sangat mirip dengan dirinya.

Deg

"Yang menangisi kamu tadi itu putri saya satu-satunya, dia dokter bedah anak disini. Dia masih berduka karena kehilangan sahabatnya sewaktu jadi dokter relawan di Pandora Town. Namanya Ricky Nam, ia juga dokter. Maaf kalau kamu terkejut, saya mewakilinya lebih dulu. Nanti dia juga minta maaf sendiri."

"Ahh tidak dok, saya paham, tidak apa. Mungkin kami juga bisa berteman, bagaimana juga kami akan bekerja sama disini." Balas Rocky dengan senyum tipis.

"Baik, dokter Rocky Sebastian, selamat datang di Emery Hospital, selamat bekerja."

Rocky menanggapi ungkapan selamat datang itu dengan senyum tipis, sambil melirik ke sudut lain yang agak jauh dari mereka, masih terlihat wanita ber jas dokter itu menyandarkan dirinya kepada pria lain yang kelihatan seumuran dengan dokter dihadapannya ini, dan ia tidak ingin tahu juga siapa itu.

"Dok... Boleh saya bicara dengan dokter itu? Maksud saya putrinya dokter itu."

.

.

.

Bisa dipahami kan yeorobun, kenapa Davina jejeritan? Btw ada 6 lagi tuh katanya yang kayak gitu di dunia kita yang indah ini? Hueheheh...

.

.

TBC... 🍁

1
Mamah Mput(Bilanoure)
huwaaaaa Dady namu 💜💜💜
Timio: hehehe blio debut 💜
ikutin terus ya my 💜
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!