NovelToon NovelToon
Kekuatan Dari System

Kekuatan Dari System

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Reinkarnasi / Sistem
Popularitas:10.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mdlz

Seorang pemuda tanpa sengaja jiwanya berpindah ke tubuh seorang remaja di dunia lain. Dunia dimana yang kuat akan dihormati dan yang lemah menjadi santapan. Dimana aku? Itulah kata pertama yang diucapkannya ketika tiba di dunia yang tidak dikenalnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mdlz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedua Puluh Dua

Mendekat dengan cara mengendap-endap, Arsa terkejut begitu melihat sosok monster yang terdeteksi olehnya.

Seekor ular piton berukuran sangat besar, berwarna hijau dengan dua daun telinga yang runcing, mata yang merah seperti darah dengan suara mendesis yang sangat mengerikan.

“System, analisis!’ pinta Arsa di dalam hati.

System. “Ding! Monster tingkat Ketujuh (setara dengan Tahap Transformasi tingkat Kedelapan). memiliki satu poin energi jiwa, dagingnya dapat meningkatkan energi dan kekuatan jiwa sebesar nol koma lima persen.”

Diaaat yang sama, mendapati sosok manusia di dekatnya, Monster ular piton hijau mendesis, merayap kearah Arsa untuk memangsa secepat mungkin.

‘Telapak Dewa!’ mengaktifkn tekniknya, Arsa melompat ke udara, melepaskan pukulan energi telapak tangan, tepat ke arah kepala monster itu.

“Bam!” suara ledakan menggema di kediaman jurang. Monster ular piton terlempar seratusan meter jauhnya.

Namun alangkah terkejutnya Arsa kemudian, Monster Ular piton Hijau segera bangkit kembali. meskipun kepalanya sedikit Benjol terkena serangan telapak tangan Arsa, itu tampak tidak berarti baginya.

Bereaksi cepat, Arsa kembali melesat kearah Monster Ular piton Hijau. Dengan gerak zig-zag, ia melepaskan teknik Telapak Dewa lagi untuk yang kedua kalinya.

“Bam! Bam!” dua ledakan kembali menggema, menghancurkan sebagian tubuh monster ular piton Hijau, terpental menabrak dinding tebing.

Segera setelah itu, bunyi notifikasi system terdengar mengema di benak Arsa.

System. “Ding! Selamat Tuan. Tuan telah membunuh Monster tingkat Ketujuh. Poin Pengalaman bertambah delapan puluh lima, dan Energi Mental bertambah satu…”

Setelah memisahkan hal yang berharga dari tubuh Monster Ular Piton Hijau, Arsa menyimpan tubuh monster itu di ruang penyimpanan system, dia berencana untuk menjual hasil buruannya saat pulang nanti.

Tanpa melonggarkan kewaspadaannya, Arsa terus berjalan menyusuri dasar jurang. Puluhan Monster tingkat Ketujuh hingga tingkat Kedelapan, berhasil ia tangani dengan baik.

Mata Arsa semakin awas saat ini. Setelah berjalan sejauh lima kilo meter, dia tidak menemukan seekor monster apapun, seperti para monster ini takut jika harus bertemu dengan Arsa.

Suasana semakin sunyi, hanya terdengar hembusan angin sayup-sayup menambah situasi semakin angker dan mencekam, membuat bulu kuduk berdiri dengan situasi yang terjadi.

‘Tempat apa ini? Kenapa banyak kabut berwarna hitam?’ batin Arya di benak, melihat kabut hitam yang menebal di depannya, sekelilingnya pun tampak jauh lebih suram.

Dengan indera spiritualnya, persepsi Arsa merasakan ada beberapa mahluk di dalam kabut hitam itu. Namun apakah itu monster atau mahkuk lain tidak ada kejelasan yang pasti.

‘Mata Dewa!’ mengaktifkan Teknik Mata Dewa, Arsa tetap tidak dapat menembus apa yang ada dibalik kabut hitam itu.

Semakin penasaran, Arsa melangkahkan kakinya secara perlahan dan sangat hati-hati, ia mendekati kabut hitam itu sambil menggengam pedang di tangan kanannya.

Tepat ketika tubuhnya menyentuh kabut hitam, suara notifikasi system berdering tiada henti di benak Arsa, menandakan adanya penambahan kekuatan yang masuk kedalam tubuh Arsa.

System. “Ding! Terjadi korosi jiwa. Energi Mental bertambah nol koma nol lima…”

System. “Ding! Terjadi korosi jiwa. Energi Mental bertambah Nol koma nol lima…”

System. “Ding! Selamat Tuan. Energi Mental bertambah satu poin. Poin Energi Mental saat ini adalah 17/10.000.”

Arsa menyeringai senang, ‘Ternyata rejeki nomplok! siapa sangka ini akan meningkatkan Energi Mental.’

Merasa diuntungkan atas keberadaan kabut hitam, Arsa mendekat, melangkah lebih dalam dan waspada, mengabaikan notifikasi system yang terus berdering tiada henti.

Namun tiba-tiba, Arsa dikejutkan oleh kemunculan sesosok mahluk, tepat sekitar lima meter di depannya.

Mahluk itu hitam pekat tubuhnya seukuran manusia dengan tinggi mencapai dua meteran. Matanya merah semerah darah, mulutnya besar dan lebar, menampilkan deretan gigi-gigi tajam nan runcing.

Tanpa menyentuh tanah, mahluk itu melayang di udara. Pun tidak memiliki kaki, tapi bagian yang mirip perpanjangan tubuhnya, mengecil hingga seukuran seutas benang.

Bagi Arsa, mahkuk itu sangat mirip dengan karakter hantu pada film kartu yang sering dilihatnya di bumi sewaktu kecil, setiap minggu pada saat libur sekolah.

‘Mahluk apa ini? Sangat menyeramkan!’ pikir Arsa yang terkejut.

“Wus!” tanpa di duga, sambil membuka lebar mulutnya, mahluk menyeramkan itu melesat ke arah Arsa dengan cepat dan tanpa permisi.

Tidak kehilangan reaksi, Arsa menebaskan pedangnya dengan cepat, “Slash!”

Nyaris tanpa suara, mahluk itu terbelah menjadi dua, pecah dan hancur menjadi kabut hitam di saat berikutnya, hilang bersamaan dengan tiupan angin yang berada di dalam lembah.

System. “Ding! Selamat Tuan. Tuan telah membunuh Roh iblis tingkat Keempat..”

“Oh, jadi mahkuk jelek ini adalah Roh Iblis!” gumam Arsa lirih, kembali melangkah lebih jauh ke dalam Hutan Kegelapan.

Baru tiga langkah, mahluk yang serupa muncul kembali. Namun jumlahnya bukan satu, melainkan tiga, dan langsung menyerang kearah Arsa secara bersamaan dan serempak.

Tetap siaga, Arsa menebaskan kembali pedangnya tiga kali, “Slash! Slash! Slash!”

System. “Ding! Selamat Tuan. Tuan telah membunuh Roh Iblis Tingkat Keempat..”

System. “Ding! Selamat Tuan. Tuan telah membunuh Roh Iblis tingkat Kelima…”

System. “Ding! Selamat Tuan. Tuan telah membunuh Roh Iblis tingkat Keenam…”

Dan masih sama, Arsa bereaksi cepat dengan tebasan pedangnya, “Slash! Slash! Slash! Slash!”

Bersamaan dengan aksi yang Arsa lakukan, suara notifikasi system pun terus menggema berulang-ulang di benaknya, setiap kali Arsa berhasil membunuh Roh Iblis itu, suara system pasti akan terdengar menggema.

System. “Ding! Selamat Tuan, Tuan berhasil membunuh Roh iblis tingkat Ketujuh…”

Selangkah berjalan, muncul kembali mahluk yang serupa dengan jumlah yang lebih banyak. Dan Arsa tidak berhenti mengayunkan pedangnya, menebas secara terus - menerus.

Entah berapa banyak mahkuk Roh iblis yang menyerang kearahnya, kini musnah oleh sabetan pedang di tangan kanannya. Dering notifikasi system pun terus bergema, mengiringi langkah Arsa yang tampak sangat bersemangat.

Kisaran tiga ratus meter melangkah, kabut hitam mulai menipis dari pandangan. Ingin memastikan, Arsa menoleh ke belakang, dan kabut hitam itu masih ada.

Di depan Arsa saat ini, adalah area yang lebih lapang dari bagian dasar jurang yang lain. Lebar sungai menyempit, permukaannya di penuhi kerikil tajam dan bongkahan-bongkahan batu.

Dengan waspada tingkat kecamatan, Arsa melangkahkan kakinya ke arah area kerikil. Dia berhenti seketika, tepat ketika kedua kakinya menapak di atas bebatuan kerikil itu.

Apa yang memasuki visi Arsa, adalah sebuah pohon berwarna keabuan dan cenderung menghitam. Selaras dengan situasi yang suram nan menyeramkan itu menambah kesan paling angker.

Tidak hanya keberadaan pohon yang membuat Arsa meningkatkan kewaspadaannya. Ia mendapati seekor ular, berada tepat di bawah pohon aneh itu sambil melingkarkan tubuhnya.

Hitam adalah warna keseluruhan ular itu, panjangnya sekitar satu meter, dengan diameter tubuhnya seukuran lengan balita, menambah kesan menakutkan yang ada pada ular itu.

System. “Ding! Monster Iblis Lupi Api tingkat Kesembilan. Beratribut Kegelapan, memiliki dua poin Energi Mental.”

Melihat panel analisis system, Arsa terkejut di dalam hati, ‘Buset! Ular kecil ini ternyata lebih kuat dibandingkan Monster Ular Piton Hijau!’

“Sss…..! sss…!” ular hitam itu mendesis dan di saat yang sama, tubuhnya terus membesar, hingga seukuran drum.

Dalam waktu singkat, panjang ular hitam itu mencapai seratusan meter. Matanya berwana merah darah, terdapat kilau merah di dahinya, serupa dengan batu permata.

Menatap Arsa dengan marah, ular hitam yang kini berukuran raksasa itu bergerak, mengibaskan ekornya saat itu juga, melesat dengan cepat kearah Arsa.

Sigap, Arsa bergerak, melompat ke samping, seraya menebaskan pedangnya kearah monster itu, “ Slash”

“Sss…!” mendesis marah, monster itu merasakan hentakan pada tubuhnya, hentakan yang seolah berusaha menyayat kulitnya yang tebal seperti kawat baja.

Membuka rahangnya lebar-lebar, monster itu meludahkan cairan berwarna hitam pekat, langsung tertuju kearah Arsa yang tidak berada jauh dari posisinya.

Hendak bereaksi menghindar, tapi Arsa sedikit terlambat. Sebagian cairan hitam itu membasahi tubuhnya, dari bahu sampai kaki Arsa saat ini di penuhi oleh cairan berwarna hitam.

Tidak dapat bergerak, Arsa merasakan sekujur tubuhnya membeku dan kesemutan. Jiwanya seolah meronta, seperti ditarik keluar oleh kekuatan yang menakutkan.

“Sial! Ini serangan jiwa!” pekik Arsa mengatupkan giginya, menahan gejolak jiwa yang tak disangka-sangka sedang menyerang dirinya.

Berpikir cepat, Arsa menggunakan Energi Mental. Ia berusaha membubarkan energi kegelapan yang menyelimuti tubuhnya, yang kini mulai hampir berada di seluruh bagian tubuhnya.

“Aaaargh..!” menjerit sekencang mungkin, suara Arsa bergema di dasar kedalaman jurang, membuat burung-burung berterbangan karena terkejut.

Namun disaat berikutnya, energi kegelapan yang membelenggu jiwa dan tubuhnya, bubar dan menyebar menghilang di udara tipis setelah Arsa berusaha sekeras mungkin.

Mendapati usahanya tidak sia-sia, Arsa langsung bergerak menyerang. Dia melompat ke udara, menebaskan pedangnya berulang kali, menjadikan mata monster itu sebagai sasaran.

Monster itu tampak terhuyung tidak seimbang. Mata kanannya mengeluarkan darah segar yang menetes ke tanah, berwarna sama dengan tubuhnya yang berwarna hitam pekat.

Melihat adanya kesempatan untuk menyerang balik, Arsa tidak menunda. Dia melompat ke sebelah kiri monster itu, dan menebaskan pedangnya berulang kali, “Slash! Bam! Bam! Bam!”

“Buk!” suara benturan atas tubuh monster serupa ular hitam raksasa itu, terdengar menggema ketika tubuhnya jatuh dari ketinggian udara.

Arsa kembali bereaksi cepat, langsung membentuk perisai dari energi mental, melindungi tubuhnya sendiri.

Batu kerikil yang tak terhitung jumlahnya, melesat ke segala arah, dampak dari benturan monster ular hitam yang di serang oleh Arsa menggunakan pedang di tangannya.

Monster itu bangkit kembali, bergerak tak tentu arah seperti orang mabuk, hingga menabrak tebing dinding berulang kali menghasilkan suara yang sangat nyaring.

Bumi seolah bergetar, benturan antara tubuh monster dengan dinding tebing, terlalu keras untuk di redam, membuat banyak debu di sertai bebatuan yang jatuh dari ketinggian tebing.

Tidak menyia-nyiakan kesempatan, Arsa kembali melompat ke udara. Dia langsung menebaskan pedangnya ke udara kosong, yang kali ini dibumbuhi oleh energi mental.

“Slash!” hanya sekali tebas, kepala monster itu terbelah dua. Membuat Arsa tertegun sesaat, hal yang demikian ini sungguh tidak terduga sama sekali oleh dirinya.

“Aku mengerti sekarang! Aku mengerti! Ternyata, penggabungan Energi Alam dengan Energi Mental dapat dilakukan, Kekuatan yang dihasilkan memang sangat luar biasa!” seru Arsa dengan takjub sekaligus lebih bersemangat.

System. “Ding! Selamat Tuan. Kultivasi Tuan telah naik tingkat. Kultivasi saat ini adalah Tahap Transformasi tingkat Kedelapan..”

System. “Ding! Selamat Tuan. Energi Mental bertambah dua poin. Energi Mental saat ini adalah 23/10.000.”

System. “Ding! Selamat Tuan, Tuan mendapatkan Elemen Kegelapan.”

System, “Ding! Selamat Tuan. Teknik Pedang Surgawi telah naik level. Level saat ini adalah 3/10.”

System. “Ding! Selamat Tuan. Teknik Langkah Angin telah naik tingkat. Level saat ini adalah 6/10.”

Mendengar notifikasi system yang bertubi-tubi, Arsa tersenyum lebar. Bukan hanya kultivasinya yang meningkat, tapi beberapa tekniknya juga mengalami terobosan.

“Dengan kekuatan ini, melawan kekuatan tiga tingkat di atasku, aku yakin dapat mengalahkan semudah menjentikkan jari, “gumam Arsa dengan sangat gembira.

Berada di sisi tubuh monster itu, tepatnya pada bagian kepala, Arsa lalu mencongkel batu permata yang melekat pada dahi dari monster ular iblis itu dengan pedangnya.

Mengamati sejenak batu permata berkilau merah di tangannya, Arsa meminta system untuk melakukan analisi terhadap batu permata yang belum pernah di lihatnya sama sekali.

1
Pakde
lanjut
Hayella Andini
the best thor
Uraaaa
oke kak
Hr⁰ⁿ
baru baca,Thor kalo bisa pas di system pake tanda ( ) gitu Thor biar mempermudah pembaca,itu aja si sarannya untuk skrng Thor,smngt trus
Uraaaa: oke mksh kak
total 1 replies
Uraaaa
semoga menghibur
Alfathir Paulina
lucu thor nama dr para penjahatnya ada blangkon ada ndasmu ada telu limo🤣🤣🤣🤣👍👍💪💪😙😙
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!