Seorang gadis korban pemerkosaan sampai hamil sehingga dia mau tidak mau harus menikah dengan pria yang sudah beristri karena bayi yang dikandungnya membutuhkan sosok seorang ayah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 12
Nando dan Mahira sudah bersiap ke kebun teh milik orang tuanya yang ingin dia jual. Tidak perlu membutuhkan banyak waktu menuju ke kebun teh, cukup satu jam perjalanan saja.
Selama perjalanan Nando tidak pernah melepaskan tangan Mahira dari genggamannya dan sesekali mengelus perut Mahira yang sedang bergerak.
Mahira merasakan kehangatan yang diberikan Nando. Mahira sangat bahagia merasakan perhatian dari suaminya.
"Doakan supaya kebun teh ku nanti lalu.! Kalau laku aku akan membelikan mu berlian sama seperti milik Meera. " Ucap Nando.
Bolehkah aku senang? Apakah aku boleh merasakan kebahagiaan sedangkan aku hanyalah seorang istri kedua. Aku merasa tidak enak dengan Nyonya Meera. Aku takut menyakiti perasaan Nyonya Meera. Tapi aku tidak munafik kalau aku sangat bahagia dan ingin bahagia bersama suamiku.
Mahira mengangguk. Mahira ingin mencoba menjadi egois , dia ingin merasakan kehangatan, perhatian, kasih sayang dari suaminya. Mahira sangat menikmati momennya saat ini. Sang suami yang dulunya tidak menganggap keberadaannya kini berubah menjadi hangat.
"Orang mana yang mau membeli kebun teh milik tuan,?" Tanya Mahira
"Dia orang turki namun lama tinggal di Perancis. Dia masih kerabat dengan Pak Anton."
Mahira mengangguk pelan. Mahira memilih lebih banyak diam karena tidak bisa bahasa Inggris. Mahira tidak mau membuat pembeli kabur seperti sebelumnya.
Sesampai di kebun teh . Nando melihat ternyata sudah terparkir mobil mewah keluaran Eropa.
Nando keluar dari mobilnya sambil menggandeng Mahira. Di depan mereka sudah ada pria bule. Nando berjabat tangan perkenalan dengan pria bule calon pembeli kebunnya.
Mereka berbincang-bincang membahas tentang kebun teh milik Nando. Mahira diam karena tidak mengerti apa yang mereka perbincangkan.
Serhan Latafat nama yang elegan. Tampilannya necis. Usia nya 2 tahun lebih tua dari Nando. Tapi Mr.Serhan bukan seorang duda dan tidak beristri. Di usia yang sudah berkepala empat itu ternyata masih menikmati kesendiriannya. Tapi Mr. Serhan sesekali melirik kearah Mahira yang memegang lengan Nando.
"Wait, Can I ask you?" Tanya Mr.Serhan , dan Nando pun mengangguk.
"Of course you can ask. I will answer your questions Mr.!" Jawab Nando.
"Apakah dia istrimu?" Tanya Mr. Serhan. Nando terkejut rupanya bule di depannya bicara menggunakan bahasa Indonesia.
"Mr , bisa bahasa Indonesia? " Nando bukannya menjawab pertanyaan Mr.Serhan . Malah memberikan pertanyaan balik .
"Of course, aku pernah tinggal di Indonesia dan aku juga punya kerabat di Indonesia so aku bisa berbahasa Indonesia." Jawab Mr Serhan santai.
Huffft..... Kalau bisa bahasa Indonesia ngapain tadi susah-susah bicara menggunakan bahasa inggris. Batin Nando.
"Oh begitu,,, " Nando sambil manggut-manggut. "Perkenalkan ini istri ku Mahira namanya."
Mr.Serhan menaikan alisnya seolah tak percaya bahwa gadis muda itu adalah istrinya. Karena perbedaan usia antara mereka seharusnya seperti ayah dan anak . Namun dengan begitu Mr. Serhan mengulurkan tangannya pada gadis yang masih malu-malu. Mau tak mau Mahira melepas kan tangannya dari tangan Nando dan Mahira membalas jabatan tangan dari Mr Serhan.
"Mahira," Ucap Mahira lirih. Setelah itu Mahira melepaskan jabatan tangan dari Mr Serhan dan kembali menggenggam lengan Nando.
Tatapan Mr.Serhan membuat Mahira kurang nyaman. Jadi Mahira memilih untuk mencari kenyamanan dengan menggenggam lengan Nando.
"Bolehkah kita mulai saja melihat-lihat kebun teh ini?" Pinta Mr Serhan, Nando pun mengangguk.
"Ra, kamu tidak keberatan jika menunggu di mobil saja.?" Nando tidak mau pembelinya kabur seperti sebelumnya. Apalagi perut Mahira yang sudah besar pasti kuwalahan untuk berjalan mengelilingi kebun teh.
Mahira mengangguk menyetujui permintaan Nando. Lagian perutnya sudah tidak bisa di ajak kompromi untuk jalan jauh.
Nando dan Mr Serhan mulai berjalan menyusuri jalan perkebunan setapak demi setapak. Nando menjelaskan secara detail dan terperinci. Namun Mr Serhan justru lebih tertarik dengan Mahira.
Manik mata Mahira yang indah mengingatkan pada seseorang. Senyum tipis Mahira mengingatkan pada sosok wanita yang pernah mengisi hatinya.
"Berapa umur istrimu ?" Tanya Mr Serhan.Nando langsung menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Mr.Serhan.
"Memangnya kenapa Mr ?"
"Tidak kenapa-kenapa, cuma dilihat-lihat sepertinya masih dua puluhan. "
"Maaf-maaf bukan aku tidak bermaksud apa-apa. Maafkan kelancangan saya.!" Sambung Mr Serhan menyadari bahwa pertanyaannya telah melenceng dan membuat Nando tidak nyaman. Mr Serhan melihat dengan jelas wajah ketidak nyamanan nya di wajah Nando.
"Its ok Mr, usia istri saya belum genap dua puluh Mr. Tapi beberapa bulan lagi usia nya akan genap dua puluh.
Mr Serhan mengangguk sambil tersenyum . Dan meminta Nando untuk melanjutkan penjelasannya.
Nando melanjutkan penjelasannya yang sempat tertunda. Mr Serhan sangat tertarik dengan kebun teh milik Nando, dan ingin membelinya dengan harga tinggi.
Mungkin Mr Serhan ini konglomerat di negaranya karena membeli kebun teh seperti membeli kacang goreng saja. Batin Nando. Tapi Nando sangat senang.
"Ok Tolong siapkan semua surat -surat nya aku akan membeli kebun teh ini." Ucap Mr Serhan.
Nando sangat senang, pada akhirnya kebun teh milik orang tuanya kini sudah laku setelah berkali-kali gagal. Mr Serhan orang yang ke sepuluh dan berakhir deal membeli.
Nando menjabat tangan Mr Serhan dan setelah itu mereka melakukan akad jual beli.
Kini mereka kembali ke tempat awal mereka bertemu. Mr Serhan kembali bertemu dengan Mahira dan sesekali Nando menangkap basah kalau Mr Serhan menatap wajah cantik Mahira. Hati Nando sangat sakit tapi dia tidak mau menunjukkan rasa cemburunya di depan Mr Serhan. Nando takut nanti kalau Mr Serhan membatalkannya jika dia cemburu.
"Oh ya Tuan Nando, aku ingin sekali mengundang kamu dan istri mu makan malam di apartemen ku. Dan aku harapkan agar kalian berdua hadir.!" Ucap Mr Serhan.
" Baik Mr, kami usahakan untuk datang memenuhi undangan Mr." Jawab Nando ramah.
Akhirnya mereka semua masuk mobil masing-masing. Sebelum mereka berpisah Mr Serhan melempar senyum ke arah Nando dan Mahira. Mahira membalas senyum Mr Serhan. Dan Nando melihatnya, membuat dada Nando terbakar api cemburu. Nando kesal karena Mahira membalas senyum Mr Serhan.
"Apakah kamu suka dia, ? Apakah kriteria mu seperti dia?" Mahira bingung dengan pertanyaan suaminya. Tapi Mahira tahu yang dimaksud adalah pria bule tadi.
"Aku tidak suka kamu tersenyum padanya. Aku tidak suka kamu tersenyum pada pria lain.!" Sambung Nando. Mahira tersenyum, Mahira mengerti ternyata suaminya sedang cemburu.
"Tuan cemburu?" Mahira memberanikan diri untuk bertanya walaupun dia tahu. Nando diam tidak mau menjawab pertanyaan Mahira.
Aku tidak tahu apakah aku boleh senang, bahagia karena ternyata Tuan Nando cemburu. Maafkan aku Nya. Batin Mahira.
Di tempat lain
Mr Serhan mengeluarkan foto dari dompetnya dan melihat lembar foto perempuan Indonesia yang selama ini dicari.
Foto Alisha perempuan Jawa Timur yang telah berhasil mencuri hatinya.
Kurang lebih dua puluh satu tahun Mr Serhan mencari gadis dambaan nya. Mulai dari Taiwan sampai ke Indonesia belum juga menemukannya.
Mr Serhan tidak tahu kelahiran Alisha, dimana keluarganya, dan lama lost contact .
"Alisha diman kamu sembunyi? Kamu bawa kemana anak kita ?" Gumam Mr Serhan sambil memandang foto yang dia pegang.
Karena kesal Mr Serhan meremas foto itu dan melemparnya. Sungguh sangat kacau balau pikiran Mr Serhan. Mr Serhan berfikir bahwa Alisha bersembunyi.
Sopir melihat sang majikan sedang terpuruk khawatir.
"Mr are you oke?"
Mr.Serhan menggeleng "I am brokenhearted." Jawab Mr Serhan.
sakit hati ku baca nya...
semoga ending nya Mahira dgn laki² lain yg lebih menyayangi nya dgn tulus...
semangat Kaka.. karyamu bagus..