Xaviera marcella, Remaja usia 17 tahun harus menerima nasib yang buruk. di mana dia tinggal di panti asuhan, selalu dibully dan dijauhi. ia tumbuh menjadi gadis yang pendiam. suatu hari, ia bermimpi bertemu dengan gadis cantik yang meminta pertolongan padanya. itu berlangsung sampai beberapa hari. di saat ia sedang mencari tahu, tiba-tiba kalung permata biru peninggalan ibunya menyala dan membawanya masuk ke sebuah dimensi dan ia pun terhempas di jaman peradaban. hari demi hari ia lalui, hingga ia bertemu dengan gadis yang ada di mimpinya. ternyata gadis tersebut merupakan seorang putri dari negeri duyung. ia pun dijadikan pengawal utama untuk melindungi putri duyung itu.
gimana kisah selanjutnya? akankah Xaviera mampu menjaga putri duyung itu? ikuti kisah selanjutnya hanya di sini🥰
NO PLAGIAT!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Fantasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjadi sasaran pengejaran
Xaviera yang awalnya kelaparan kini sudah kenyang sebab ia sudah menghabisi makanan yang diberi oleh orang-orang tersebut. beruntung ada orang baik yang menolongnya, ia tidak jadi mati kelaparan. ia menghela nafasnya karena kekenyangan, iapun beristirahat bersama dengan orang-orang tersebut. orang asing itu memberikan kode kembali pada rekan-rekannya untuk melancarkan aksinya.
"Eum, kau sudah kenyang?" tanya orang itu,
"Iya, terima kasih karena sudah memberiku makanan."
Lalu mereka semua berdiri dengan raut wajah yang aneh, awalnya Xaviera mengira mereka ingin duduk di sampingnya, namun salah seorang yang diketahui ketua rombongan tersebut tiba-tiba kembali mengacungkan pedangnya. Xaviera syok ketika ujung pedang tersebut berada di depan wajahnya. ia menelan salivanya sebab ujung runcing pedang tersebut sangat tajam.
"Berikan kami upah makanan yang kau makan, atau kau..." ancam orang itu.
Xaviera menatap mereka semua yang mendadak menatapnya dengan tajam, "tunggu.. kalian tidak memberikanku makanan secara gratis?"
Lalu orang itu tersenyum menyeringai, "Hanya orang bodoh yang berpikir jika kami akan memberikanmu makanan gratis. cepat bayar.. kalau tidak, kami akan merobek lehermu dengan ini. kami tidak peduli kau perempuan." tegasnya mengancam kembali.
"T-tapi.. aku tidak punya apapun untuk membayar, bagaimana aku membayarnya?"
Ketua itu menunjuk ke arah lehernya yang terdapat kaung permata miliknya. "Serahkankalung permata itu,"
Xaviera segera menutupi kalung yang ia pakai itu, lalu ia berani menolak agar tidak memberikannya pada orang-orang itu. "Tidak, ini kalung pemberian ibuku. aku tidak akan menyerahkannya padamu." ucap Xaviera dengan lantang.
Mereka yang berjumlah 6 orang menggeram marah karena ada anak perempuan yangberani menentangnya. Xaviera pun mundur ketakutan melihat wajah mereka terlihat sangat menakutkan. "Kau mencoba melawan kami ya, baiklah.. kami akan membunuhmu dan merampas kalung itu untuk kami... Hiaaaattsss!!" Ketua itu hendak melibaskan pedang pada Xaviera. Tiba-tiba dalam keadaan terdesak kalung tersebut mengeluarkan cahaya yang sangat terang sehngga mereka tidak bisa melihat sekitar.
"Aaaaa matakuuu!"
Melihat peluang tersebut, Xaviera bergegas untuk melarikan diri dan menjauh dari sana. orang-orang itu masih sibuk dengan mata mereka yang terkena silau sehingga membuat sedikit pedih sampai tidak melihat. ketika sinar itu muli menghilang, penglihatan mereka pun mulai pulih kembali. namun saat menoleh pada pohon tempat Xaviera berdiri tadi rupanya anak itu sudah menghilang. sang ketua pun menggeram marah karena kehilangan gadis itu.
"Haaaaaaaa! akan kucari kau gadis nakaaaaalll!"
Sementara Xaviera tengah berlari menjauh dari jangkauan orang-orang itu. suasana hutan itu sangat gelap sehingga ia sangat sulit untuk melihat ke depan. tak terduga, saat merogoh kantung celananya, ada sebuah benda yang bisa ia gunakan di saat genting seperti ini yaitu senter kecil. entah sejak kapan ia mengantongi senter kecil itu, namun hal itu justru membantunya agar bisa melihat ke depan.
Ia pun menyalakan senter tersebut dan mulai menyinari area yang ia soroti. ia pun segera berlari kembali agar tidak ditangkap oleh orang-orang tersebut. sebenarnya ia tidak paham sifat penduduk yang ada di sini, apa semua sifat penduduk di sini sama seperti mereka? ia berpikir jika mereka adalah orang baik, namun justru salah besar.
Xaviera sudah berlari cukup jauh dan terlihat tidak ada yang mengejarnya, ia menghela nafas leganya karena tidak dikejar oleh mereka lagi. ia pun meluruhkan dirinya dan terduduk di tanah karena kakinya sudah lemas. di tengah istirahatnya, tiba-tiba saja sinar rembulan masuk menyinari sela-sela pepohonan di hutan tersebut. ia pun bisa melihat kembali tanpa menggunakan senter dan mulai mematikannya. ia melihat sebuah rumah mini yang berada tak jauh dari arah kini. karena sudah lelah, ia memutuskan untuk beristirahat di sana. ini sudah malam, ia juga takut jika meneruskan perjalanan akan dipertemukan dengan hewan buas yang tidak bisa ia lihat.
Rumah itu terlihat seperti rumah tua namun kecil. tapi ini lumayan cukup untuknya beristirahat. ia tidur hanya beralaskan jemari yang ditumpuk di sana. sebelum tertidur ia memandangi langit-langit rumah tersebut. ia lupa, kini ia berada di dunia yang berbeda. mungkin sifat manusia yang ada di sini berbeda dengan jamannya. harusnya ia lebih berhati-hati lagi. ia pun kembali memegangi kalungnya danmelihat ke arah permata kalung tersebut.
"Apa kalung ini bisa keluarkan kekuatan? tapi karena kalung ini, aku bisa selamat. aku tidak akan membiarkan mereka merampasnya.. dan aku akan memecahkan misteri ini dan kembali ke duniaku semula." Setelah bermonolog pada dirinya sendiri, Xaviera merasakan kantuknya datang lalu ia pun memejamkan matanya dan tertidur dengan pulas.
***
Sinar mentari mulai masuk ke sela-sela rumah mini itu dan membuat rumah itu mendapatkan cahaya sehingga nampak seisi rumah dengan jelas. terlihat Xaviera masih tertidr dengan pulas, namun cahaya matahari itu mulai mengusik area wajahnya sehingga ia terbangun.
"Eum? eungghhhh... udah pagi ya?" ia pun membangunkan tubuhnya yang awalnya terlentang dan mengambil posisi duduk. wajahnya masih terlihat sangat mengantuk, namun ia memaksakan agar terbangun sepenuhnya. kemudian ia pun berdiri dan mulai keluar dari rumah tersebut. ia meregangkan badannya yang sakit karena tertidur di rumah mini itu. ia menghirup udara segar dan dingin. udaranya sangat bersih tidak ada polusi seperti di jamannya.
Setelah dirasa cukup untuk beristirahat, ia pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan sembari mencari sarapan. seperti sudah menemukan jalan keluar, ia melihat sebuah jalanan besar yang cukup dekat. ia pun mengembangkan senyumannya karena sudah menemukan jalan keluar, ia pun melajukan langkahnya bahkan sampai berlari untuk keluar dari hutan itu. raut wajahnya tercengang ketika melihat pemukiman warga dari kejauhan.
***
Setelah kembali berjalan kaki sehingga 3 kilo meter, Xaviera sudah berada di lokasi penduduk. ia terkejut setelah melihat secara langsung manusia jaman itu, takjub karena ia bisa menyaksikan langsung manusia jaman dulu. suasana area tersebut bak dipedesaan. ada yang sedang bersantai, ada pasar juga dan masih sistem tradisional. semua mata nampak melihatnya aneh sebab pakaian yang ia gunakan memang berbeda dengan jaman tersebut.
Karena tidak ingin menjadi pusat perhatian, ia mencari sesuatu di tempat pembuangan barang yang tak jauh dari tempatnya berdiri. ia menemukan sebuah kain besar dan ini bisa untuk dijadikan jubah. ia pun segera mengambilnya dan memakainya agar bisa menutupi identitasnya sebagai manusia era modern. perutnya kembali bersuara sebab sedari pagi belum sarapan dan harus berjalan berkilo-kilo meter. ingin membeli, tapi ia tidak punya uang. iapun berjalan sedikit demi sedikit untuk mencari makanan. dan tak lama, ia menemukan seorang saudagar kaya sedang membagian makanan pada rakyat miskin. ia pun tidak meyia-nyiakan waktu, Xaviera ikut menganti hanya untuk 1 roti dan 1 air. setelah datap, ia pun makan bersama dengan yang lain.
Di tengah sedang menikmati makanan yang ia makan, penutup kepalanya dari kain itu terlepas sehingga wajahnya terlihat jelas. ia melihat banyak pasang kaki yang tiba-tiba berdiri di hadapannya. ia syok dan menghentikan makannya. ia pun mengangkat kepalanya secara perlahan sampai ia melihat orang yang menjegalnya. rupanya itu adalah orang yang sedang mengincarnya. terlihat senyum menyeringai di wajah mereka karena berhasil menemukannya, "Akhirnya kami menemukanmu, gadis kecil.. bersiaplah."
Dengan gerak cepat, Xaviera melarikan diri dengan melewati celah lebar di antara kedua kaki mereka. ia pun kembali menjadi sasaran kejaran mereka. adegan ini sama persis dengan jamannya, dulu ia sering dikejar karena melarikan diri dari para pembullynya. ada sedikit trauma karena ia merasa di situasi yang sama. ia pun kembali tersadar, kini ia kembali fokus melarikan diri dari para orang-orang besar itu.
"Berhenti!!!"
Xaviera menoleh ke belakang ternyata orang itu masih berusaha mengejarnya, lalu ia pun mempercepat larinya. tapi ia tidak melihat ke bawah sampai akhirnya ia tersandung dan terjatuh di sana. ia pun meringis kesakitan sebab sandungan tersebut. lalu ia kembali melihat orang-orang itu mengelilinginya.
"Akhirnya, kau tidak bisa lari sekarang."
Xaviera merasakan kondisi yang sangat mencekam, lalu ia merasakan rambutnya di tarik sangat kuat oleh mereka. ia kembali teringat akan pembully di sekolahnya pernah menarik rambutnya dengan kuat, ia meringis kesakitan sehingga ia tidak bisa melarikan diri.
"Sekarang, bersiaplah untuk menerima akibatnya!!"