Nazeera, seorang wanita cantik dan pintar, hidup dalam kesendirian setelah di khianati dan tinggalkan oleh suaminya. Namun, kehidupannya berubah drastis setelah di pertemukan dengan pria tampan yang merupakan seorang Presdir sebuah perusahaan besar.
Devan, yang selalu memprioritaskan perusahaan nya di desak untuk segera menikah oleh ibu nya mengingat dengan usianya yang sudah hampir menginjak kepala tiga. Akhirnya ia memutuskan untuk menikahi Nazeera dan menjadikannya sebagai istri rahasia yang di sembunyikan dari publik.
Namun walau begitu, tetap saja Intan menjodohkan Devan dengan banyak wanita lain karena tidak pernah setuju dengan pernikahannya bersama Zeera.
Lalu bagaimana dengan Zeera? akankan ia bertahan pada pernikahan ke-dua nya? atau justru memilih untuk meninggalkan Devan karena selalu di benci oleh ibu mertuanya?
Yuk simak ceritanya . . .
jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak berupa like, komen dan gift ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chiechi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Beberapa hari berlalu, sesuai dengan perjanjian Anton dan Reza, pria itu kembali ke desa Lestari untuk memberikan sampel sehelai rambut Broto pada Reza yang akan di lakukan tes DNA di rumah sakit tempat Reza bekerja yang tentunya tanpa sepengetahuan Zeera.
Terlihat Zeera yang sedang menyiram beberapa bunga di luar rumah nya, dengan senyuman yang tidak pernah luntur di wajahnya, ia begitu menikmati kehidupan di desa itu walau harus tanpa Devan. Terkadang, Zeera juga mengajak bicara bayi nya yang masih berada di dalam perut untuk mengisi kekosongan nya.
Kling!
Mendengar ponselnya yang berdenting, Zeera segera mengambil benda pipih tersebut dan melihat sebuah pesan masuk disana.
["Mau sampai kapan kamu sembunyi, Ra? Pak Devan sudah seperti orang gila yang setiap hari mencari keberadaan kamu, belum lagi Aldi bilang kalau tiap malam dia selalu mabuk."] --- Kanya.
Semenjak mengganti nomornya, Zeera hanya memberitahukan itu pada Kanya. Karena hanya wanita itu yang dia percaya selama ini.
["Bukankah seharusnya saat ini sudah ada wanita lain di sampingnya? Wanita pilihan ibu nya sendiri."] --- Zeera.
["Darimana kamu bisa berpikiran seperti itu? selama kamu pergi, aku gak pernah melihat pak Devan bersama dengan wanita manapun."] --- Kanya.
Zeera hanya membaca pesan itu tanpa membalasnya kembali. Ia terdiam sejenak memikirkan apa yang di katakan Kanya melalui chatting nya. "Menurut kamu apa yang harus mama lakukan sayang?" Gumam Zeera mengelus perutnya.
Zeera kembali masuk kedalam, dengan kebetulan ia melihat sebuah tayangan konferensi pers Asterion group yang di adakan oleh Devan sendiri. Di akhir acara ia menyampaikan sebuah pesan yang di tujukan pada Zeera secara langsung hingga menuai pro dan kontra dari publik yang menonton nya.
Zeera yang melihat itu tanpa sadar menitikkan air matanya, ia duduk di atas sofa dengan pandangan melihat layar televisi yang menunjukkan wajah tampan suaminya.
"Kau merindukannya?" Tanya Reza yang baru saja datang.
Zeera segera menyeka air matanya dan mencoba tersenyum, "kamu gak ke rumah sakit?" Tanya balik Zeera mengalihkan pandangannya.
"Setelah memastikan kamu baik-baik saja aku baru akan berangkat." Sahut Reza menaruh satu gelas susu ibu hamil di depan Zeera, "gak nyangka ya, ternyata suami kamu seorang presdir dari perusahaan besar." Sambungnya setelan melihat konferensi pers barusan.
Zeera hanya tersenyum yang kemudian mengambil gelas susu tersebut dan meneguknya. "Makasih!" ucap nya.
"Lagi? Apa kau tidak bosan terus berterimakasih pada ku?"
Zeera hanya terdiam.
"Anggap aku saudara mu, yang akan selalu menjaga mu."
Zeera mengangguk disaat tanpa ragu, Reza mengusap pucuk kepala nya.
"Ya udah, aku berangkat dulu. Hati-hati di rumah, aku minta tolong ibu untuk menemani kamu biar gak bosan."
"Em, kamu juga hati-hati." Sahut Zeera tersenyum seraya melambaikan tangan nya.
**
Asterion group
Selesai dengan acara konferensi pers, Devan berniat untuk langsung pulang ke rumah nya. Namun siapa sangka, ia akan berpapasan dengan wanita yang ingin menyingkirkan Zeera. Walau Celine memakai masker, namun Devan tetap mengenali wanita itu. Ia menarik lengan Celine dan membawanya ke tempat lain yang cukup sepi.
Bruukkk..
Punggung Celine menabrak dinding ketika Devan mencengkram lehernya dan mendorongnya.
"Untuk apa kau datang kemari?" Tanya Devan.
Celine mendecih pelan, "ternyata kau masih mengenaliku."
"Jangan bertele-tele, katakan untuk apa kau datang kemari?!"
"Aku tau kamu begitu mencintai istri mu, apa kau tau siapa yang sudah membuatnya pergi dari rumah?" Ucap Celine yang masih dalam cengkraman Devan.
"Kau!"
"Lepaskan dulu, baru aku akan memberitahumu."
Devan segera melepaskan cengkraman nya dan mundur beberapa langkah dari Celine dengan wajah yang frustasi.
"Katakan apa yang kamu ketahui tentang Zeera selama ini?"
"Tante Intan tau kalau Zeera tidur di hotel dengan pria lain, itu alasannya dia mengusirnya dari rumah kamu. Dan kabarnya, dia sudah menikah lagi dengan pria yang tidur bersamanya tempo lalu."
Devan kembali mencengkram leher Celine hingga membuat wanita itu sulit untuk bernafas.
"Jangan asal kamu bicara! Kamu pikir aku akan percaya dengan ucapan mu?"
"Terserah, kamu mau percaya atau enggak, aku hanya mengatakan kebenaran nya."
Devan menepiskan Celine hingga gadis itu terbatuk.
"Pergi dari sini!"
"Kau yakin ingin mengusirku? Kau tidak ingin mengetahui keberadaan wanita rendahan itu?"
"Dimana kau menyembunyikan nya, Celine!"
Wanita itu tertawa, "kau sungguh ingin mengetahuinya? Bagaimana jika, kau memenuhi keinginan ku?"
"Apa yang kau inginkan?"
"Tentu saja diri mu."
"Gak usah gila!" Sahut Devan yang bergegas pergi meninggalkan Celine.
Wanita itu tersenyum miring, "Zeera, lihatlah bagaimana aku membuatmu menderita."
Semenjak mengetahui Zeera menghilang, Celine tidak hanya tinggal diam, dia terus berusaha mencari keberadaan Zeera melalui Ragil yang masih mendekam di penjara. Hingga akhirnya ia berhasil menemukan keberadaan Zeera secara diam-diam. bahkan ia belum memberitahukan hal itu kepada Riko.
Malam hari . . .
"Bagaimana? Apa aku terlihat gemukan?" Tanya Zeera yang memakai sebuah dress untuk makan malam bersama dengan Reza.
"Enggak, kau justru terlihat semakin cantik." Sahut Reza.
Zeera tersenyum mendengar itu, seketika ia kembali teringat dengan Devan yang selalu mengatakan dirinya cantik. Keduanya bergegas keluar rumah menuju tempat makan yang sudah di pesan oleh Reza sebelumnya.
Terlihat seperti pasangan suami istri pada umumnya, Reza tidak kalah perhatian dari Devan yang selalu memberikan perhatian pada Zeera.
Mobil Reza melaju dengan tenang menuju pusat kota yang tidak begitu jauh dari desa Lestari. Walau kota itu terbilang kota kecil, namun tempat itu cukuplah ramai sama hal nya dengan kota besar tempat dimana Zeera tinggal sebelumnya.
Sesampainya di tempat tujuan, Reza menggandeng Zeera masuk kedalam restoran itu. Walau belum pernah menikah, namun Reza sangat tau cara memperlakukan wanita hamil seperti apa. Selain karena sifatnya yang lembut, karena ia juga merupakan seorang dokter yang sudah terbiasa bersikap lembut pada semua pasien nya.
"Akhir-akhir ini kamu begitu sibuk mengurusi ku, lalu bagaimana dengan kehidupan asmara mu? Tidakkah kau ingin memiliki istri?" Tanya Zeera secara tiba-tiba.
"Tanpa harus menikah pun aku sudah seperti memiliki seorang istri." Sahut Reza membuat Zeera tersedak.
"Pelan-pelan." Reza segera menepuk-nepuk tengkuk Zeera Devan pelan dan memberikan segelas air putih.
"Kamu gak papa?" Tanya Reza kembali yang di angguki oleh Zeera.
"Maaf jika perkataan aku membuat mu kaget, tapi sungguh aku gak ada maksud apa-apa." Jelas Reza agar tidak terjadi kesalahpahaman.
"Santai aja, aku ngerti kok maksud kamu. Hanya saja aku tidak mau jadi penghalang untuk mu mencari pasangan."
"Kamu sama sekali tidak menjadi penghalang, hanya saja mungkin aku belum di pertemukan dengan jodoh ku."
"Semoga cepat ketemu." Shut Zeera tersenyum.
Ckrek...
Sebuah foto berhasil di ambil oleh seseorang yang secara diam-diam mengikuti Zeera dan Reza.
***
TBC. . .