"Butuh uang berapa?" tanya Sky to the point.
"500 juta Tuan. Kalau Tuan Sky tidak
keberatan, saya mau pinjam sesuai nominal tersebut dengan sistem potong gaji," terang Aletta.
"Saya kasih 1 milyar, tapi kamu harus nikah sama saya," tegas Sky.
"Bagaimana? Kamu setuju kan?" tanya Sky yakin.
Sky berdecak kesal melihat Aletta yang tampak memikirkan sesuatu di kepalanya.
"Ck, apalagi yang kamu pikirkan? Menikah sama saya nggak akan rugi. 1 milyar itu untuk kamu bukan hutang. Kamu nggak perlu menggantinya walau kontrak pernikahan sudah selesai," bujuk Sky pantang menyerah.
Beberapa detik kemudian ....
"Saya setuju Tuan," kata Aletta tanpa ragu.
Bagaimana kisah perjalanan Aletta menjalani pernikahan kontrak tersebut?
Yang penasaran dengan ceritanya, langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Follow TikTok @Bilqies Author
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meresahkan
Malam itu di sebuah ruangan yang cukup luas nan mewah, tampak pasangan suami istri yang mirip seperti Tom and Jerry yang sedang kejar-kejaran di kamar hotel. Dimana Aletta yang terus melempari Sky dengan bantal karena pria dingin itu tidak mau berhenti mengejarnya. Alhasil kondisi kamar menjadi berantakan, bantal dan selimut berhamburan di lantai. Seprei di atas ranjang pun sudah tidak berbentuk lagi.
"Stop Tuan Sky. Saya sudah nggak kuat lari lagi." Nafas Aletta tampak tersengal dan bicaranya putus-putus. Wanita itu seperti habis lari maraton saja setelah mengelilingi kamar hotel yang sangat luas dan itu semua gara-gara ulah gunung es itu.
Kini Aletta menjatuhkan tubuhnya di atas sofa yang paling dekat dengan nya. Aletta segera berbaring, dan tidak peduli dengan keberadaan Sky yang semakin mendekat. Sebab Aletta sudah tidak punya tenaga lagi untuk menghindar.
"Terserah Tuan Sky kalau mau peluk saya, peluk saja. Saya ikhlas kok, asal ada uang kompensasi," cerocos Aletta dalam keadaan mata terpejam. Kini nafasnya masih memburu, terlihat jelas dadanya yang naik turun.
Sementara Sky mendengus kesal lantaran mendengar perkataan Aletta barusan. Siapa juga yang ingin memeluk Aletta yang body nya seperti papan triplek. Pria itu hanya main-main saja dengan ucapannya, dia hanya ingin mengerjai Aletta. Tapi siapa sangka jika reaksi Aletta malah berlebihan, wanita itu turun dari ranjang dan berlari ketika di dekati. Tentu saja hal itu menarik perhatian Sky yang semakin jahil untuk mengejar Aletta.
"Nggak ada untungnya peluk kamu. Kamu itu bukan tipe saya," ujar Sky dengan nada menyindir. Aletta langsung membuka lebar matanya dan melirik sebal pada Sky. Wanita itu tak menyangka jika ucapannya tempo hari malah di balikkan padanya. Mungkin saja Sky kesal saat di bilang tipe Aletta bukan pria seperti dirinya.
Setelah puas mencibir, Sky berlalu ke ranjang sambil memungut satu bantal dan melemparnya ke atas ranjang, lalu ikut menjatuhkan diri disana. Pria dingin itu tampak tidak peduli dengan kondisi seprei yang berantakan.
Sedangkan Aletta yang melihat Sky tampak begitu santai setelah puas mencibirnya, mendadak wanita itu tidak suka melihat ketenangan Sky. Aletta segera bangun dari sofa dan menghampiri Sky. Pria dingin dan kaku seperti Sky memang perlu di kerjai. Wanita itu ingin membalas perbuatan Sky yang sudah membuatnya kehabisan oksigen mengelilingi kamar hotel.
Aletta perlahan naik ke atas ranjang, gerakan itu di sadari oleh Sky. Kini keduanya saling menatap.
"Duh dingin banget Tuan. Mendadak pengen di peluk," kata Aletta seraya mendekat dan membaringkan tubuhnya di samping Sky tanpa jarak. Sontak kedua mata Sky melotot seakan ingin keluar dari sarangnya. Pria itu ingin menjauh tapi terlambat dengan gerakan Aletta yang begitu cepat. Kedua tangan Aletta terlanjur meraih tubuh kekar Sky.
"Peluk suami sendiri nggak dosa kan Tuan?" tanya Aletta pura-pura bodoh dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang Sky. Wanita itu bisa mendengar jelas suara degup jantung Sky yang berdetak kencang.
"Lepas Aletta, jangan bercanda!" Sky berusaha sekuat tenaga mendorong bahu Aletta agar melepaskan pelukannya. Tapi bukannya lepas, justru Aletta semakin mengeratkan pelukannya. Dan membuat lengan kekar Sky berhimpitan dengan benda kenyal milik Aletta. Sontak jakun Sky naik turun menelan saliva. Itu adalah reaksi normal seorang pria ketika sedang bersentuhan dengan benda sensitif milik milik lawan jenisnya.
"Tuan lupa ya, bukannya tadi Tuan sendiri yang ingin peluk saya. Sekarang giliran saya yang ingin peluk Tuan. Tuan nggak usah khawatir, saya nggak akan minta uang kompensasi kok." Aletta menahan tawa di balik wajahnya bersembunyi di dada bidang Sky.
Wanita itu masih tetap di posisinya yang sama, kedua tangannya memeluk erat tubuh kekar Sky. Otak nya kini mulai traveling, entah hal apa yang memenuhi kepalanya. Selain memberikan kehangatan, wangi maskulin nya mampu menenangkan.
"Kamu itu lama-lama meresahkan!" Kali ini Sky mendorong bahu Aletta agak keras, sampai akhirnya pelukan itu terlepas juga dan membuat Aletta cemberut.
"Harusnya saya yang bilang begitu pada Tuan. Yang paling meresahkan itu Tuan Sky bukan saya. Nggak sadar apa seringkali pamer dada dan roti sobek di depan saya. Mata saya jadi ternodai," gerutu Aletta dengan sedikit tingkahnya yang jahil. Tangannya malah meraba bagian perut Sky.
Sedangkan pria dengan mode serius itu tampak kaget dengan aksi berani Aletta. Pria itu reflek memegang tangan Aletta, berusaha menghentikan gerakan tangan itu dari atas perutnya.
"Ingat Aletta, kamu sendiri yang ngotot nggak mau di sentuh. Tapi sengaja mancing-mancing saya. Kamu benar-benar penasaran sama pria yang udah nggak per jaka ya?" kata Sky seraya mengukir senyum miring penuh arti. Hal itu berhasil membuat Aletta ketar-ketir melihat tatapan mengerikan itu. Wanita itu sampai kesusahan menelan ludah.
"M-maaf Tuan saya cuma bercanda." Aletta menyengir kuda sembari menarik tangannya dari genggaman tangan besar Sky, perlahan dia bergeser menjauh.
"Bagaimana kalau coba sekarang. Saya juga penasaran dengan rasa pera wan." Dengan cepat pria itu menggeser tubuhnya mendekat dengan seringai miringnya membuat bulu kuduk Aletta meremang.
"Tolong jangan lakukan itu Tuan. Saya nggak mau jadi janda dalam keadaan tidak pera wan," pinta Aletta.
"Saya tidak mau tahu. Kamu sudah membangunkan singa tidur Aletta. Lihat ...." Pria itu mengarahkan bola matanya ke bawah, tepat di antara kedua pahanya. Sedangkan wanita itu dengan polosnya mengikuti arah tatapan Sky. Alhasil kedua matanya ternodai dengan melihat gundukan yang menonjol di balik celana.
"Kamu harus tanggung jawab Aletta! Kalau sudah bangun begini, susah di tidurkan lagi," bisik Sky dengan suara seksinya.
"Tuan Sky nggak serius kan? Saya ...."
Belum selesai bicara tapi mulut Aletta berhasil di bungkam oleh bibir Sky. Pria dingin itu dengan lihai mengecup bibir Aletta, menge cap dan melu mat sangat lembut. Tampak Aletta yang ingin memberontak, namun kekuatannya kalah besar dengan Sky. Kedua tangan pria itu menahan kepala belakang Aletta, agar pagutan bibir mereka tidak terlepas.
Pria dingin itu cukup lama menikmati benda kenyal dan manis milik Aletta. Sampai Sky terpaksa melepaskannya karena bibir nya di gigit oleh Aletta.
"Awww! Aletta, kamu itu!" Sky hampir saja mengamuk, dia menyentuh bibir nya yang terasa perih dan sakit.
"Salah siapa Tuan Sky cium saya," ucap Aletta santai. Wanita itu mengusap lembut bibirnya yang basah dengan selimut. Basah karena ulah Sky.
"Saya kan cium istri sendiri, salahnya dimana?" tegas Sky yang tak ingin kalah, lagi-lagi pria itu membalikkan ucapan Aletta.
"Iish, bilang saja Tuan curi kesempatan." Aletta langsung menarik selimut, menutup tubuhnya sebatas leher, lalu berbalik memunggungi Sky.
Sementara Sky tersenyum menyeringai penuh arti. Merasa belum puas mengerjai Aletta, Sky langsung menyusup ke dalam selimut yang sama dan menyerang Aletta. Entah hal apa yang di lakukan gunung es itu di dalam sana, hingga Aletta berteriak dan histeris sendiri di dalam selimut.
"Jangan Tuan, saya mohon. Aduh geli ... stop!"
.
.
.
🌷Bersambung🌷
makanya jujur ma ortu jadi ada yg jagain PA 🤦🤦🤦🤦