NovelToon NovelToon
Kembalinya Duchess Kejam

Kembalinya Duchess Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Mengubah Takdir / Barat / Chicklit
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nuah

Di kehidupan sebelumnya, Duchess Evelyne von Asteria adalah wanita paling ditakuti di kerajaan. Kejam, haus kekuasaan, dan tak ragu menyingkirkan siapa pun yang menghalangi jalannya. Namun, semuanya berakhir tragis. Pengkhianatan, pedang yang menembus perutnya yang tengah mengandung besar itu mengakhiri segalanya.

Namun, takdir berkata lain. Evelyne justru terbangun kembali di usia 19 tahun, di mana ia harus menentukan jodohnya. Kali ini, tekadnya berbeda. Bukan kekuasaan atau harta yang ia incar, dan bukan pula keinginan untuk kembali menjadi sosok kejam. Dia ingin menebus segala kesalahannya di kehidupan sebelumnya dengan melakukan banyak hal baik.

Mampukah sang antagonis mengubah hidupnya dan memperbaiki kesalahannya? Ataukah bayangan masa lalunya justru membuatnya kembali menapaki jalan yang sama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11: Menuju Pertunangan

Beberapa hari setelah pertemuan Evelyne dan Duke Zisilus di kafe, sebuah surat resmi dikirimkan kepada keluarga Astria untuk mengatur pertemuan formal. Surat itu berisi permohonan Duke Zisilus untuk datang secara resmi ke kediaman Duke Astria guna membahas tanggal pertunangan mereka.

Pada hari yang telah ditentukan, suasana kediaman keluarga Astria tampak lebih hidup dari biasanya. Para pelayan sibuk memastikan bahwa semua persiapan telah sempurna. Evelyne, dalam balutan gaun biru muda yang elegan, berdiri di aula utama, bersiap menyambut tamunya.

Tak lama kemudian, sebuah kereta berlapis emas dengan lambang keluarga Zisilus berhenti di depan gerbang utama. Beberapa pelayan segera membuka pintu kereta, dan Duke Zisilus turun dengan anggun. Ia mengenakan setelan bangsawan berwarna hitam dengan sulaman perak yang mencerminkan status dan martabatnya sebagai seorang Duke. Di belakangnya, beberapa pelayan membawa peti-peti hadiah yang telah dipersiapkan untuk keluarga Astria, khususnya untuk Evelyne.

Ketika Duke Zisilus memasuki aula utama, Evelyne melangkah maju dan menyambutnya dengan sopan. “Selamat datang di kediaman keluarga Astria, Duke Zisilus.” Suaranya lembut namun penuh dengan wibawa.

Duke Zisilus menundukkan kepala sedikit, menunjukkan penghormatan. “Terima kasih atas sambutannya, Lady Evelyne. Saya harap kehadiran saya tidak merepotkan.”

Evelyne tersenyum tipis. “Tentu saja tidak, kami telah menantikan kunjungan Anda.”

Setelah beberapa sapaan formal, Evelyne mengisyaratkan agar Duke Zisilus mengikutinya ke ruang pertemuan utama, tempat Duke Astria sudah menunggu. Duke Astria duduk dengan penuh wibawa di kursi kebesarannya, dengan tatapan tajam mengamati calon menantunya.

Duke Zisilus melangkah maju dan membungkuk dengan hormat. “Duke Astria, sebuah kehormatan bagi saya dapat bertemu dengan Anda secara langsung.”

Duke Astria mengangguk, lalu memberi isyarat agar Duke Zisilus duduk di kursi yang telah disediakan. “Duke Zisilus, saya menghargai niat baik Anda dalam membahas pertunangan ini secara resmi. Saya ingin memastikan bahwa keputusan ini merupakan hal yang terbaik bagi putri saya.”

Piter menatap Duke Astria dengan penuh keyakinan. “Saya sepenuhnya memahami kekhawatiran Anda sebagai seorang ayah. Saya ingin meyakinkan Anda bahwa saya memiliki niat yang tulus terhadap Lady Evelyne. Saya tidak hanya melihat pertunangan ini sebagai sebuah perjanjian politik, tetapi juga sebagai ikatan yang akan saya jaga dengan penuh tanggung jawab.”

Duke Astria menghela napas sejenak sebelum berbicara. “Evelyne adalah putri sulung saya, dan saya tidak ingin dia mengalami kehidupan rumah tangga yang sulit. Sebagai seorang bangsawan, saya tentu memahami bahwa ada pernikahan yang hanya didasarkan pada kepentingan keluarga. Namun, saya ingin memastikan bahwa dia akan diperlakukan dengan hormat dan kasih sayang.”

Duke Zisilus mengangguk dengan tegas. “Saya berjanji kepada Anda, Duke Astria, bahwa tidak akan ada orang ketiga dalam pernikahan kami. Saya telah berbicara dengan Lady Evelyne mengenai hal ini, dan saya menyetujuinya sepenuh hati. Saya bukan pria yang akan membagi perhatiannya dengan wanita lain. Kesetiaan saya hanya untuk Evelyne.”

Duke Astria menatap putrinya, yang duduk dengan tenang di sampingnya. “Evelyne, apakah ini keputusanmu?”

Evelyne mengangguk. “Ya, Ayah. Saya telah mempertimbangkannya dengan matang, dan saya percaya bahwa Duke Zisilus adalah orang yang tepat untuk saya.”

Duke Astria mengamati ekspresi putrinya dengan seksama, mencari tanda-tanda keraguan, tetapi yang ia lihat hanyalah keteguhan hati. Dengan sebuah helaan napas, ia akhirnya berkata, “Baiklah, jika ini keputusanmu, maka aku akan merestuinya.”

Duke Zisilus tersenyum tipis dan kembali menatap Duke Astria. “Dengan restu Anda, maka kita bisa mulai membahas tanggal yang tepat untuk pertunangan.”

Duke Astria mengangguk dan melirik sekretarisnya, yang segera membuka sebuah dokumen berisi kalender resmi keluarga. “Kami memiliki beberapa tanggal yang memungkinkan untuk mengadakan acara pertunangan yang sesuai dengan standar kebangsawanan. Apakah ada preferensi dari pihak Anda, Duke Zisilus?”

Duke Zisilus berpikir sejenak sebelum menjawab. “Saya ingin memastikan bahwa tanggal yang dipilih juga cocok untuk keluarga Astria. Saya percaya bahwa acara ini harus menjadi perayaan yang membahagiakan bagi kedua belah pihak.”

Setelah beberapa diskusi dan pertimbangan, akhirnya mereka menetapkan tanggal pertunangan yang jatuh dalam waktu satu bulan ke depan. Dengan demikian, keluarga Astria dan keluarga Zisilus memiliki cukup waktu untuk mempersiapkan segalanya dengan sempurna.

Setelah semua pembicaraan resmi selesai, Duke Astria memberikan anggukan terakhirnya. “Baiklah, kita telah mencapai kesepakatan. Saya berharap bahwa pertunangan ini akan berjalan dengan baik dan membawa kebahagiaan bagi kalian berdua.”

Duke Zisilus berdiri dan membungkuk hormat. “Terima kasih atas kepercayaan Anda, Duke Astria. Saya tidak akan mengecewakan Anda.”

Evelyne juga berdiri, menatap ayahnya dengan penuh rasa hormat. “Terima kasih, Ayah.”

Duke Astria menatap putrinya dengan lembut. “Pergilah, antar tamumu dengan baik.”

Evelyne lalu mengiringi Duke Zisilus keluar dari ruang pertemuan. Saat mereka berjalan melewati koridor, Piter berbisik pelan, “Kurasa aku harus memastikan bahwa hadiah-hadiah yang kubawa benar-benar sesuai dengan selera calon tunanganku.”

Evelyne meliriknya dengan tatapan tajam namun terselubung senyum kecil. “Akan kutentukan nanti apakah aku menyukainya atau tidak.”

Duke Zisilus tertawa kecil. “Aku tak sabar menunggu pertunanganku denganmu, Evelyne.”

Evelyne menatap lurus ke depan, lalu berkata dengan nada tenang, “Semoga segalanya berjalan sesuai dengan harapan kita.”

Dan dengan itu, pertemuan mereka hari itu pun berakhir, membawa mereka semakin dekat menuju hari pertunangan yang telah disepakati.

Dalam waktu satu bulan itu, baik Evelyne maupun Piter disibukkan dengan berbagai persiapan. Dari pemilihan gaun yang sesuai dengan status mereka, undangan yang harus dikirimkan ke tamu-tamu penting, hingga pemilihan tempat yang tepat untuk menggelar pertunangan mereka. Setelah berbagai pertimbangan, mereka akhirnya memilih aula besar di Istana Kerajaan, tempat yang selama ini hanya digunakan untuk acara-acara resmi keluarga kerajaan.

Keputusan ini tidak sepenuhnya datang dari mereka. Pangeran Mahkota Andreas Von Harferd sendiri bersikeras bahwa pertunangan mereka harus dilangsungkan di sana. Dalam surat yang dikirimkan kepada Piter, ia menuliskan dengan jelas bahwa sebagai bangsawan berpengaruh, Evelyne dan Piter layak mendapatkan kehormatan menggunakan tempat tersebut.

Duke Zisilus,

Saya mendengar kabar mengenai pertunangan Anda dengan Lady Evelyne Astria. Sebagai seorang teman sekaligus sesama bangsawan, saya ingin memastikan bahwa acara yang begitu penting ini berlangsung dengan megah dan sesuai dengan kedudukan Anda berdua. Oleh karena itu, saya menawarkan aula kerajaan sebagai tempat berlangsungnya pertunangan Anda. Saya yakin tempat ini akan memberikan kesan yang lebih terhormat dan istimewa bagi Anda berdua serta bagi keluarga yang hadir.

Jangan khawatir mengenai detail acara, saya akan mengirimkan beberapa orang kepercayaan untuk membantu persiapan. Saya harap Anda mempertimbangkan tawaran ini dengan baik.

Hormat saya, Andreas Von Harferd

Menerima surat tersebut, Piter segera berdiskusi dengan Evelyne.

"Aku rasa Pangeran Mahkota sangat serius ingin kita bertunangan di sana," ucap Piter sambil menyerahkan surat itu kepada Evelyne.

Evelyne membaca isi surat dengan seksama, lalu menghela napas. "Ini memang tawaran yang luar biasa. Namun, apakah ini tidak akan menimbulkan perbincangan? Mengingat tempat ini sangat eksklusif bagi keluarga kerajaan."

Piter tersenyum. "Kita tidak perlu terlalu khawatir. Jika Pangeran Mahkota sendiri yang menawarkannya, maka tidak akan ada yang berani mempermasalahkan hal ini. Lagipula, kita bisa menganggap ini sebagai bentuk dukungan dari kerajaan."

Evelyne mengangguk pelan. "Baiklah, kalau begitu, kita harus memastikan semuanya berjalan dengan sempurna."

Sejak saat itu, persiapan menjadi lebih padat. Para pelayan dan ahli tata acara bekerja keras untuk menyesuaikan dekorasi aula kerajaan dengan keinginan Evelyne dan Piter. Gaun pertunangan Evelyne dirancang secara khusus oleh seorang desainer terkenal yang telah lama melayani keluarga kerajaan. Undangan yang dikirim pun dibuat dengan ukiran emas dan tinta yang sangat mewah, menandakan betapa pentingnya acara tersebut.

Di tengah kesibukan persiapan, Evelyne sesekali merasa cemas. Meskipun pertunangan ini sudah direncanakan dengan baik, ada rasa tak terjelaskan yang mengganggu pikirannya. Namun, setiap kali ia melihat Piter yang tetap tenang dan penuh percaya diri, ia merasa lebih nyaman.

Hingga akhirnya, hari yang dinanti pun tiba. Aula kerajaan telah dipenuhi oleh para bangsawan dari berbagai wilayah. Cahaya lilin besar menerangi ruangan, menciptakan suasana yang begitu megah dan sakral. Evelyne berdiri di depan cermin besar di ruang persiapannya, mengenakan gaun berwarna biru safir yang membuatnya terlihat anggun dan berwibawa.

Saat pintu aula terbuka, semua mata tertuju padanya. Piter yang telah menunggunya di ujung aula tersenyum hangat. Ia melangkah mendekat dan mengulurkan tangannya.

"Siap untuk memulai babak baru dalam hidup kita?" bisik Piter.

Evelyne menatapnya, lalu mengangguk. "Entahlah," Kekeh Evelyne membuat raut wajah Piter berubah drastis dalam hitungan detik, dan ikut terkekeh setelahnya.

1
Diyah Pamungkas Sari
jd inget si edward sama bella pas MP kmr nya hancur berantakan wkwkwkwkwk
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: eh, kok iya ya aku baru engeh sama twilight /Facepalm/
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
oke perutku begah!! bacanya ini pas hbs sarapan!! mana hawa adem lg. woeylah
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: keek, kenapa begah kak?
total 1 replies
Rossy Annabelle
ini nih baru keren si Author..ada giveaway nya we🥳
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: semngat kak
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
brti selanjutnya baca nya mlm ja dah 😑😑😑😑😖😖😖😖
Rossy Annabelle
q padamu Evelyn 😍tunjukkan kekejamanmu🥳
Diyah Pamungkas Sari
mantep eve, lope yu
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: lop yu tu lah/Facepalm/
total 1 replies
charis@ŕŕa
semoga sehat selalu n di jauhkn dr musibah...
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: aamiin
total 1 replies
Rossy Annabelle
turut berdukacita y thor 🥺,,cpt sembuh & semoga selalu diberi kesehatan..tetep semangat pokoknya 💪
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: aamin
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
evelyn main sosor bae kan kaget wkwkwkwwkk
Diyah Pamungkas Sari
gemes bgt sm piter n evelyn wkwkwkwkk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!