Marda menikahi Pendi setelah satu tahun pacaran, namun satu tahun menikah dia mendapatkan teror yang sangat mengerikan sekali. setiap malam di dalam mimpi nya selalu di temui seorang wanita bergaun pengantin penuh darah sembari membawa gergaji mesin, seolah pengantin itu ingin membunuh Marda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Di paksa pulkam
Bu Asih menggeleng kan kepala karena bila di ingat rasa nya ngeri sekali, oleh sebab itu dia diam saja dan tidak pernah gembor gembor soal setan yang ada di vila. karena bisa setrauma itu rasa nya bila di ingat lagi, bahkan di malam itu dia juga tidak bisa tidur akibat sangking takut nya.
Untung sudah lama berlalu dan dia cuma diam saja walau banyak orang yang ketakutan soal pengantin setan yang ada di dalam vila. biar lah menjadi rasa takut nya sendiri, yang penting dia tidak membuat ulah di sana, mau bagai mana pun sekarang sudah ada penghuni nya yaitu Marda.
Cuma yang di takut kan itu malah nanti nya penghuni baru ini kena masalah juga oleh pengantin setan, sudah di ingatkan dan Marda cuek serta bilang tidak ada apa apa. padahal sekarang ini firasat Bu Asih sudah mengatakan bahwa dia mungkin di hantui oleh pengantin setan, sampai jatuh dari lantai dua dan Marda yang tidak mau mengaku pada dia.
Mungkin saja malu atau masih belum yakin soal setan tersebut, jadi Bu Asih ya cuma diam saja tidak ada memaksa Marda untuk cerita yang sejujur nya pada dia. barang kali memang ada privasi di antara keluarga itu, jadi Marda tidak mau cerita pada orang lain dulu.
Di tambah Pendi juga sudah datang sehingga Bu Asih tidak menunggu lebih lama lagi, ia berpamitan dan Marda sangat berterima kasih karena sudah di tolong. Pendi juga berulang kali mengucap kan rasa terima kasih nya, sebab mereka lah yang sudah menolong Marda keluar dari dalam vila akibat jatuh.
"Kamu tolong sekarang percaya sama aku ya, ini memang ulah setan." Marda menatap suami nya.
"Ya Allah betapa sesat nya kamu, Marda! masih saja percaya dengan setan, kalau jatuh itu ya jatuh tidak usah menyalahkan setan." sentak Bu Tina.
"Ibu tidak tau keadaan nya di sana, semua orang sudah bilang dan selama ini aku abaikan saja." jelas Marda.
"Ciri ciri wanita kurang iman ya begini, mungkin kerjaan kamu cuma rebahan main ponsel saja sehingga pikiran jadi kemana mana." sewot Bu Tina.
"Mungkin kamu memang kena pengaruh ucapan warga saja, Sayang! setan itu tidak ada." Pendi bicara lembut.
"Orang yang percaya setan itu tanda nya tidak pernah sholat." Bu Tina masih saja bicara ketus pada menantu nya.
"Aku bicara sama Marda dulu ya, Bu." Pendi tidak ingin bila istri nya di pojokan begini.
"Istri begitu masih saja terus di bela, mending dulu kamu nikah sama Anita!" Bu Tina keluar dari ruangan nya Marda.
Kalau sudah dengar omongan begitu maka rasa hati Marda sakit sekali, selalu saja Anita yang Bu Tina bicarakan dengan rasa bangga yang luar biasa. padahal yang jadi menantu nya sekarang adalah Marda, tidak sopan juga bila banyak bicara begitu di depan orang nya langsung seolah tidak menjaga perasaan saja.
"Ibu lagi banyak masalah jadi kalau bicara suka tidak terkontrol." Pendi memegang tangan istri nya.
"Sejak dulu Ibu memang selalu bicara begitu, mungkin bila melihat ku maka masalah akan datang." lirih Marda.
"Sabar ya, Sayang! Abang belum bisa membela kamu sepenuh nya juga, mudah mudahan Ibu segera berubah." harap Pendi.
Marda cuma bisa mengangguk karena sudah satu tahun lebih punya mertua begini, sedangkan Bu Tina masih saja seperti dulu tidak pernah ada perubahan karena dia memang tidak suka pada Marda. yang dia sukai dan selalu di banggakan ia lah Anita, Marda juga tidak tau wajah Anita itu bagai mana.
"Bila Bu Asih tidak datang maka bisa jadi aku mati." ujar Marda.
"Ini terpeleset atau bagai mana?" tanya Pendi mengusap keringat istri nya.
"Aku di tarik setan, Bang! pengantin setan yang warga bicarakan itu memang ada, dia menarik tangan ku." Marda berkata kesal.
"Ya ini karena kamu terlalu mendengarkan ucapan warga, selama ini kamu tidak mendengarkan maka tidak ada yang mendatangi mu!" tegas Pendi.
"Rasa nya ini bukan cuma pengaruh warga saja, tapi memang karena dia ada." Marda kekeh sekali.
"Enggak! kamu kepikiran dan pada akhir nya perasaan kamu tersugesti bahwa ada pengantin setan itu." Pendi tetap tidak mau percaya.
Marda yang sebenar nya memang masih ragu jadi semakin ragu apa memang ini cuma perasaan dia saja, sebab dia memang mendapat penampakan setelah mendengar dari orang orang saat belanja. maka nya sekarang ia merasa mungkin saja memang begitu, apa lagi selama ini tidak ada ganguan yang datang.
...****************...
Sari termenung karena majikan nya memang sungguh ingin menemui Purnama pula, sebelum nya memang dia yang mengatakan pada Raisa soal Purnama. tapi sekarang malah Jovan yang sangat ambisius untuk bertemu dan bicara banyak dengan wanita yang bernama Purnama, mendadak hati Sari merasa resah dan tidak yakin mau pulang kampung.
Sebab hubungan dia dengan Purnama tidak lah baik, ia nekat meningalkan kampung lagi karena Arya sudah menjadi duda untuk kedua kali nya. padahal dia sama sekali tidak ada niat mau menggoda, namun Purnama selalu marah dan menegaskan bahwa dia tidak suka apa bila Sari dan Arya kembali bersama sama membangun rumah tangga.
"Jadi kapan kita bisa pulang kekampung mu, Sar?" Jovan bertanya lagi pada pembantu nya.
"Nyonya kan belum ada bilang setuju, Tuan." Sari ingin menolak rasa nya.
"Aku yang mau menemui wanita itu, Raisa memang tidak mau lah dia." jawab Jovan enteng.
"Tapi kita tidak mungkin pulang berdua, kasihan Nyonya sendirian." cemas Sari.
"Nanti akan datang adik nya untuk menemani, lagi pula kan kita cuma sehari saja tidak sampai malam." kekeh Jovan.
"Sampai malam, Tuan. perjalanan nya saja hampir tujuh jam, belum lagi bila nanti Tuan ngobrol lama dengan Mbak Pur!" jelas Sari yang berusaha membuat niat Jovan gagal.
"Ya sudah sehari semalam lah, bisa itu nanti ku atur! yang penting kita ketemu dulu dengan wanita itu." paksa Jovan sambil berlalu pergi dari hadapan Sari.
Sari yang di paksa begini jadi kalang kabut, takut juga cuma di ajak pergi berdua dengan majikan nya. nanti malah orang akan berpikir macam macam pada diri nya, mana Sari juga. Seorang janda dan masih cantik.
"Kau yang dari awal mengatakan soal wanita itu, jadi kau harus tanggung jawab karena suami ku jadi terobsesi pada nya!" Raisa sudah di belakang Sari.
"Maaf, Nyonya! saya bilang begitu hanya pada Nyonya saja, tapi ternyata Tuan dengar." sesal Sari.
"Ajak dia dan temui wanita itu, jangan sampai kau berani macam macam!" ancam Raisa.
Sari mengangguk dengan wajah takut nya karena dia merasa sangat tidak enak begini, tidak enak pada majikan wanita nya. malah nanti harus ketemu pula dengan Purnama, sedangkan Purnama dan dia tidak baik baik saja.
untung bca nya dah subuh 🤣🤣🤣
jadi merinding kan... makin nggak bisa tidur... ya Alloh Gusti... kalo jadi Marda ya wajar kalau langsung syok... jadi patung... pasrah deh mau dimakan atau mau digergaji....
lah.... jadi kena beneran yang bvnvh diri... nyesel lo Ardi... gara-gara kenikmatan sementara, lo kehilangan anak... bentar lagi juga kehilangan bini Lo.... mungkin juga nyawa Lo...