NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Mihrab Pesantren

Takdir Cinta Mihrab Pesantren

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Nikahmuda / CEO / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:11.2k
Nilai: 5
Nama Author: Gerimis Malam

Ahmad Al Fatih Pranadipa adalah siswa SMA yang dikenal sebagai pembuat onar. Kenakalannya tak hanya meresahkan sekolah, tetapi juga keluarganya. Hingga akhirnya, kesabaran orang tuanya habis—Fatih dikirim ke pesantren untuk dididik langsung oleh seorang kyai dengan harapan ia berubah.

Namun, Fatih tetap menjadi dirinya yang dulu—bandel, pemberontak, dan tak peduli aturan. Di balik tembok pesantren, ia kembali membuat keonaran, menolak setiap aturan yang mengikatnya. Tapi hidup selalu punya cara untuk mengubah seseorang. Perlahan, tanpa ia sadari, langkahnya mulai berbeda. Ada ketenangan yang menyusup dalam hatinya, ada cahaya yang mulai membimbing jalannya.

Dan di saat ia mulai menemukan jati dirinya yang baru, hadir seorang wanita yang membuatnya merasakan sesuatu yang tak pernah ia duga—getaran yang mengubah segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gerimis Malam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

"lomba apa?"

"Lomba tilawah."

"Emang bisa ngaji?"

"Jangan lihat orang dari luarnya saja. Kebiasaan kan lihat yang bening-bening, sampai-sampai mutiara yang di depannya enggak terlihat." singgung Balqis, matanya menatap Fatih dengan remeh. Karena sangat tampan dan berkarisma, Balqis tak bisa berlama-lama menatap mata Fatih. Dia menunduk melihat ke bawah.

"Balqis...." panggil Nesya dan Andine. Balqis dan Fatih tersentak karena kaget dengan kedatangan kedua temannya yang tanpa suara. Apakah dia mendengar percakapannya tadi.

"Kok belum ke aula? Kita mau lihat kamu tilawah." ucap Nesya dengan senyumnya, membuat Fatih menatapnya dengan mata yang sejuk. Balqis melirik Fatih kemudian memutar bola matanya.

"EEEHHHEEMMM..." Balqis berdehem membuat Fatih menoleh padanya. Pria itu mendapatkan tatapan tajam dari sangat calon istri.

"Assalamualaikum kak Fatih."

"Wa'alaikumussalam." balas Fatih.

"Kak Fatih juga mau melihat lomba tilawah?" tanya Nesya dengan ramah.

"Kamu tidak ikut lomba juga?" bukannya menjaga perasaan sang tunangan, Fatih malah membuat Balqis merasa bosan di dekatnya.

"Balqis lebih tepat mewakili kelas kami. Kami bahkan sudah tahu kalau Balqis akan menang."

"Kenapa?"

"Balqis sudah menjadi juara tingkat nasional."

Fatih memandang remeh calon istrinya, dia tak percaya dengan perkataan Nesya. Wanita keras kepala tidak mungkin mempunyai bakat tilawah.

"Aku kira juara tingkat selurah."

"Ngerendahin banget sih." gerutu Balqis kemudian pergi meninggalkan Fatih yang tertawa membuat Nesya dan Andine heran melihat keakraban mereka. Bukankah Fatih pria tak tersentuh dan Balqis adalah wanita yang selalu menutup diri. Lantas sejak kapan mereka bisa menjalin hubungan akrab walau selalu di tutupi dengan pertengkaran ringan, batin Nesya.

Mereka pun menuju aula tempat lomba tilawah yang akan di gelar sebentar lagi. Fatih mengambil posisi duduk di dekat Ustadz Aditya dan Ustadz Zul. Beberapa peserta sudah melantunkan tilawahnya. Kini giliran Balqis yang maju. Fatih memperbaiki posisi duduknya, entah mengapa jemarinya menjadi sangat dingi seakan dia nervous untuk menyaksikan Balqis.

Di depan Balqis sudah berjejer tim penilai, di sana sudah ada Kyai Husain, Kyai Ammar, Ummu Salamah dan Ustadz Faruk.

Balqis duduk di depan sebuah Kalam Allah, yang sudah terbuka.

"Sudah siap?" tanya Ustadz Faruk pada Balqis.

"Sudah Gus.

"Kalau begitu, buka surah Ali Imran dan baca ayat 131 sampai 133." titah Ustadz Faruk. Balqis yang sudah duduk kemudian membuka lembaran mushafnya dan mencari surah Ali Imran, Imran adalah ayah dari Siti Maryam ibunda Nabi Isa alaihi salam.

"Sudah dapat?" tanya Ustadz Faruk kembali.

"Sudah Gus." jawab Balqis.

"Silahkan di mulai!"

Balqis kemudian menarik nafas panjang sebelum memulai bacaannya, di mulai dengan membaca taawuz, basmalah hingga membaca ayat 131 sampai 133.

Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.

Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat.

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.

Tiga ayat itu membuat Fatih tanpa sadar meremas tangannya sendiri. Dirinya tak habis pikir dengan suara tunggangannya yang benar-benar bagus. Bahkan air mata Fatih tak terasa menetes. Hatinya berkecamuk riuh, suara indah Balqis bahkan mampu menggetarkan hati Fatih. Dia menatap tajam dari jauh pada wanita yang masih duduk di panggung. Ternyata dia benar-benar mutiara yang tersembunyi.

"Bagaimana, indahkan suara calon istrimu?" bisik Ustadz Zul yang membuyarkan lamunan Fatih. Pria itu capat mengahapus air matanya.

"Bagaimana ustadz bisa tahu?" bisik Fatih yang tercekat, Ustadz yang selalu mengusilinya mengetahui rahasia terbesarnya.

"Papa kamu yang beritahu saya."

"Kapan ustadz bertemu dengan papa saya?"

"Tadi. Sebelum acara ini berlangsung."

"Haaaa???" Fatih tercengang dia kemudian menoleh, pandangannya menyisiri aula. Ketika matanya melihat dia sosok pria paruh baya sedang duduk berdampingan. Fatih menghela nafas berat.

"Untuk apalagi mereka datang kemari." gumam Fatih. Jika melihat kedua orang tua itu bersama, akan ada kabar yang akan membuatnya terkejut.

Bagaimanapun sebagai seorang anak, Fatih berdiri ingin menyambut kedatangan orang tua dan calon mertuanya.

"Assalamualaikum." salam Fatih kemudian mencium punggung tangan Pranadipa dan Ilham secara bergantian.

"Wa'alaikumussalam."

"Kalian berdua enggak ada kerjaan yah? Nolak balik pondok melulu." gerutu Fatih dalam bisikannya agar tak terdengar dengan orang lain.

Di sisi lain, Andine yang sejak tadi mengikuti langkah Fatih menyikut teman di sampingnya.

"Bukannya dia Muhammad Ilham Arief sang pendiri salah satu perusahaan yang ada di Indonesia?" Jika Pranadipa sudah tak asing lagi untuk mereka lihat, beda halnya dengan Ilham. Pria itu memang tak pernah memunculkan dirinya di depan warga pondok atas permintaan putrinya. Jika ingin bertemu dengan Balqis, maka ruangan kyai Husain adalah saksinya.

"Aku enggak tahu tentang mereka. Ayah Fatih saja aku tidak tahu." timpal Nesya dengan wajah polosnya.

"Nanti aku lihatin kamu setelah ponsel kita di bagikan. Dia salah satu orang terkaya setelah Pranadipa di negara kita Nes. Ngomong-ngomong, dia mau ngapain yah di pondok kit?"

"Mungkin mau nyumbang. Orang kaya kan gitu." wajab Nesya yang terlihat cuek. Dia kembali melihat ke arah depan, ternyata Balqis sudah tak ada di panggung dan saat ini sudah di gantikan dengan peserta lain.

Wanita yang saat ini menutupi wajahnya dan hanya terlihat kedua matanya saja, berjalan mengendap di sudut ruangan. Untung saja ayahnya memilih pojokan untuk duduk. Saat ingin melakukan tilawah, tak sengaja Balqis melihat sosok ayah dan calon mertuanya. Balqis sangat bersyukur karena saat tadi, dia masih bisa menguasai groginya. Bukan karena lombanya, tapi lebih tepatnya karena kedatangan ayah. Balqis sangat panik karena sang ayah untuk pertama kalinya menampakkan dirinya di depan warga pondok pesantren lainnya.

"Ngapain disini?" Ketiganya menoleh pada wanita yang sedang berjongkok di samping Ilham.

"Balqis." jawab Ilham heran.

"Hussshhh!" Balqis mendekatkan jari telunjuknya di depan bibirnya dan membuat tanda untuk menyuruh ayahnya diam.

"Papa ngapain ada disini sih?" Balqis mengulangi keluhannya.

"Eh... Eh... Enggak ada syukurnya anak ini di tengokin papa. Salam dulu sama om Pranadipa."

"Assalamualaikum om." salam Balqis pada calon mertuanya. Dia masih mempertahankan posisinya dengan berjongkok agar tak ada orang lain yang melihatnya.

"Wa'alaikumussalam. Berdiri dong. Nanti kaki kamu gemetar loh."

"Om tolong om, ajakin papa keluar yah." Balqis memelas pada papa Fatih dan hanya di balas dengan tawa saja.

"Papa kamu bahkan sebentar lagi mau naik di podium."

Balqis tersentak, nafasnya tercekat, bola matanya membesar, kata-kata itu sangat keramat baginya. "Mau ngapain di sana? Papa jangan aneh-aneh yah. Balqis bahkan masih marah sama papa karena tega ngusir Balqis dari rumah."

"Kalau enggak mau papa naik podium. Kamu harus nikah sama Fatih."

"Bukannya pembahasan itu sudah lewat? Papa jangan keterlaluan yah. Papa secara tak sengaja udah dzolim sama anaknya."

"Nikah atau papa perkenalkan kamu sebagai putri papa."

Kepala Balqis pening seketika mendengar kalimat itu.

1
Laili Mama izzan
semangat other nulisnya ,, biar kita juga semangat bacanya bagus banget buku nya👍👍
Ayu
hahaaa astaghfirullah Fatiih , berani bener ngasih bukti
Ayu
ayoh siapa itu , Nesya sama andien kah ..
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru aja
ErNawati
lanjutttt
Putra Tambe
lanjut thor makin semangat aku baca nya🤩
Putra Tambe
cerita nya baguus aku suka
Putra Tambe
masya Allah, aku ikutan nangis saking bapernya😭😭😭
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru aja
Putra Tambe
terharu bangat semoga aja bisa berubah itu anak.......
Putra Tambe
Assalamu'alaikum thor aku coba hadir yach...
Ayu
Bagus Thor saya tunggu up berikutnya, semangat selalu
Ayu
hehehe ada ada aja ceritanya , lanjut kakak
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya
Aldebarand 98
Lumayan
Ayu
Masya Allah, nangis aku bacanya disini . kenapa taubatnya Fatih harus dibayar dengan mahal /Sob/
Ayu
sampai di bab 15 saya tidak bosan meneruskan baca novel ini , Semangat berkarya pokoknya /Rose/
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru aja
Evanscape
Cerita yang sangat bagus, jangan sampai dilewatkan. menarik banget.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!