BENIH TARUHAN

"Aiiisssttt.." ringis Leka dengan mengusap keningnya yang terbentur.

"Sedang apa kamu di ruangan ini?"tanya Nico dengan nada dingin.

Leka mendongakkan kepalanya menatap wajah Nico dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Menurut anda,apa yang saya lakukan dengan membawa kemoceng,sapu,dan alat kebersihan kesini?" ucap Leka dengan menunjuk peralatan yang digunakan untuk membersihkan ruangan itu.

Nico meraba sisi meja kerjanya dan sebuah pigura foto dan aklirik yang ada di atas sebuah rak buku.

"Bersihkan ruangan ini sampai bersih,wangi dan bebas debu.Saya mau ruangan yang saya tempati saat bekerja adalah ruangan yang terbaik dan membuat saya nyaman.Lakukan sekarang !!"

"Baik pak,saya akan panggil OB untuk membersihkan ruangan ini sampai kinclong," jawab Leka dengan tetap bersikap sopan walaupun perkataan Nico memang terkesan kurang bersahabat di telinga.

"Apa kalimat saya kurang jelas kalau saya minta di bersihkan oleh OB ,saya minta kamu yang melakukan nya bukan OB !" ucap Nico dengan nada suara yang sudah terdengar tinggi.

Mendengar perkataan yang diucapkan Nico dengan nada tinggi membuat Leka sedikit terintimidasi.

"Saya?" tanya Leka dengan kebod*hannya.

"Iyaa,kamu ..masa jurig.Cuma kamu yang ada di ruangan saya,cepat lakukan , SEKARANG !!" bentak Nico.

Setelah itu Nico keluar dari ruangan nya itu.

Leka menghela nafas panjang dan langsung saja membersihkan kembali ruangan milik Nico.Dua puluh menit dia selesai dengan acara bersih-bersih ruangan Nico.Setelah di pastikan bersih dan wangi Leka meregangkan otot-otot nya dan langsung keluar ruangan Nico.

Saat dia berbalik arah dan tatapannya langsung menuju arah meja kerjanya dan sungguh di luar dugaan Leka ternyata Nico duduk di kursi kerja Leka .

"Astaghfirullahal'adzim bapak,ngagetin saya saja !!" ucap Leka dengan menepuk-nepuk dadanya yang berdetak cepat karena keterkejutan nya.

Sedangkan Nico menatap datar ke arah Leka tanpa ekspresi.

"Kenapa ini orang berlagak misterius gini sih,"batin Leka

"Dia sudah berubah menjadi seorang yang sangat ekspresif.." batin Nico

Nico bangkit dari tempat duduknya dan masuk ke dalam ruangan kerjanya.Nico bersandar di balik pintu ruangan nya dan memegang dadanya.Rasa aneh yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.

Nico melangkah menuju tempat dimana dia akan mulai bekerja di kantor cabangnya dan juga akan melakukan banyak hal dengan wanita di masa lalunya.

Wanita yang berhasil membuat dirinya enggan memberikan kesempatan pada wanita lain untuk menyentuh hati nya dalam urusan cinta.

Tok tok tok

Lamunan Nico pun buyar saat mendengar ketukan pintu ruangannya.

" Masuk" teriak Nico mempersilahkan seseorang yang ada di balik pintu ruangannya untuk masuk.

"Permisi pak,saya akan membacakan scedule bapak untuk hari ini." ucap Leka dengan berdiri di depan meja kerja Nico.

"Hemm," jawab Nico singkat dengan masih fokus untuk menyalakan laptopnya.

Leka membacakan beberapa agenda kegiatan yang akan Nico kerjakan hari ini.

"Semua scedule yang saya bacakan apa ada yang akan bapak revisi?" tanya Leka dengan seprofesional mungkin.

"Tidak ada,kamu siapkan persentasi untuk PT YF dan setiap pagi bisa buatkan saya kopi pahit setiap saya baru datang.Lima belas menit saya tunggu kamu menyelesaikan semuanya." ucap Nico.

"Baik pak saya akan hubungi OB untuk membuat..

"Saya ingin kamu yang buatkan saya Kopi,bukan OB." potong Nico membuat Leka dengan susah payah menahan emosi nya untuk hari dimana dia sangat di uji kesabaran nya.

"Baik,saya permisi ." jawab Leka dan pamit untuk pergi dari ruangan itu.

Leka melangkah ke ruang pantry yang ada di lantai itu.Leka menyandarkan tubuhnya di dekat dispenser dan mulai meracik kopi pahit request sang direktur.

"Kenapa harus dia,DIPTA Group..namanya Nicolas Pradipta.Kenapa aku nggak kepikiran sampe kesana? kenapa kamu muncul lagi ,kenapa kamu yang harus ke kantor cabang, Astaghfirullahal'adzim.." gumam Leka.

"Mba Leka,mba..." tegur salah satu OB yang bertugas di lantai itu.

"Ehhh..i_iya ada apa yah?" tanya Leka sedikit tergagap.

"Mba kenapa ngelamun di pantry begini,itu kopinya nanti keburu dingin kalau di diemin." ucap OB yang biasa di panggil dengan Ucup.

"Iya Cup,saya ke ruangan bos kalau gitu.Makasih Cup.." ucap Leka melenggang pergi menuju ruangan Nico.

"Permisi pak, ini kopinya." ucap Leka meletakkan cangkir itu di meja kerja Nico.

"Hemm.." jawab Nico.

Mendengar jawaban Nico pun akhirnya Leka memilih untuk pergi dari tempat itu untuk mempersiapkan yang di perlukan dalam meeting kali ini.

Hari ini memang Ricard dan Yana belum berangkat namun,memang mereka harus mengecek segala sesuatu nya dengan teliti karena projek kali ini sangat menguntungkan perusahaan nya.

...****************...

Nico di dampingi oleh Leka telah selesai melakukan meeting di sebuah restaurant.Karena selesai meeting bertepatan dengan jam makan siang Nico mengatakan jika mereka sekalian makan siang.Leka sempat menolak namun,Nico tetap lah Nico si pemaksa.Akhirnya mereka makan siang direstaurant itu.

"Kenapa kamu magang jadi asisten Ricard selama satu tahun? kenapa kamu harus jadi karyawan pabrik selama dua tahun baru berani magang menjadi asisten?"

Leka menghentikan suapannya dan memandang Nico sekilas.

"Kenapa ,saya bisa berhenti jika bapak tidak nyaman akan bekerja dengan saya.Walaupun saya tahu saya akan kena pinalti akan hal itu." ucap Leka dengan wajah sinis nya.

Mendengar jawaban Leka,Nico tersenyum miring." Gimana kehidupan kamu setelah...

"Saya sudah selesai,saya tunggu bapak di luar." potong Leka.

"Tunggu,duduk !!' cegah Nico mencekal pergelangan tangan Leka dan menyuruh Leka duduk kembali.

Leka melihat Nico yang masih mencekal pergelangan nya mengisyaratkan agar Nico melepaskan cekalannya."Maaf.." ucap Nico saat menyadari kalau tangannya yang masih mencengkram pergelangan Leka.

"Kenapa kamu cuma jadi Asisten magang?" tanya Nico.

"Saya rasa itu bukan urusan bapak," jawab Leka dengan tersenyum miring.

Nico terkekeh mendengar jawaban Leka dan melihat ekspresi wajah Leka yang terlihat judes padanya.Nico mencondongkan tubuhnya " Galak amat, sekarang sudah banyak berubah yaa," ucap Nico dengan senyum smirknya.

Leka menghela nafas panjang dan menatap jengah kearah Nico.

"Selama ini lo kemana, di CV Lo gue lihat kalau Lo baru dua tahun kerja di Perusahaan ini tapi, sebagai anak pabrik di bagian packing terus beru magang sebagai asisten Ricard.Sebelumnya Lo kerja dimana ?" tanya Nico

"*Apa dia amnesia kalau gue pernah bunting anak dia.Apa perlu gue getok papanya biar sekalian dia mati.."batin Leka dengan menahan rasa geram pada sosok yang selama ini membuat dirinya harus melewati kesusahan dengan buah hatinya .

Bersambung*