Bilha, seorang penggemar berat grup idola "Moonlight". Selalu menganggap bahwa menikahi salah satu aggota grup idola tersebut hanyalah khayalan belakang. Namun, kehidupan Bilha berubah drastis ketika ia bertemu dengan Taro, yang merupakan salah satu anggota grup "Moonlight".
Semua berawal dari sebuah pertemuan tak terduga. Bilha bertemu dengan Taro di sebuah acara fans meeting dan tanpa diduga mereka berdua terjebak dalam sebuah situasi yang membuat mereka semakin dekat.
Taro yang terkenal dengan kepribadiannya yang ramah dan hangat, ternyata memiliiki perasaan yang sama dengan Bilha.
Namun, menjalani hubungan dengan seorang idol tidaklah mudah. Bilha harus menghadapi tekanan dari media dan fans yang tidak mennyukainya. Taro juga harus menghadapi konflik antara karirnya sebagai idol dan kehidupan pribadinya dengan Bilha.
Apakah cinta Bilha dan Taro dapat bertahan menghadapi semua tantangan tersebut? Ataukah kehidupan sebagai pasangan idol akan menghancurkan hubungan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasam Gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan yang mendebarkan
Taro yang penasan apa yang terjadi akhirnya memutuskan untuk mengintip ke kamar Joshua. Namun sesampainya di depan kamar Joshua,mereka malah asik berbincang. Tato yang merasa kesal akhirnya pun pergi keluar untuk mencari udara segar dengan motor kesayangannya.
"Asik bener tuh pada ngobrol. Sangking asiknya sampek dateng pura-pura marah",gerutu Taro yang langsung pergi keluar.
"Hu hu hu",hela nafas Bilha yang sudah tak sanggup berlari.
"woy! tunggu woy!"teriak salah satu pria yang mengejarnya.
"anjir, kenapa mesti gua sih yang di kejar-kejar",gerutu Bilha sambil berusaha berlari sekuat tenaga yang tersisa.
Namun sayang,Bilha mengambil jalan buntu. Sehingga membuat dirinya terkepung oleh dua pria yang mengejarnya sejak tadi.
"Sial! Jalan buntu",kesal Bilha.
"Nah,mau kemana lu hah?" Bilha yang terkejut ke dua pria tersebut yang sudah ada di belakangnya.
"Eh lu berdua kenapa harus ngejer-ngejer gua segala? Kan yang punya masalah ma bos kaliankan sih Bisma. Kok jadi gua yang dapet salahnya",protes Bilha yang tak terima.
"Adek lu tuh punya utang sama bos kamj,jadi karna adek lu kabur yaudah elu sebagai kaka harus bayar utang dia",teriak pria tersebut.
"Enak aja,gak gak mau gua. Cari aja tuh sih Bisma,kenapa elu cari-cari gua".
"Ah kami gak mau tau,yang intinya elu harus ikut kami".
"Gak,gua gak mau",Bilha yang berontak karena tangannya di tarik oleh ke dua pria tersebut.
Braaak
Sebuah botol kaleng yang melayang di kepala salah satu pria tersebut.
"Heh! Mau apa lu? Mau cari mati lu?" teriak pria yang tidak terima di lempar botol oleh Taro.
Taro yang menantang ke dua pria tersebut tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Perkelahian antara Taro dan ke dua debt collector tuh akhirnya di menang kan oleh Taro.
Bilha yang sudah merasa aman pun mencoba mendekati Taro. Taro yang terkejut wanita yang di tolongnya adalah wanita yang tidak sengaja di tabraknya di kantor Rio.
"Elu gak papa? Ada yang luka gak? Atau ada yang lecet gak?" tanya Bilha yang sambil memutarkan tubuh Taro bagaikan gasing mainan.
"Udah,udah. Gua gak papa kok,elu gak da yang lecet kan?" tanya balik Taro.
"Aman kok",tersenyum dan memberikan jempol. "Kayaknya kita pernah ketemu gak sih? Kok kayaknya mata lu tuh kayak gak asing",ucap Bilha yang penasan oleh Taro.
Bagaimana Bilha tidak penasaran,karena Taro menggunakan masker serta topi yang sama pada saat mereke saling tabrakan.
Taro yang takut identitasnya di ketahui pun akhirnya mengelak.
"Hah? Ketemu? Kayaknya elu salah orang deh,soalnya gua juga gak pernah ketemu sama lu kok", Taro yang beralasan.
"Ah mungkin aja sih. Yaudah sebagai tanda terima kasih gua,elu gua traktir makan atau gak ngopi", ajak Bilha yang sedikit antusias.
"Gak usah repot-repot, lain kali aja. Gua lagi ada urusan",Taro yang beralasan.
"Udah,gua gak mau tau kejadian ini gua harus bayar utang ke elu. Gua gak mau ada namanya utang budi sama orang lain", Bilha yang tetap memaksa Taro.
"Eh eh eh,tunggu dulu",Taro yang mencoba mencegah Bilha.
"Udah deh tenang aja,elu gak suka keramaiankan? Selow aja gua tau kok kalok model cowo kayak elu lebih suka sendirian",ucap Bilha yang mecoba menyakinkan Taro.
Mereka pun akhirnya sampai di sebuah bangunan yang cukup tinggi dan tua.
"Eh kita ngapain ke tempa kayak gini?" Taro yang merasa bingung.
"Udah tenang aja,gua gak bakal macem-macem kok sama lu. Entar juga elu bakalan suka",Bilha yang berjalan meninggalkan Taro.
Taro yang penasaran akhirnya mengikuti Bilha sampai ke atas gedung tersebut.
"Kita udah sampek",Bilha yang langsung berdiri di bibir gedung tersebut.
Taro yang melihat apa yang di lakukan Bilha membuatnya panik sehingga dengan spontan Taro langsung menarik tubuh Bilha turun. Membuat mereka terjatuh hingga beradu mata.
"Eh,apaan sih lu?" Bilha yang mendorong tubuh Taro dan langsung bangun.
"Elu yang kenapa. Ngapain coba berdiri di situ? Kalok mau bunuh diri gak usah bawa-bawa gua dong",protes Taro .
"Bunuh diri? Siapa juga yang mau bunuh diri sih?" Bilha yang langsung duduk di sofa.
"Hidup gua emang berantakan,dan banyak masalah tapi bukan berarti gua mikir dangkal sampe-sampe harus bunuh diri",sambung Bilha.
"Ya maaf,gua kira elu mau bunuh diri tadi",Taro yang menyusul duduk di samping Bilha.
"ini tempat biasa yang sering gua datengj. Tempat dimana sepi,tenang, indah, nyaman", ujarnya sambil mengambil sebuah minuman di balam lemari tersembunyi. "Ini punya lu",menyodorkan minuman kaleng.
"Oh ya makasih sekali lagi tadi udah bantuin gua".
"Iya sama-sama,emang kalok boleh tau mereka siapa?"
"Mereka renternir,adek gua minjem duit mereka tapi gua yang di tagih", ucap Bilha dengan santainya.
"Renternir? Terus kenapa mesti elu yang bayar? Emang adek lu kemana? Eh maaf,bukan maksud gua ikut campur",sifat ke kepoan Taro pun seketika langsung aktif.
Bilha yang mendengar pertanyaan yang beruntun dari Taro seketika tertawa.
"Hahaha... Baru kali ini cowo kepoan ya. Udah santai aja kok,gak usah gak enakan gitu",Bilha yang menepuk pundak Taro.
"Bisma tuh jarang banget pulang,tapi pas dia pulang pasti ada aja masalah yang dia bawa pulang. Kami berdua tuh kembar tapi dari muka,sifat dan perilaku kami kayak ujung batre yang beda energi. Biasa ya tuh kalok gua liat di tv-tv,anak kembaran pasti ada kontak batin atau apalah semacamnya. Tapi kami berdua gak ada sama sekali",jelas Bilha.
"Emang orang tua elu gak coba buat sih Bisma sadar apa? Kayak di kasih hukuman gitu?" Taro yang semakin penasaran.
"Hah orang tua kami udah meninggal dari kami umur 12 tahun. Kami berdua tinggal berdua dari kecil,sekolah dan cari makan sendiri. Gua sekolah sambil kerja sama orang lain,kadang gua juga jualan. Sedangkan Bisma sekolah sambil kerja ikut sama preman".
"Pantesan adek lu begitu,dari kecil udah salah jalurnya",ucap Taro tanpa sengaja.
"Eh, maaf bukan maksud gua ngomong kayak gitu",Taro yang merasa tidak enak dengan ucapannya barusan.
"Santai aja kali,lagian elu juga gak salah kok".
"Oh ya kita belum kenalan? Nama lu siapa?",Taro yang penasaran dengan Bilha.
"Nama?"
"Iya,nama lu? Siapa? Masa elu gak punya nama".
"Nama gua nyonya Taro Abraham,istri dari Taro Abraham. Kalok gak percaya ni buktinya",Bilha yang langsung memberikan foto yang berada di layar ponselnya.
Semangat nulis novel nya thor/Heart/
"Coba deh BLA BLA BLA yang terimut itu," sambung bla bla bla
"Hei, kalian semua bla bla bla?"