Irene, seorang gadis cantik yang gampang disukai pria manapun, tak sengaja bertemu Axelle, pria sederhana yang cukup dihindari orang-orang, entah karna apa. Sikapnya yang dingin dan tak tersentuh, membuat Irene tak bisa menahan diri untuk tak mendekatinya.
Axelle yang tak pernah didekati siapapun, langsung memiliki pikiran bahwa gadis ini memiliki tujuan tertentu, seperti mempermainkannya. Axelle berusaha untuk menghindarinya jika bertemu, menjauhinya seolah dia serangga, mendorongnya menjauh seolah dia orang jahat. Namun anehnya, gadis ini tak sekalipun marah. Dia terus mendekat, seolah tak ada yang bisa didekati selain dirinya.
Akankah Irene berhasil meluluhkan Axelle? Atau malah Axelle yang berhasil mengusir Irene untuk menjauh darinya? Atau bahkan keduanya memutuskan untuk melakukannya bersama setelah apa yang mereka lalui?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sam Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tom&Jerry
"Loe pindah? Kenapa?" Tanya Gisel, saat Irene mengobrol bersamanya dan Joy pagi itu.
"Gw butuh suasana baru, jadi gw pengen pindah." Jawab Irene, asal.
"Kemana loe pindah?" Tanya Joy, kemudian.
"Gw pindah ke daerah tempatnya Kak Stuart, katanya di sana suasananya lebih nyaman."
"Ohhh, loe yakin pindah cuman pengen ganti suasana? Bukan karna mau ngemodusin Kak Stuart, kan?" Goda Gisel, membuat Irene melotot ke arahnya.
"Gak mungkinlah, gw bahkan belum ngasih tau Kak Stuart soal ini." Ujar Irene, ia gak mungkin bilang ia pindah karna Axelle, kan? Lagipula ia masih mencurigai Stuart, pasalnya hanya dia yang tau di lantai mana ia tinggal. Dan soal bunga itu, ia yakin ada hubungannya dengan Stuart.
"Mau kasih kejutan, heh?" Tanya Joy, membuat Irene tersenyum malu. Walau bagaimanapun Irene pernah menyukai Stuart, hal yang gak akan semudah itu berubah. "Tapi kok jauh banget, loe gak bakal capek naik kereta?" Tanyanya, lagi.
"Gw ada mobil, loe lupa?" Ujar Irene, tersenyum. "Jaraknya emang lumayan, tapi gak masalah kok, toh ada yang nemenin gw."
"Siapa yang nemenin loe?" Tanya Joy, penasaran.
"Axelle..." Jawab Irene, agak ragu.
"Apa? Loe beneran ditemenin tuh preman?" Ujar Gisel, kaget. "Hei, Irene, loe tau rumor tentang Axelle, kan? Loe gak takut diapa-apain gitu?" Ujarnya, lagi.
"Axelle terlibat pembunuhan temennya lho, ortu temennya aja gak mau berhubungan sama dia lagi."
"Soal itu... Kalian gak perlu mikir macem-macem, dia gak bakal apa-apain gw kok." Ujar Irene, yakin. Iyalah, sudah dua kali ia tidur bersama pria itu, dua kali juga ia hanya berdua di rumah pria itu, dia baik-baik saja. Entah Axelle yang gak normal atau dia yang berharap... Ehh, apa-apaan pikiran ngelanturnya tadi? Semalam mereka berciuman walau Irene yang mulai, tapi bukankah itu artinya pria itu normal? Tapi... Irene bego, kenapa juga dia yang mulai? Harusnya ia menunggu Axelle bergerak, bukannya refleks menyambutnya begitu...
"Rene, loe bengong lagi..." Ujar Joy, kesal.
"Ah, iya, maaf." Ujar Irene, pelan.
"Berarti ini hari terakhir loe di apartemen lama dong, ayo nginep sekalian bantuin beres-beres!!" Ujar Gisel, penuh semangat.
"Nggak, gw udah gak disana lagi sejak semalam." Jawab Irene sambil mengaduk minumannya, membuat kedua temannya memicingkan mata.
"Kenapa? Buru-buru amat loe pindah, ada yang terjadi?" Tanya Joy, Gisel mengangguk membenarkan kecurigaan Joy.
"Nggak ada, gw cuman... Ya males aja, sekalian juga liat-liat, nyobain kamar baru gitu..."
"Btw, gw baru sadar, akhir-akhir ini pakean loe selalu kegedean, baju cowok lagi kayaknya." Ujar Joy sambil menatap hoodie Irene yang asing di matanya, seingatnya Irene tak pernah memiliki hoodie segede itu.
"Iya, ya? Baju siapa? Baju Kak Stuart?" Ujar Gisel, setengah menggoda.
"Ya, bukanlah, kan gw udah bilang, Stuart belum tau apa-apa soal kepindahan gw. I-ini baju baru gw, baru beli kemarin."
"Loe sempet beli baju? Kapan?"
Irene akan menjawab, tapi mulutnya tertutup kembali. Ia melihat Axelle tengah berdiri tak jauh darinya, menatapnya dari kejauhan. Irene menaikkan satu alisnya, Axelle memberi isyarat untuk menghampirinya sebentar.
"Gw pergi dulu bentar ya?" Ujar Irene, beranjak dari duduknya sambil mengambil tasnya.
"Mau kemana loe?" Tanya Gisel, penasaran.
"Bentaran doang, kok..."
Joy menatap arah pandangan Irene, seseorang yang tadi berdiri di sana segera pergi begitu Irene beranjak dari sana. Joy menghela nafas, ia meminum minumannya.
"Tapi gw masih penasaran..."
"Biarin aja, Gisel, kita gak perlu ikut campur." Ujar Joy, membuat Gisel menghela nafas.
"Mau kemana, sih? Kok buru-buru banget..."
Irene berjalan terburu-buru, saat hendak menyusul langkah panjang Axelle. Pria itu benar-benar menyebalkan, gak sadar apa kakinya terlalu panjang untuk beradu kecepatan dengan Irene. Hampir saja Irene kehilangan jejak, saat pria itu berbelok ke arah atap kampus.
"Ya!! Kalo jalan tuh pelan-pelan, gw tabrakan mulu tadi." Protes Irene, begitu berada di hadapan Axelle.
"Loe yang lelet jadi gw yang salah, gimana ceritanya?" Ujar Axelle, datar. "Gw ada perlu sama loe, ini soal apartemen. Loe gak boleh balik ke sana hari ini, John udah ambil barang-barang loe. termasuk baju loe. Jadi berhenti minjem baju gw, gw gak suka barang gw disentuh sembarangan."
"Yaudah, ini buat gw aja, toh udah gw pake." Ujar Irene, Axelle menatap Irene kesal.
"Ngelunjak nih anak!!" Ujar Axelle, sinis. Ia berjalan menghampiri Irene, membuat Irene mundur tanpa sadar. "Gw disini cuman ngelindungin loe, bukan buka jasa minjemin baju."
"Gw kan gak bawa baju waktu ke rumah loe, terus gw harus gimana? Telanjang?"
Axelle mengerjapkan matanya, kala Irene mengucapkan kata terakhirnya. "Loe telanjang sekali pun, gw gak akan tertarik, bego!!" Ujarnya sambil mendorong kepala Irene dengan telunjuknya, membuat Irene menatapnya tajam. "Apa?"
"Loe lupa semalam loe minta ciuman sama siapa?"
"Loe lupa siapa yang nyium gw duluan?"
Blush!!
Irene yang kini wajahnya memerah, ia benar-benar di luar kendali malam itu. Sialan, kenapa juga yang semalam gw bahas?
Axelle memalingkan wajahnya, telinganya memerah. Kenapa juga dia harus ngingetin malam itu?
"Ya pokoknya baju loe bakal dateng nanti, jadi balikin baju-baju gw yang loe pinjem." Ujar Axelle, salah tingkah. Ia berjalan meninggalkan Irene, begitu saja.
"Hei!!"
"Satu lagi, jangan pernah deketin gw di kampus, kalo loe mau reputasi gadis populer itu masih punya loe. Gw keluar duluan, 30mnt lagi loe baru ke bawah..."
"Hei, disini panas!!" Teriak Irene, kesal.
"Gw cuman bercanda, patuh amat." Ujar Axelle sambil melambaikan tangannya, ia pun pergi begitu saja meninggalkan Irene sendirian.
Aishh, sampe kapan gw harus berhadapan sama makhluk menyebalkan
itu??