NovelToon NovelToon
Pelacur Metropolitan

Pelacur Metropolitan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Arindarast

Pelacur mahal milik Wali Kota. Kisah Rhaelle Lussya, pelacur metropolitan yang menjual jiwa dan raganya dengan harga tertinggi kepada Arlo Pieter William, pengusaha kaya raya dan calon pejabat kota yang penuh ambisi.

Permainan berbahaya dimulai. Asmara yang menari di atas bara api.
Siapakah yang akan terbakar habis lebih dulu? Rahasia tersembunyi, dan taruhannya adalah segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arindarast, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Princess Sienna dan Lucia

Suara deru mesin mobil mewah membahana, menghentikan perdebatan sengit antara Marco dan ibunya. Sebuah mobil hitam berhenti tepat di depan pintu utama rumah megah itu.

Arlo dan Atlas keluar dari mobil, wajah Arlo tampak tegang, sementara Atlas terlihat waspada. Mereka telah mendengar laporan dari Grace tentang pertengkaran yang terjadi.

Arlo bergegas masuk, Atlas mengikutinya dari belakang. Mereka menemukan Marco berdiri tegak, wajahnya memerah menahan amarah, sementara ibunya, dengan wajah garang masih berdiri di tengah ruangan yang berantakan.

Isakan pelan Sienna terdengar dari balik pintu kamar. Adegan ini begitu familiar bagi Arlo. Ia tidak lagi melangkah maju untuk menengahi, itu hanya membuang waktunya untuk menyelesaikan konflik yang sudah berulang kali terjadi.

Ia sudah malas menanggapi, sudah terlalu sering melihat Marco dan ibunya saling melukai.

Dengan langkah tenang, Arlo mendekati tempat Sienna bersembunyi. Dengan lembut, ia membuka pintu lemari. Sienna muncul, wajahnya pucat dan air matanya mengalir deras. Arlo menggendong Sienna tanpa sepatah kata pun dan membawanya pergi menjauh dari rumah.

“Mereka tidak akan pernah berubah,” kata Atlas pelan, tanpa harus menyebutkan nama siapa yang dimaksud.

Arlo terdiam, matanya menatap jalan raya di depan. Ia tahu bahwa Atlas benar. Ia sudah mencoba berkali-kali untuk menengahi pertengkaran antara Marco dan ibunya, tetapi semuanya sia-sia. Ibu dan adiknya terlalu keras kepala.

“Kita akan membawanya ke apartemen,” kata Arlo akhirnya, suaranya datar. “Dia perlu tempat yang tenang.”

Ia hanya bisa melindungi Sienna dari situasi yang menyakitkan ini, tetapi tidak bisa menyelesaikan masalah yang mendasarinya. Ia tidak bisa memperbaiki hubungan antara Marco dan ibunya. Itu bukan tugasnya.

Atlas mengangguk. “Bagaimana kalau ke apartemen Rhaell saja?” Usulnya yang jahil, “setelah ini kita ada meeting panjang, setidaknya Sienna tidak kesepian.” Tambahnya untuk meyakinkan Arlo.

Keyakinan Atlas mendekatkan sahabatnya dengan wanita lain adalah cara terbaik agar sahabatnya itu melupakan mantan kekasihnya. Ia percaya strategi itu akan berhasil.

Sienna masih terisak dalam dekapan Arlo, tangannya yang hangat mengelus pelan rambut Sienna dengan lembut dan jari-jarinya membelai pipi kecil yang basah oleh air mata.

Ia tak perlu banyak kata, sentuhannya sudah lebih dari cukup untuk menyampaikan rasa aman dan kasih sayang. Sienna merapatkan tubuhnya pada Arlo, seakan mencari perlindungan dalam pelukan hangat seorang ayah.

Arlo bermain peran seperti ayah yang pengertian, ia membiarkan Sienna menangis sepuasnya, mengetahui bahwa menangis adalah salah satu cara Sienna melepaskan beban emosinya.

Saat Sienna sedikit tenang, Arlo berbisik pelan, suaranya lembut dan menenangkan, “Sudah, sayang. Papio ada di sini.”

Sienna sedikit mengangkat kepala, matanya sembab dan merah, menatap Arlo dengan tatapan yang masih dipenuhi ketakutan. “Nenek Sihir... marah-marah lagi,” lirihnya, suaranya masih bergetar.

Arlo tersenyum tipis, mencoba menciptakan celah kecil di antara kesedihan. “Iya, sayang. Biarkan saja nanti Nenek Sihirnya makin keriput. Kita main saja ke apartemen Princess Lucia, mau?” Ia sengaja menekankan nama apartemen itu, karena Sienna menyukai apapun yang berbau putri kerajaan.

Mata Sienna masih berkaca-kaca, tapi ia sedikit teralihkan. Arlo melanjutkan, "Di apartemen Princess Lucia ada banyak…”

Mata Sienna langsung berbinar. Air matanya yang masih meleleh seakan terhenti sejenak. “Banyak cokelat?!”sergapnya, suaranya sedikit lebih ceria.

Arlo mengangguk semangat. “Benar! Kamu akan makan cokelat dan es krim sampai puas di apartemen Princess Lucia. Kamu juga bisa nonton film kartun sambil makan cokelat dan es krim. Bayangkan, Sienna, cokelat dan es krim sebanyak-banyaknya!”

Atlas berdehem, suaranya terdengar sedikit geli. “Kebanyakan gula bisa bikin anak sugar rush, Lo. Sepertinya kamu belum bisa lulus jadi ayah,” katanya, setengah bercanda, setengah mengingatkan.

...****************...

Dengan langkah ringan, Dayana menggandeng Sienna turun dari mobil, kantong cokelat hasil pesanan Atlas bergelantungan di tangannya.

Dayana, dengan rambut terikat yang tertutup topi hitam dan wajahnya yang tegas namun ramah, memancarkan aura fokus yang tenang.

Saat ini juga sama, ia memastikan perjalanan menuju unit Rhaell aman dan nyaman bagi Sienna. Ia mengamati sekeliling, memastikan tidak ada hal yang mencurigakan, sebelum mengantar Sienna masuk ke dalam gedung.

Sesekali, Dayana menunduk, tersenyum lembut pada Sienna. “Apakah cokelat ini membuatmu senang, Sienna?” tanyanya dengan suara pelan. Sienna, yang masih sedikit takut, mengangguk pelan, memegang erat tangan Dayana.

Kepemilikan bisnis properti memberikan Arlo kendali penuh atas bangunannya, memungkinkan para ajudannya untuk menjaga Rhaell tanpa hambatan.

Dengan cekatan, Dayana menekan tombol lift dan kode akses tambahan. Gerakannya begitu terlatih dan efisien, menunjukkan ia sudah terbiasa dengan prosedur keamanan ini.

Postur tubuhnya yang tegap dan langkahnya yang pasti, dipadu dengan pakaian serba hitamnya dan lesung pipi yang sesekali mengintip, sangat menunjukkan profesionalitasnya sebagai seorang ajudan.

Bel apartemen berdering nyaring. Dayana menunggu dan tak lama pintu terbuka. Rhaell muncul dengan penampilan yang sangat kontras dengan citra elegannya.

Kilauan rambut panjang yang biasa Dayana lihat, kini dicepol asal. Kaos oblong Disney kebesaran, menutupi celana pendek katunnya dan Rhaell menggenggam novel dengan kacamata baca yang sedikit melorot di hidung. Bahkan sandal rumah dengan karakter Shin-channya mencuri perhatian Sienna.

Rhaell tampak terpaku sejenak, memandang silih berganti antara Dayana dan Sienna, sebelum akhirnya berucap, suaranya sedikit serak karena terkejut, “Dayana? Dan...siapa ini?”

Sienna yang semula menempel erat pada Dayana, menarik sedikit tangannya dan menatap Rhaell dengan mata yang masih berkaca-kaca, tetapi ada sedikit keberanian.

Dengan suara kecil, ia berkata, “Aku Sienna. Papio...Arlo... yang mengantar aku ke rumah Princess Lucia.” Ia menunjuk kantong cokelat di tangan Dayana. “Papio bilang di sini ada banyak cokelat dan es krim!” Senyum kecil muncul di wajahnya, mencoba mengusir sisa-sisa ketakutannya.

Edgar muncul dari balik Rhaell, membuat Rhaell tersentak. “Siapa cia?” tanyanya, suaranya sedikit bingung karena kedatangan tamu tak terduga.

Namun, saat matanya menangkap sosok Sienna, ekspresi wajah Edgar berubah drastis. Senyum lebar merekah di wajahnya. Ia berjongkok di depan Sienna, “Hai, kamu cantik sekali! Namamu siapa?” Edgar, yang sangat menyayangi anak kecil, langsung terpesona oleh Sienna. Ia mulai mengajak Sienna mengobrol dengan ramah, menanyakan nama dan usianya, serta berbagai hal lain yang menarik perhatian anak kecil.

Dayana yang mengamati interaksi Edgar dan Sienna, memanfaatkan kesempatan itu untuk menjelaskan kedatangan mereka.

Rhaell mendengarkan, raut wajahnya berubah dari terkejut menjadi bingung, lalu sedikit simpati. Ia melirik Sienna yang tertawa riang bersama Edgar, kemudian kembali menatap Dayana. Meskipun masih diliputi kebingungan atas tindakan Arlo yang tiba-tiba, Rhaell mengangguk setuju.

Siang itu Dayana pamit dengan hormat, untuk kembali berjaga di bawah. Edgar, yang masih asyik bermain dengan Sienna, hanya tersenyum ramah pada Dayana tanpa menyadari kompleksitas situasi yang terjadi.

...****************...

Suasana apartemen Rhaell yang biasanya tenang dan rapi, kini dipenuhi tawa riang Sienna. Awalnya gadis kecil itu masih sedikit takut dan malu-malu, tapi kini sudah sepenuhnya larut dalam permainan bersama Edgar.

Ia tertawa lepas saat Edgar menunjukkan trik sulap sederhana menggunakan cokelat, matanya berbinar-binar penuh kekaguman. Edgar, dengan kesabarannya yang luar biasa, menyesuaikan permainannya dengan usia Sienna.

Tentu saja Edgar memiliki segudang pertanyaan untuk situasi aneh ini, dan Rhaell sudah berjanji akan menceritakan semuanya setelah Sienna pulang nanti.

Kini Rhaell duduk di sofa, mengamati mereka dengan senyum lembut. Ia menyesap teh hangat sambil membaca novelnya.

Sienna, di sela-sela tawanya bersama Edgar, tiba-tiba berlari kecil ke arah Rhaell. Ia berhenti di depan sofa, menatap Rhaell dan novel yang dipegangnya dengan rasa ingin tahu yang besar.

Namun, bukan novel itu yang menarik perhatiannya. Dengan ekspresi serius yang menggemaskan, Sienna berkata, “Aku tahu kenapa Papio menamaimu Princess Lucia!”

Rhaell menurunkan novelnya, sedikit terkejut dengan pernyataan Sienna yang tiba-tiba. Ia tersenyum lembut, “Oh ya? Kenapa, Sayang?”

Sienna menunjuk-nunjuk ke arah Rhaell dengan jari mungilnya, “Karena… karena kecantikanmu sangat terang bercahaya.” Ia menambahkan dengan senyum lebar, “dan juga wangi manis.”

Rhaell tertawa kecil, merasa hatinya tersentuh oleh kepolosan dan keluguan Sienna. Ia mengusap lembut rambut Sienna, “Wah, kalau begitu kamu pasti Princess Sienna… yang cerdas dan pemberani.”

Sienna, yang masih asyik dengan pujian Rhaell, tiba-tiba teringat sesuatu. Ia mengerutkan dahinya yang kecil, mencoba mengingat sesuatu yang penting. “Papio... Papio itu baik,” katanya pelan, “tapi kadang... kadang dia sedih.”

Rhaell mengerutkan keningnya, rasa penasarannya muncul. “Sedih? Kenapa Sienna bilang Papio sedih?”

Sienna menggelengkan kepalanya. “Aku tidak tahu. Tapi dia sering diam, dan matanya... matanya kadang terlihat lelah.” Ia menunjuk ke arah matanya sendiri, “Seperti mataku sekarang, setelah menangis tadi.”

Rhaell tertegun. Deskripsi Sienna tentang Arlo sangat berbeda dengan kesan yang ia tangkap selama ini. Arlo yang ia kenal adalah sosok yang tenang, tegas, dan selalu tampak mampu mengendalikan segalanya.

Bayangan Arlo yang terlihat lelah dan sedih itu sangat mengejutkan. Ia menyadari bahwa di balik sosok yang tampak sempurna itu, tersimpan sebuah beban yang berat.

Rhaell tersenyum lembut, mencoba mengalihkan perhatian Sienna dari kesedihannya. “Tapi Cia tahu gimana caranya merubah mata sembab Sienna jadi indah lagi!” Ia mengambil sebuah kotak berisi peralatan makeup dari meja rias. “Lihat, banyak sekali warna-warna cantik di sini!”

Mata Sienna langsung berbinar-binar melihat warna-warna cerah dari lipstik, eyeshadow, dan blush on. Ia melupakan kesedihannya Papio sejenak, tertarik dengan kecantikan warna-warna tersebut.

Rhaell dengan sabar mengajari Sienna cara menggunakan peralatan makeup dengan hati-hati. Mereka berdua tertawa riang saat Sienna mencoba berbagai macam warna lipstik dan eyeshadow. Rhaell membiarkan Sienna bereksperimen sesuka hati.

Mereka bertiga menikmati es krim dan cokelat sambil menonton film Tangled. Sienna tertawa lepas saat melihat Rapunzel dan Flynn Rider berpetualang. Ia bahkan mencoba meniru gaya rambut Rapunzel dengan bantuan Rhaell dan Edgar.

Semua keseruan menemukan ujungnya, karena tanpa aba-aba Sienna menanyakan hal yang tak terduga. “Cia… anak haram itu apa?”

Bersambung…

1
Grace
aku baca ini sambil makan 2 bungkus indomie, /Smile/
auralintang___-
marco, lu bisa minggir dlu gx? INI AREA ARLO DAN CIA OMEJII ngapa elu ngikut" sih ah elah ah elaaaah🤾🏻‍♀️🤾🏻‍♀️🤾🏻‍♀️🤾🏻‍♀️🤾🏻‍♀️
Galih
seru batt gilak
Mrlyn
jgn2 Cia udh diincer mau dijadiin ibunya Sienna 😅🤌🏻
Mrlyn
lanjutannya jgn lama2 ya thoorrr
Mrlyn
kira2 kenapa ya Arlo sedih 🤔
Mrlyn
Wangi manis 🌼🌼🌼🌼🌼 bayi mongmong bayi😌🫶🏻
Mrlyn
Tuh kan kepincut juga 🤣🤣🤣
Mrlyn
❤️❤️❤️❤️❤️
Mrlyn
Kasian Cia🤧 tp gpp nanti juga ada hikmahnya. sabar ya nduk
Mrlyn
wkwkwk makanya jgn macem2 sama Miss Lily🤣🔥
Mrlyn
makin menarik alurnya 😍🔥
Mrlyn
waduh udh mulai main apa🙈 awas loh kebakaran😌
Mrlyn
Nah ngejob begini aja Cia, kali ketemu jodoh 🙈
Mrlyn
Panjangin lagi babnya thorrrrrr, lagi asik baca tau2 abis🤧
Mrlyn
nungguin Arlo sama Cia interaksi lagi😍🔥
Mrlyn
Awas Lo Arlo ditandain Cia tr kepincut lagi🤣
Elok Senja
up dunk thorr....pliiisss 🤗🙏🥰
Elok Senja
ada typo kecil,
tu kan mo arah ke ❤❤ gituu 😅🤗
Elok Senja
jadi tertarik dg merek parfum nya Thor 🤣🤣😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!