My Psycho Man

Semenjak kejadian terakhir kali, di penginapan dekat danau pada waktu itu. Kini keduanya terlihat semakin dekat. Yerkhan yang memang telah mengetahui tempat tinggal Erina, acap kali berkunjung walau hanya sebentar.

Cup~

Cup~

Cup~

" Hentikan, kau bisa terlambat" tegur Erina dengan wajah merona, setelah hampir seluruh bagian area wajahnya di penuhi oleh kecupan hangat pria tampan yang telah resmi menjadi kekasihnya itu

" Kau yakin tidak ingin ikut?" tanya Yerkhan mencoba memastikan kembali

" Ayolah, aku harus bekerja, lagi pula hanya untuk 15 hari saja kan" jelas Erina mengalungkan syal pada bahu bidang kekasihnya

" Hmm.. Aku akan sangat merindukanmu zhanim" ujar Yerkhan memeluk erat wanita cantik tersebut

' Lagi-lagi memanggilku seperti itu, membuatku malu saja' batin Erina.

Zhanim, merupakan bahasa kazak yang berarti 'sayang ku atau jiwaku'. Terdengar romantis, namun bagi Erina sebutan tersebut agak berlebihan jika diucapkan didepan umum. Entah mengapa tak lama setelah menyatakan perasaan masing-masing di penginapan pada waktu itu, Yerkhan berinisiatif memanggilnya demikian.

" Baiklah, aku akan sering menghubungi, pastikan baterai ponselmu terisi penuh" Ujar Yerkhan mengecup kembali bibir ranum milik wanita yang semakin membuatnya merasa nyaman itu, kemudian bergegas pergi mengendarai mobil hitam miliknya.

Sepeninggalan Yerkhan, Erina yang memang harus pergi bekerja pun mulai bersiap. Pagi ini Yerkhan mampir sebentar hanya untuk memberi tahu jika ia akan kembali ke Astana untuk menyelesaikan pekerjaannya sebagai produser film. Dan berjanji akan kembali lagi ke Almaty dalam jangka waktu 15 hari.

Benar, Yerkhan Armanovich telah mengakui pekerjaan utamanya sebagai produser dalam beberapa film lokal maupun interlokal. Erina yang baru-baru ini mengetahui hal tersebut sempat terkejut namun masih bisa memakluminya.

Sedari awal Erina memang sudah mengetahui bahwa Yerkhan bukanlah pria kelas menengah pada umumnya. Hal itu bisa dilihat dari mobil mewah berwarna hitam yang ia kendarai selama berada di kota ini.

Namun ia tak menyangka jika pekerjaan utamanya sebagai produser film. Wanita cantik itu lebih mempercayai jika pria tampan yang sudah resmi menjadi kekasihnya itu hanyalah seorang penulis skenario. Karena seringkali terlihat ketika mereka tengah bersantai, pria tampan tersebut tampak sibuk dengan laptopnya.

Tak hanya itu, melihat bagaimana perilaku Yerkhan yang tampak jauh lebih sederhana serta selalu berbicara apa adanya itu, membuat Erina tidak terlalu mempersalahkan hal lain tentangnya. Merasakan kenyamanan ketika berada dekat dengannya saja, sudah membuat wanita cantik itu merasa cukup.

Walau terkadang sering kali muncul perdebatan kecil diantara mereka, hal itu bukanlah apa-apa untuknya. Namun entah mengapa, kepergian kekasihnya kali ini, membuat perasaan nya agak waspada.

...----------------...

Sementara itu di Indonesia, tepatnya pada salah satu kamar kos, tampak Maya yang tengah gelisah akan sesuatu. Wajah manisnya tampak pucat dengan beberapa luka lebam yang mulai membiru.Mengingat rangkaian kejadian yang baru dialaminya beberapa hari belakangan ini.

Andra Hermawan, seorang pria berusia 30 tahun yang merupakan mantan kekasih dari sahabatnya itu, mencoba mengusik hidupnya. Tak hanya sekedar mengusik saja, bahkan sampai mengancam akan melukai keluarganya jika ia tidak memberi tahu dimana keberadaan mantan kekasihnya saat ini.

Seperti sedang kebakaran jenggot, Andra yang belum lama ini telah putus dari kekasih nya -Nabila yang merupakan sepupu dari Erina. Kabar jika mereka putus baru diketahui Maya belum lama ini.

Namun entah mengapa pria plin-plan itu kembali mencari Erina yang jelas-jelas sudah dibuangnya seperti sampah. Hubungan asmara yang dirajutnya selama 4 tahun itu, sukses dibuatnya hancur berantakan.

Padahal hanya tinggal sedikit lagi, mereka akan segera merencanakan sebuah pernikahan, tepatnya setelah Erina menyelesaikan pendidikan terakhirnya. Entah apa yang dipikirkan oleh seorang Andra yang sampai tertarik dengan Nabila, hingga membuat hati Erina begitu hancur berkeping.

" Bagaimana cara memberitahu Erina soal ini?! hiks.. aku harus bagaimana?" gumam Maya menangis, meratapi keadaannya.

Karena bagaimanapun juga Andra yang merupakan anak dari pengusaha ternama di Jakarta itu, bisa melakukan apa saja terhadapnya. Luka lebam pada area wajah manisnya tentunya merupakan salah satu perbuatan Andra.

Pria b*jingan itu sampai sebegitu nya menggali informasi tentang Erina walaupun harus dengan cara yang teramat kasar. Maya di bully habis-habisan oleh geng para wanita populer di kampus, saat ia hendak pulang setelah menyelesaikan kelasnya.

Tentu saja mereka mengaku jika Andra lah yang meminta melakukan hal itu. Mereka memaksa Maya dengan melakukan kekerasan fisik. Bahkan sampai menggunting rambut panjang wanita manis tersebut.

Maya yang pada hari itu masih tetap tidak memberikan satu informasi apapun, terpaksa harus menuruti kemauan Andra. Karena pria b*jingan berkumis tipis itu, telah mengancam akan melukai adik dan ibunya yang saat ini sedang berada dikampung halaman.

...----------------...

" Bagaimana pekerjaan mu? Apa berjalan dengan baik? tanya Erina membalas pesan dalam aplikasi chat miliknya

"Ya, semua berjalan baik, bagaimana denganmu zhanim, sudah selesai bekerja?"

" Belum, ini masih waktu istirahat, lihat kami sedang makan siang" balas Erina mengirim potret dirinya bersama isteri sang pemilik kafe -Jovita, beserta dua orang pelayan lain yang tengah asyik santap siang bersama

" Terlihat menggiurkan" balas Yerkhan dengan emoji wajah bertanduk

" Kurasa biasa saja, ini hanya beberapa potong pizza dengan toping keju" balas Erina

" Bukan pizza nya, tapi dirimu ".

Balasan chat tersebut membuat wajah cantik tersebut mulai merona, karena selain memberinya kenyamanan, Yerkhan sangat pandai menggodanya.

Klining!

Terdengar suara bel otomatis ketika seseorang memasuki pintu kafe. Erina yang memang sudah selesai dengan santap siangnya, menyiapkan diri untuk segera melayani pengunjung yang datang

" Selamat datang, silahkan ini daftar menu nya" ujar Erina dengan ramah

Namun, bukannya membaca daftar menu, seorang pengunjung pria dengan masker diwajahnya itu meraih pergelangan tangan pelayan cantik dihadapannya. Hal tersebut tentu saja membuat Erina merasa terkejut sekaligus risih.

" Maaf tuan, tolong lepaskan, atau saya laporkan pada atasan saya!" tegas Erina mencoba melepaskan genggaman erat dari jemari besar pria tersebut

" Erin.. Ini aku" ujar pria tersebut menggunakan bahasa Indonesia, kemudian melepas masker yang dikenakannya.

Mendengar suara yang tak asing ditelinga nya, membuat wanita cantik tersebut terkesiap. Terlebih setelah melihat langsung wajah pria yang sangat dikenalnya, membuat memori kelam yang mulai terkubur itu kembali bangkit.

" Maaf, anda salah orang, permisi" ujar Erina melepas paksa genggaman tangan pria tersebut, kemudian berlalu meninggalkannya.

" Ada apa?" tanya salah satu pelayan penasaran, setelah mendapati wajah rekannya tampak memucat

" Maaf aku tidak bisa melayani nya, bisakah kau menggantikan ku?" tanya Erina yang pada rekannya tersebut

" Ya tentu, kau bisa melanjutkan bagian ini" ujar si pelayan memberikan sebuah pisau dapur untuk memotong buah-buahan

" Terimakasih".

' Andra, bagaimana bisa datang kemari?!' batin Erina gelisah dengan perasaan yang campur aduk.