NovelToon NovelToon
I Love You, Bestie!

I Love You, Bestie!

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintapertama / Teen School/College / Persahabatan
Popularitas:889
Nilai: 5
Nama Author: EuRo40

Dua orang sahabat yang terbiasa bersama baru menyadari kalau mereka telah jatuh cinta pada sahabat sendiri setelah jarak memisahkan. Namun, terlambat kah untuk mengakui perasan ketika hubungan mereka sudah tak seperti dulu lagi? Menjauh tanpa penjelasan, salah paham yang berakibat fatal. Setelah sekian tahun akhirnya takdir mempertemukan mereka kembali. Akankah mereka bersama setelah semua salah paham berakhir?
Ikuti lika-liku perjalanan dua sahabat yang manis dalam menggapai cinta dan cita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EuRo40, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Ana bisa membayangkan perasaan Elin saat ini pasti sangat terluka, secara lelaki yang dicintai sahabatnya itu justru menyuruh orang lain untuk mengantarnya pulang, sementara Seno sendiri duduk di sini menemani Ana. Ia merasa menjadi orang ketiga di antara hubungan mereka.

Ana sendiri bingung, kenapa Seno justru menemaninya bukan mengantar Elin seperti biasa?

"Sen, lo kenapa nggak nganterin Elin pulang, 'kan kasihan, dia?" tanya Ana.

"Nggak apa-apa, gue nggak mungkin biarin sahabat gue nunggu sendiri di sini. Kalau ada apa-apa gimana? Angga bisa-bisa marah sama gue," jawab Seno.

"Ya, Allah, Sen. Gue di sini nggak sendiri, tuh ada satpam. Justru Elin yang harus dikhawatirin. Lo yakin, teman lo itu nggak bakal jahatin Elin?" tanya Ana lagi.

"Yakin lah! Gue udah lama kenal dia, orangnya baik dan dia juga suka sama Elin. Ya, itung-itung bantuin dia pendekatan," jawab Seno.

"Tapi Elin sukanya sama lo!" Ingin Ana meneriakkan Kalimat itu di depan wajah Seno. Namun, ia tidak bisa karena sudah terikat janji.

"Terserah lo, deh! Semoga Elin baik-baik aja dan selamat sampai tujuan," jawab Ana ketus.

Ana kemudian melihat mobilnya terparkir di depan gerbang sekolah. "Eh, itu jemputan gue udah datang." Ana bangkit lalu berbalik badan menoleh ke arah satpam di dalam posnya.

"Pak, terima kasih, ya. Udah dibolehin nunggu di sini," ucap Ana pada satpam sekolah.

"Neng Ana, udah dijemput?" tanya satpam tersebut.

"Udah, Pak," jawab Ana.

"Oh, iya, Neng hati-hati di jalan," ucap satpam.

"Iya, Pak," sahut Ana.

"Sen, gue duluan ya. Makasih udah ditemanin." Ana tak lupa pamit pada Seno.

"Iya, hati-hati, An. Gue juga mau pulang." Seno pun berdiri.

"Lo, juga hati-hati," ucap Ana lalu berjalan menuju mobilnya.

Ana masuk ke dalam mobil sedan. Ia duduk di kursi belakang. Setelah memasang seatbelt-nya ia melihat ke sekolah. Motor Seno sudah menyala, tetapi diam di tempat. Seno sedang menatap sesuatu. Ana mengikuti arah pandangan Seno. Ia melihat Angga di sana berjalan berdua dengan gadis yang bernama Gendis.

Angga memberikan helm yang biasa dipakai Ana pada Gendis, lalu gadis itu naik ke motor Angga. Tak lama sepeda motor Angga melaju menuju gerbang, berbicara sebentar dengan Seno, lalu keluar gerbang melewati mobil Ana. Melihat itu Ana hanya bisa terpaku.

Untuk pertama kali, Angga membonceng seorang gadis selain Ana. Untuk pertama kali helm itu dipakai orang lain. Ia memang tak berhak marah dan Ana juga tidak marah, mungkin hanya kecewa karena Angga membiarkannya pulang sendiri sedangkan lelaki itu pergi dengan orang lain.

Siapa gadis itu? Apa Gendis sangat berarti bagi Angga hingga Ana diabaikan? Apakah seorang Ana kini sudah tergantikan?

"Ish, kenapa gue harus kecewa? Angga berhak sama siapa aja. Mungkin Angga suka sama cewek itu. Gue 'kan cuma sahabatnya doang. Harusnya gue dukung Angga, selama itu bikin dia bahagia," gumam Ana pelan.

Setetes air bening jatuh di tangan Ana. Ia melihat tangannya lalu tertawa getir. Ia tak sadar kalau netranya mengeluarkan air mata luapan dari kekecewaannya. Ia lalu menghapus air mata di kedua pipinya.

"Jalan, Pak!" ucap Ana pada supirnya.

Mobil pun melaju. Seno menatap mobil Ana yang berbaur dengan kendaraan lain di jalan raya lalu semakin jauh. Ia yakin Ana melihat Angga pergi dengan gadis yang ia tahu bernama Gendis, teman satu kelasnya.

"Apa kau sedih melihat mereka pulang bersama, An?" tanya Seno dalam hati. Ia lalu melajukan motornya keluar gerbang sekolah.

***

Hari sudah malam, Ana sedang berbaring di tempat tidur, ia melamun menatap langit-langit kamarnya. Merangkai kejadian ketika Angga dipanggil oleh wali kelas, lalu Gendis yang tiba-tiba datang menitipkan permen, Angga yang tersenyum saat melihat permen itu, terakhir Angga dan Gendis yang berboncengan pulang sekolah. Ia merasa tidak nyaman di hatinya, ada perasaan takut.

Ia belum bertemu dengan Angga semenjak pulang sekolah, ia juga tidak pergi ke rumahnya. Bahkan ia menutup rapat jendela kamarnya yang berseberangan dengan jendela rumah Angga.

Di tempat lain, orang yang sedang dibayangkan oleh Ana juga sedang melamun di tempat tidur dengan posisi terlentang menatap langit-langit kamarnya, kedua tangan terlipat di bawah kepala. Waktu kepergiannya semakin dekat, sementara ia belum bisa mengatakan pada Ana.

Bagaimana perasaan Ana jika tahu? Ana pasti akan marah dan sedih. Ia tak akan sanggup melihat kesedihan di mata gadis itu.

Angga juga teringat tadi ia bertemu dengan Seno tanpa Ana dan Elin. Ia lupa bertanya pada Seno Elin pulang dengan siapa? Ia hanya menyapa sebentar lalu pergi karena tak enak dengan Gendis.

Sepulang sekolah, Angga pun belum bertemu dengan Ana, karena ia pulang menjelang magrib. Angga juga tidak sempat mampir ke rumah Ana sebab banyak yang harus ia kerjakan. Malam begitu ia melihat balkon, jendela Ana tertutup rapat.

Sementara itu, Elin berdiri di depan jendela kamarnya menatap langit malam. Ia rasanya sudah tak sanggup untuk menahan rasa sakit karena lelaki yang dicintainya mencintai orang lain.

Ia harus mengungkapkan perasaan ini pada Seno. Walaupun dengan risiko Seno akan menolaknya. Setidaknya perasaan Elin akan lega setelah mengungkapkan semuanya.

Sebelum Seno menyatakan cinta pada Ana.

Masih ada harapan Seno akan menerima cintanya mengingat kedekatan mereka selama ini. Siapa tahu ternyata Seno juga mencintainya. Lagi pula Ana tidak mencintai Seno.

Di sisi lain, Orang yang dipikirkan oleh Elin yaitu Seno, kini sedang duduk di atas tempat tidur sambil bermain gitar. Suaranya mengalun merdu menyanyikan lagu Dewa 19 yang berjudul Risalah Hati, jari tangannya lincah memetik senar gitar. Ia menyanyi dengan penuh perasaan, begitu menghayati.

Selesai bernyanyi, ia ingin menelepon Gendis untuk menanyakan mengapa gadis itu bisa pulang dengan Angga. Namun, begitu melihat jam di ponselnya yang sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam, ia mengurungkan niatnya. Ia akan tanyakan besok.

Terbersit tanya, bagaimana perasaan Ana saat ini? Apa gadis itu sedih atau cemburu? Rasanya tidak mungkin, bukankah Ana pernah bilang kalau tidak mencintai Angga dan hanya menganggap Angga seperti kakaknya?

***

Waktu istirahat kali ini, Angga mengajak Ana ke perpustakaan yang sepi karena murid lain memilih ke kantin. Mereka duduk di salah satu bangku yang menghadap jendela. Posisi bangku berada di tempat yang sepi di pojok ruangan.

"Mau ngomong apa, sih, Ga? Kenapa harus ke perpustakaan segala?"

"An, maaf ya kemarin aku biarin kamu pulang sendiri terus tadi pagi juga aku nggak bisa bareng kamu." Angga bicara dengan wajah tampak menyesal.

"Ya, ampun, Ga. Gue kira apa? Nggak apa-apa kali, Gue juga ngerti kok, kalau lo ada keperluan. Gue nggak marah, Ga. Lo tenang aja." Bagaimana Ana bisa marah? Apa haknya?

"Terus lo, pulang sama siapa? Kemarin gue ketemu Seno di sekolah dan lo nggak bareng dia," tanya Angga.

"Gue pulang dijemput supir," jawab Ana.

"Oh, syukur, deh." Angga lega mendengarnya.

"Lo, mau ngomong itu aja?" tanya Ana lagi.

"Sebenarnya ada yang mau gue omongin, penting!" ucap Angga.

"Apa?"

Baru saja Angga membuka mulut ingin bicara, ponselnya berdering. Angga melihat ada panggilan dari Gendis. Ana juga sempat melihat nama Gendis di ponsel Angga.

1
Realrf
usaha Angga, coba kontak lagi. Terkadang semua tidak seperti yang kita pikirkan, ce ilah bijak amat gue kwkkwkw
Realrf: /Determined//Determined//Determined//Determined/
EuRo: terima kasih kak. ❤️
total 2 replies
AFat
saya suka, alurnya ringan tapi saya menikmatinya. Kata-katanya simple dan jelas saya bisa membayangkan seolah-olah sedang menonton drama remaja. Keren, semangat terus thor!
AFat
jadi ingat masa SMA dulu. Ah emang masa SMA penuh warna.
EuRo: Ya, masa yang tak bisa terulang dan penuh kenangan, terima kasih banyak, kak. baca terus sampai tamat ya, kak. terima kasih juga like nya.
total 1 replies
Realrf
next thor
EuRo: Terima kasih banyak kak, sudah like. berarti banget buat aku. jadi penambah semangat!,🥰🥰❤️❤️
total 1 replies
Haryanti Rayyan
lanjut akak
EuRo: Terima kasih, Kak.
total 1 replies
Nazwatalita
Lanjut Thorr
EuRo: Terima kasih, Kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!