"Ceraikan suamimu dan menikahlah denganku."
Sandiwara cinta di depan layar yang Naya Andriana lakukan bersama suaminya Rayyan seorang aktor, membuat orang-orang berpikir jika rumah tangga keduanya penuh bahagia. Tanpa mereka tahu, jika rumah tangga Naya tidaklah sebahagia itu. Sering kali Rayyan berbuat kasar padanya, tanpa peduli jika dirinya sedang hamil. Kehidupan rumah tangga indah di bayangan semua orang adalah kesengsaraan baginya.
Hingga, Rayyan di penjara atas penipuan investasi yang ia lakukan. Bertepatan dengan itu, Naya terpaksa harus melahirkan sebelum waktunya. Membuat bayinya harus di rawat Di NICU. Harta di sita, dan tak ada biaya sepeserpun, Naya hampir menyerah. Sampai, pria bernama Zion Axelo datang padanya dan menawarkan sebuah bantuan.
"Karena Rayyan sangat mencintaimu, Aku ingin membalas dendamku padanya, dengan merebut cintanya." ~Zion
"Anda salah Tuan, apa yang di lihat belum tentu yang sebenarnya terjadi. Kisah cinta kami, hanya lah sandiwara." ~Naya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Benarkah hanya sandiwara?
Zion akan bersiap berangkat ke kantornya, tapi tak sengaja ia lewat di depan kamar Naya yang masih tertutup. Telinganya menangkap tangisan bayi walau terdengar samar. Zion mencoba memastikannya dengan menempelkan telinganya ke pintu.
"Kemana Naya? Kenapa bayinya menangis terus?" Gumam Zion.
Tanpa pikiran panjang, Zion membuka pintu kamar. Terlihat, di kamar tidak ada keberadaan Naya. Namun, pintu kamar mandi tertutup dan terdengar suara gemericik air darinya. Pantas saja, wanita itu tak mendengar suara tangis bayinya.
"Kenapa menangis?" Zion datang menghampiri Zevan yang masih menangis.
Mendengar suara Zion, tangisan Zevan seketika langsung terhenti. Seolah, bayi itu mengenali suara pria yang saat ini mendekat padanya. Suara Zion bagaikan sebuah penenang untuk ketakutan bayi kecil itu.
"Ada apa? Mommy mu sedang mandi, kenapa menangis hm?" Zion mendudukkan tubuhnya di tepi ranjang, ia lalu menatap Zevan yang saat ini menatap nya.
Bayi itu mengerucutkan bibirnya, dan mengeluarkan suara menggemaskan. Seolah, ia dapat berkomunikasi dengan Zion dengan bahasa bayinya. Zion yang melihat itu tak sadar tersenyum, ternyata Zevan sangat menggemaskan.
Namun, mengingat tentang status bayi itu membuat Zion melunturkan senyumnya. Mendadak, pikiran negatif kembali menghantuinya. "Bayi ini adalah putra Rayyan, bukankah aku seharusnya membencinya? Dia anak yang Rayyan nantikan di setiap cerita kebahagiaannya."
Zevan terlihat antusias melihat Zion, sampai-sampai dia menghentakkan kedua kakinya dengan semangat. Gerakan Zevan mengalihkan perhatian Zion padanya. Untunglah, Zion tak lagi memikirkan pikiran buruknya.
"Kamu sangat menggemaskan, tapi kenapa kamu bisa menjadi putra dari pria yang aku benci hm?" Bisik Zion sembari tangannya meraih tangan kecil Zevan dan mengelusnya.
Tangan Zevan menggenggam erat jari telunjuk yang Zion sodorkan padanya. Bayi menggemaskan itu berusaha memasukkan tangan Zion ke dalam mulutnya. Tapi tentu saja Zion menghalanginya karena tahu tangannya tidak steril.
"Ngapain kamu disini?!"
Suara lantang Naya mengejutkan Zion. Ia langsung berbalik dan tertegun melihat penampilan wanita itu yang hanya mengenakan handuk. Seketika, Zion mematung melihat rambut Naya yang masih basah. Apalagi, wanita itu bukan memakai bathrobe melainkan hanya mengenakan handuk biasa yang melilit tubuhnya.
"Ehm itu ...." J4kun Zion bergerak naik turun saat tatapannya turun menatap paha putih Naya yang mampu membangkitkan jiwa nya yang lain.
"Ngapain masih disini?! Keluar! Keluar gak!" Naya meraih bantal sofa dan berniat akan melemparnya pada Zion.
"Eeeh bentaaaar! Tadi aku masuk karena bayi ini menangis! Kamu tidak ada, jadi aku tenangkan! Seharusnya, kamu berterima kasih padaku! Lagi-lagi, aku menolongmu!" Pekik Zion yang panik
Seharusnya dia tidak panik bukan? Hanya bantal, itu tidak menyakitkan. Tapi, kenapa dirinya takut melihat kemarahan wanita itu?
"Keluar! Kamu akan menyakiti putraku kan? Keluar sekarang! Putraku tak ada urusan dengan masalahmu dan Mas Rayyan, dia tidak tahu apapun!" Seru Naya dan berjalan cepat menghampiri ranjang untuk mengambil putranya.
"Aku tak ada niat mencelakainya!" Zion yang merasa tertuduh akhirnya membela diri.
Naya hanya meliriknya sekilas sebelum membawa bayinya menjauh dari Zion. Seolah, dirinya takut Zion akan berbuat hal jahat pada Zevan. Zion pun tak mengerti akan kewaspadaan Naya pada kehadirannya.
"Oke, maafkan aku." Zion memutuskan untuk keluar dari kamar Naya sebelum keadaan semakin rumit.
Setelah mendengar pintu kembali tertutup rapat, barulah Naya berbalik. Ia menundukkan kepalanya menatap bayinya yang sedang menatap nya. Sorot mata Zevan seolah mengisyaratkan jika dirinya baik-baik saja.
"Maafkan Mama sayang." Lirih Naya.
Sementara itu, Zion berangkat ke kantornya dengan perasaan yang kesal. Naya menuduhnya akan menyakitinya Zevan, padahal dia hanya melihat bayi itu yang menangis. Kenapa tidak enak sekali tertuduh seperti ini? Dia hanya berniat baik tapi malah di curigai oleh wanita itu.
"Apa kamu tahu orang bernama Rayyan?" Tanya Zion pada supirnya yang tengah fokus menyetir.
"Tahu Tuan, dia itu aktor yang lagi kesandung kasus itu kan? Maaf Tuan, saya sempat kaget saat tahu anda menikah dengan mantan istri aktor itu." Jawab supir itu.
"Menurutmu, hubungan keduanya sebelumnya bagaimana? Dari yang kamu lihat di sosial media?" Zion tengah mencari tahu keraguannya. siapa tahu sang supir dapat memberikan dirinya jawaban.
Supir Zion itu tersenyum, "Ya gimana yah Tuan, saya gak bisa menggambarkan hubungan keduanya hanya dari media sosial saja. Bisa jadi, hubungan keduanya hanya manis di depan kamera, di belakang kamera belum tentu. Kehidupan artis itu penuh dengan pencitraan Tuan."
Zion terdiam, penjelasan supirnya itu seolah menampar dirinya. Bagaimana bisa dia menggambarkan sesuatu hanya dari sebuah gambar yang bisa saja hanya sekedar sandiwara? Kenapa dia tidak memperhatikan hal sedetail itu.
"Lama sekali sandiwaranya, apa benar hanya sebuah pencitraan saja?" Batin Zion.
"Tapi kalau Rayyan dan Nona itu selalu di kenal sebagai pasutri paling romantis. Cerita keduanya selalu meramaikan media sosial, semua orang selalu menunggu-nunggu cerita kehidupan keduanya." Lanjut sang supir.
"Kalau denganku?"
"Eh? Kalau dengan tuan ... ehm, tentu saja romantis, yah ... sangat romantis!" Seru supir itu takut saat melihat lirikan tajam Zion padanya lewat spion tengah mobilnya.
"Harusnya yah seperti i ... apa ini?" Zion kaget melihat gedung perkantorannya sudah ramai oleh orang-orang dari banyak awak media yang sedang menunggunya. Melihat keramaian yang ada, Zion hanya bisa memasang wajah pucatnya.
"Bas, hubungi bodyguard sekarang!"
"Ba-baik Tuan!"
.
.
.
Raisa baru saja melayani pasiennya yang terakhir, barulah setelah ini dia akan pulang. Menjadi dokter kandungan membuatnya sibuk dan selalu bekerja di luar jam kerja untuk menangani proses persalinan. Tapi, hal itu tak membuatnya merasa berat. Ini adalah impiannya, menjadi seorang dokter dan akan menolong banyak orang.
"Dokter Raisa, apa setelah ini kamu ada kesibukan?" Tiba-tiba seorang pria berjas dokter datang menghampirinya dengan senyuman ramah.
"Maaf Dokter Gavin, sepertinya setelah ini aku harus pulang. Sebab, aku sudah janji pada putriku akan menemaninya tidur. Jika aku melanggar janji, dia pasti akan merajuk kembali. Agak sedikit sulit membujuknya." Terang Raisa.
"Oooh begitu, lain kali saja tidak papa. Kamu bisa mengajak putrimu juga, dia sangat menggemaskan." Ucap Dokter Gavin, seorang dokter ahli bedah. Penolakan Raisa, membuat Gavin memutuskan untuk pergi.
Raisa keluar dari ruang prakteknya, ia berjalan santai menyusuri lobi rumah sakit sembari memainkan ponselnya. Namun, tiba-tiba langkahnya terhenti saat seorang wanita paruh baya tiba-tiba ada di hadapannya mencegah kepergiannya.
"Raisa, akhirnya bisa ketemu kamu juga!"
"Ma-Mama?!"
Zion suatu saat pasti berhadapan dg mantan Naya,,
Xander menyukai janda, yg belum pasti jga menyukainya, belum lagi keluarganya.🤔
huuu.... tunggu updatenya aja dah'.