Setelah meninggal nya kedua orang tua, Niko Dinata tinggal bersama Tante nya, dia menjadi pemuda yang urakan dan pemalas, selalu saja berbuat onar dengan memalak pedagang pasar yang ada di dekat rumahnya.
**
bertemu dengan Eca Permatasari, gadis
manis yang di kenal dengan segudang prestasi nya, tak perlu banyak tebar pesona untuk membuat para cowok bertekuk lutut padanya, dia hanya mencintai satu pria yang bernama Hanif, cowok yang selalu setia menemani nya di kampus.
**
Bagaimana jadinya kalau sang ayah tiba-tiba menjodohkan Eca dengan Niko dan langsung menikahi nya, pria yang dipandang rendah oleh Eca, tapi kenyataan dapat di andalkan dalam segala sisi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
09. Berkunjung Tengah Malam
Suara berisik dari keyboard laptop terdengar sengau di kamarnya Niko.
Malam ini, pemuda itu sedang mengerjakan tugas mata kuliahnya Eca atas permintaan nya tadi siang.
Bahkan Kiara berkali-kali menyuruhnya makan, diabaikan begitu saja — Betapa seriusnya pemuda satu ini.
Sampai akhirnya Niko pun tersenyum, bahwa tugasnya sudah di selesaikan dengan baik.
Niko menutup layar laptop itu — bergegas ke rumahnya Eca.
Malam itu menunjukan pukul 00.00. Di dalam kamarnya — Eca sedang terlelap memeluk boneka nya.
Tok.. Tok.. Tok..
Eca membuka mata perlahan — mengerut kening nya tiba-tiba.
Sesuatu yang lewat dari balik jendela membuat nya mengucek mata beberapa kali. "Siapa itu, maling ya?" Katanya mulai berdiri.
Suara ketukan jendela kembali terdengar di kamarnya, membuat Eca terlonjak ke ranjang dengan memeluk guling dengan waspada.
Eca pun mencoba memberanikan diri membuka tirai jendela nya.
Setelah tirai itu dibuka paksa...
"KYAA" Pekik Eca sambil memasang kuda-kuda.
Matanya membulat setelah melihat seseorang pakai hodie hitam dan kepala berkupluk dengan masker menutup area mulut.
"Siapa kamu?" Panik Eca.
Niko membuka kupluk dan maskernya, Eca bernapas lega setelahnya. "Kirain siapa, ngagetin aja" Kata Eca
"Buka jendela nya" Pinta Niko.
Eca kembali mengerut kening lalu membuka jendela kamarnya — dan Niko memanjat menaiki jendela kamarnya.
"Ih mau apa? cepat pulang sana!" Kata Eca mendorong pelan kaki nya.
"Jangan di dorong, saya lagi bawa laptop kamu — nanti jatuh, saya ga tanggung jawab ya" Kata Niko.
Eca membiarkan Niko masuk ke dalam kamarnya, menatapinya dengan penuh kewaspadaan.
"Tugas mata kuliah kamu yang minta saya kerjain sudah saya kerjain sistem kebut semalam" Kata Niko.
"Serius?!" Teriak Eca — Reflek menutup mulut dan mengulangi perkataannya lagi dengan desisan "Serius?!"
"Iya coba lihat dulu" Kata Niko menyerahkan laptopnya pink nya Eca bergambar karakter wanita anime jepang.
Eca melihat layar laptop dengan penuh ketelitian, pemuda itu malah melihat tubuh Eca yang ramping menggunakan tanktop putih dan celana hotpants nya. Jakun nya seakan naik turun tidak karuan.
"Mana benar semua lagi, kamu pinter banget sih bisa di andalkan, Aw — maaciw" Kata Eca bernada lebay menggemaskan.
Niko melengos saat Eca sudah bersuara, membuang wajahnya ke langit kamar, mencoba menstabilkan reaksi.
"Iya sama-sama" Kata Niko.
Eca menutup laptop setelah tugas itu sudah disalin di flashdisk nya, cukup membawa flashdisk ke kampus lalu menyerahkannya ke dosen yang bersangkutan. Dengan begitu tugas nya pun selesai.
Niko masih betah di kamarnya Eca, dia melihat warna-warna merah muda di seluruh ruangan itu — bahkan sampai kasur dan seprai nya.
"Sana pulang Niko" Suruh Eca.
"Gamau" Jawab Niko.
"Ih ngeselin banget sih, teh Fany jam segini masih belum tidur" Kata Eca.
"ECA JANGAN BERISIK" Jerit Tiffany.
Deg.
Mampus nih ketahuan
"Iya teteh maaf" Pekik Eca menjawab.
"Tuh kan gara-gara lu nih hampir ketahuan, sana pulang ih" Desis Eca.
"Ogah, disini adem ada pendingin ruangan" Kata Niko.
"Ih apa sih ga lucu" Kata Eca mulai sebal.
Niko berdiri untuk melihat-lihat isi ruangan kamar secara menyeluruh. Bahkan Niko melihat dan mengangkat figura foto nya Eca bersama Hanif — dan itu mereka foto berdua.
"Ah sorry, jangan pegang yang itu" Pinta Eca.
Niko menoleh sesaat — menaruh nya kembali ke tempat semula.
"Buang foto itu" Pinta Niko mulai cemburu.
"Gak mau! saya akan buang foto itu setelah kita sudah menikah" Kata Eca.
"Ca, kamu itu serius gak sih tentang rencana perjodohan itu?" Tanya Niko.
"Serius lah, kalau ga serius kenapa saya berani putus dengan Hanif" Jawab Eca.
"Perkataan kamu di pemakaman tadi? Cuma omong kosong?" Kata Niko.
"Maaf saya akan ngomong jujur ke kamu ya, sampai saat ini saya masih belum menaruh hati ke kamu, masih sepenuh nya untuk Hanif" Kata Eca.
"Oh oke — ternyata saya masih terlalu berharap mendapatkan kasih sayang kamu" Kata Niko.
"Please, jangan tersinggung dulu, tadi kan sudah saya bilang kalau saya ingin kamu berusaha menggantikan kasih sayang Hanif untuk saya." Jawab Eca.
"Kamu juga sudah jawab iya" Sambung Eca berbicara.
"Okey, kalau gitu saya permisi pulang dulu" Kata Niko sambil memanjat jendela. "Besok saya antar kamu ke kampus ya" Sambungnya.
Niko mulai melangkah setelah jendela itu kembali di tutup Eca.
Baru saja berjalan 20 langkah — Tiffany mencegahnya.
"Tunggu" Pekiknya sambil berlari.
Kecepatan lari nya tidak bisa di rem — Hingga membuatnya terjatuh di pelukan Niko yang reflek menangkap tubuh ramping nya yang sedang terjungkal di tanah.
Mereka kompak terkejut, kompak juga untuk mengikis jarak dan menjauh. Eca membuka jendela kamar. Melihat mereka saling membuang wajah dengan jarak yang lumayan dekat.
"Teteh lagi ngapain sama Niko?" Kata Eca.
"Gak papa Eca, teteh mau ngasih data kerjaan perusahaan aja ke Niko, kebetulan dia barusan saja pulang dari kamar kamu"
"Kamar?"
"HAH, Jadi teteh dari tadi— "
"Ya, Teteh nguping dari luar kamar kamu, dari pada ganggu kalian debat, mending jadi pendengar yang baik" Kata Tiffany.
"Gak sopan teteh main nguping! Terus kalian kenapa bisa jatuh barengan seperti itu?" Tanya Eca.
"Maaf neng, teteh lari ga bisa di rem — nabrak punggung nya Niko" Jawab Tiffany.
Tiffany menginjak kaki Niko, memberi kode untuk menjawab.
"I-iya benar tuh" Kata Niko.
Niko kembali ke rumah setelah Eca memerintahkan nya, sedangkan Tiffany menuju ke kamarnya Eca untuk memberi Eca nasihat.
"Ca maaf ya kalau teteh ga sopan, saran teteh figura foto kamu sama Hanif mending kamu simpan, kalau tidak kamu ambil fotonya terus ganti dengan foto kamu berdua sama Niko" Kata Tiffany.
"Maaf teh, tapi hati Eca masih belum menerima Niko sepenuhnya" Kata Eca.
"Oh gitu ya, Btw tadi Niko ngapain masuk kamar kamu lewat jendela?" Tanya Tiffany.
"Jangan salah paham ya teh, dia cuma ngasih tugas mata kuliah Eca" Jawab Eca.
"Kok dia yang ngerjain? Harusnya yang kerjain itu kamu sendiri, kan itu tugas kuliah kamu" Kata Tiffany.
"Ingat kan teh soal perjanjian tunangan Eca ke Niko yang terakhir?" Kata Eca.
"Hm.."
"Niko juga menerima itu dan tidak merasa ke ganggu kalau di repotin sama Eca" Kata Eca.
Karena waktu sudah semakin larut, Tiffany menyudahi obrolan singkat itu, Tapi Eca menahan dengan pertanyaan terakhir nya.
"Niko sudah mulai kerja ya teh?" Tanya Eca.
Tiffany menjawab "Iya mulai besok dia akan bekerja mengurus bagian accounting, bantu teteh mengurus bagian keuangan"
"Oh begitu" Kata Eca tersenyum.
Sekaligus menyuruh kakak nya mematikan lampu kamar, karena mata nya sudah mulai mengantuk.
bukan om,