Mencintainya adalah sebuah keputusan..
Sifat perhatian padaku menutupi pengalihannya...
Yang dia kira...dia yang paling disayang, menjadi prioritas utama, dan menjadi wanita paling beruntung didunia.
Ternyata semua hanya kebohongan. Bukan, bukan kebohongan tapi hanya sebuah tanggung jawab
.
.
.
Semua tak akan terjadi andai saja Arthur tetap pada pendiriannya, cukup hanya dengan satu wanita, istrinya.
langkah yang dia ambil membawanya dalam penyesalan seumur hidupnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lupy_Art, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 9
Peringatan!!! chapter ini menampilkan bacaan 21++, harap bijak dalam membaca, dibawah 17 tahun skip aja
.
.
Usai acara pernikahan sederhana yang hanya di hadiri keluarga inti saja, Livia duduk terdiam diranjang kamarnya menatap koper yang sudah terisi baju
Lamunannya buyar ketika sebuah tangan terkibas di
hadapannya
"Kevin...." rupanya kevin yang datang
"Kak... Aku sudah dengar dari mommy dan Daddy, kau akan pindah dari sini. Aku akan sangat merindukanmu kak" ujar kevin seraya memeluk kakaknya dari samping
"Hmmm... Aku juga akan merindukan adikku yang nakal ini" ucap livia sambil terkekeh menyandarkan tubuhnya dibahu kevin, badan kevin memang lebih besar dari Livia namun belum se gagah Arthur
"nanti saat berkunjung kemari kuharap kau memberikan kabar bahagia"
"Hmmm...nanti akan aku bawakan bibit ikan hias, kau puas" Livia mengalihkan pertanyaan kevin
"sebenarnya bukan itu maksudku, tapi sekalian bawa bibit ikan hias juga tidak apa² lah, hehe"
"Jadi ini yang sering kau lakukan diam² saat aku lengah? bermesraan dengan istriku?" pelukan Livia dan kevin harus terlepas karena suara bariton yang berasal dari pintu
"hisss... Mengganggu" gumam pelan namun Arthur masih bisa mendengarnya
"kak Livia juga kakakku kalau kau lupa"
"Dan aku adalah suaminya jika kau lupa" balas Arthur tak mau kalah
"Sudah.. Sudah, tidak usah ribut" Livia memisahkan mereka
"Kak lihatlah kak Arthur, masa aku tidak boleh manja denganmu" rengek kevin berlindung dibelakang tubuh Livia
"sepertinya memberi makan hewan peliharaanku dengan ikan hias tidak buruk" Kevin yang mendengar itu lantas langsung pergi tak lupa mengecup pipi Livia sebelum suaminya mengamuk
Arthur melangkah mendekati wanita yang kini sudah menjadi istrinya.. Menariknya dalam dekapan hangatnya
"kamu sudah siap?"
"iya" jawab lesu Livia, ia begitu berat jauh dari orang tuanya, karena dimansion inilah ia tumbuh dan berkembang
"ada saatnya anak perempuan menikah lalu pindah mengikuti suaminya kemanapun" Arthur memberi pengertian
"kamu benar, tapi kita akan sering berkunjung kesini kan?" Livia mendongak sehingga tatapan mereka bertemu
"Tentu saja, kalau aku sempat dan tidak sibuk... Kita akan kesini setiap 1 bulan sekali atau beberapa kali, setuju?" Livia yang mendengar itu menganggukkan kepalanya
Arthur yang gemas mengecup bibir mungil dihadapannya
Cup...
.
.
.
.
Dengan berat Livia melapas pelukan kedua orang tuanya... Kemudian masuk dalam mobil
"Aku titip dia padamu,Son. Jangan kecewakan Daddy. Jaga diri kalian baik² disana" Arthur mengangguk
"Jaga kesehatan kalian yaa, sering² hubungi mommy atau Daddy oke." ucap sarah memeluk putranya
Kini Arthur berhadapan dengan Kevin, Arthur menatap adik dihadapannya dengan tatapan yang sulit diartikan membuat kevin takut
"Kenapa kaka menatapku seperti itu?"
"Tidak apa², jangan buat mommy dan Daddy kesulitan" ucap Arthur lalu mengacak rambut adiknya
"kami pergi" lanjutnya masuk dalam mobil
Mobil itu melaju keluar dari kawasan Mansion. Livia terus menatap sekitarnya mengingat momen² saat ia masih remaja usia 15 tahun sering bermain sepeda disekitar kawasan mansion.
bodyguard yang menjaganya saat itu pun terus menjaganya dari jarak dekat menggunakan sepeda mengikutinya dari belakang hingga
Livia tersenyum melihat itu
"kami baik² saja?" Livia menggeleng lalu bersandar pada bahu kekar suaminya
Mereka akan pindah ketempat yang baru, ketempat yang jauh dimana kehidupan rumah tangganya akan dimulai.
.
.
.
.
Sesampainya dibandara Arthur dan Livia dikawal bodyguard hingga masuk dalam pesawat. Mereka akan terbang menggunakan jet pribadi keluarga Moreno
Disana terdapat kamar, toilet, meja makan dan beberapa kursi penumpang
Livia yang sudah lelah duduk didalam mobil sepanjang perjalanan mengistirahatkan dirinya dikamar dalam pesawat itu
Sementara itu Arthur duduk dikursi penumpang mengerjakan beberapa berkas ditangannya
...
Setelah 20 menit ia berhenti, meregangkan ototnya kemudian menyusul istrinya dikamar
Arthur membaringkan tubuhnya disamping Livia, Livia merasakan pergerakan disebelahnya lantas membalikkan badan hingga ia dan Arthur saling bertatapan.
Tak lama kemudian Arthur mengecup bibir itu... Yang tadinya hanya kecupan sekarang menjadi lumatan.
Arthur merubah posisinya mengungkung Livia dibawahnya, tangannya masuk kedalam baju membelai pinggang istrinya
"Mmhh..." Livia melenguh merasakan sensasi itu
lumatan Arthur berpindah ke leher jenjang Livia, Livia mendongak memberikan akses disana. Arthur menghisap kulit itu hingga membuat Livia melenguh lagi, meninggalkan jejak kemerahan yang pastinya tidak akan hilang dalam beberapa hari.
Tangan Arthur bergerak membuka kancing pakaian blouse kemeja yang dikenakan Livia lalu membuangnya asal, tampaklah pemandangan dua buah benda yang masih terbungkus kain serta satu kain segitiga yang menutupi aset berharga disana
Arthur melumat bibir istrinya lagi, entah kapan tapi saat ini keadaan keduanya sudah sama² naked tertutup selimut, Arthur memposisikan dirinya bersiap memasukkan benda tumpul itu ke sarangnya
Wajah Livia memerah melihat benda panjang berurat itu
'Besar sekali, apakah akan masuk semua' batin Livia
"Ar..." suara Livia terdengar sangat menggoda ditelinga Arthur seakan memohon agar segera memasukkannya
"Aku akan melakukannya perlahan" ucap lembut Arthur perlahan memasukkan juniornya
"Sss..Aaahhh" desah Livia membuat libido Arthur meningkat
....
...
..
.
Pertempuran pengantin baru itupun baru selesai setelah dua kali pelepasan Arthur, mereka menyelesaikannya 20 menit sebelum jet yang mereka tumpangi mendarat
Arthur mengelus kepala istrinya yang diletakkan didada bidangnya, istrinya terlihat sangat kelelahan. Arthur memakluminya ini yang pertama untuk sang istri, terlihat dari setelah menyelasaikan 'aktivitasnya' Arthur mendapati darah segar disprei yang mereka gunakan
Mengingat itu membuat sudut bibirnya terangkat, itu artinya Livia masih suci dan dia menjadi yang pertama untuknya
"Sayang..." panggil Arthur membangunkan istrinya
"hmmm..." hanya gumaman saja karna Livia terlalu lelah
"Bersihkan dirimu dulu" namun Livia malah semakin menduselkan kepalanya dileher Arthur mencari kenyamanan disana
mau tak mau Arthur harus mengangkat Livia kekamar mandi
15 menit mereka membersihkan diri dan berpakaian. tapi Livia malah melanjutkan sesi tidurnya, Arthur geleng² kepala melihatnya. Apakah Arthur tidak lelah?...entahlah Arthur memiliki stamina yang kuat bahkan ia masih sanggup melanjutkan beberapa ronde lagi
Untuk sekarang Livia masih perlu penyesuaian dengan ukuran junior milik Arthur, saat berdiri dikamar mandi saja kakinya terasa lemas sehingga Arthur yang harus membersihkan tubuhnya karena Livia malah lanjut tidur saat dimandikan.
Pesawat sudah mendarat di bandara International Heathrow London. yap, benar sekali mereka pindah ke Netherland. Perjalanan dari Bandara Adolfo Suárez Madrid–Barajas menuju London memakan waktu ±3jam
Arthur keluar dari pesawat dengan Livia yang masih tertidur digendongannya, para bodyguard yang sudah ditugaskan memberi sambutan pada tuannya
"Selamat datang Tuan dan Nyonya Moreno, silakan untuk memasuki mobil anda" para bodyguard yang berjejer rapi memberi hormat pada tuan mereka..Arthur memberi anggukkan pada mereka.
Para bodyguard ini merupakan pasukan ROSAS NEGRAS yang sudah dilatih dari markas mereka diInggris
Arthur segera memasuki mobilnya, istrinya yang sangat kelelahan butuh istirahat dikasur. Mobil itupun melaju memasuki kawasan hutan rindang, dan sampailah mereka disebuah villa dengan desain mewah
Pasti Arthur merogoh kocek yang tidak sedikit untuk membangun rumah ini, yaa Arthur memang sengaja membangun villa ini dikawasan hutan. Hal ini sudah ia pertimbangkan dari tahun sebelumnya
Kondisi yang tidak memungkinkan mereka tinggal bertetangga menjadi alasan Arthur membangun villa ini.
Villa ini memiliki 3 kamar dengan 1 kamar utama dan 2 kamar tamu, terdapat juga kolam renang, halaman luas, ruang Gym, serta dapur, ruang tamu ruang kerja yang di desain langsung oleh Arthur sendiri
Mereka sampai divilla itu memakan waktu 35 menit dari bandara...
Arthur membaringkan istrinya dikamar mereka, dikamar utama. Menarik selimut menutupi tubuh istrinya agar semakin nyaman
Cup...
"Aku akan segera kembali" Arthur meninggalkan kamar itu setelah mengecup kening istrinya
.
.
.
.
.
.
.
.
...----------------...
.
.
Haaaai... Jumpa lagi bersama Author 🥰
Gimana sama chapter yang ini, suka ga?
Coba dong komen😃
Dukung karya ini dengan cara tinggalkan jejak komentar, like, subs, vote, serta beri gift yaa😉❤
Sampai jumpa di Chapter selanjutnya