Kita tidak pernah tau takdir apa yang akan menghampiri hidup kita kelak. Semua skenario sudah Allah atur sesuai kapasitas masing - masing.
Saatnya diatas siapapun mengaku saudara,teman atau apalah. Tapi saat kita terpuruk mana tadi yang mengaku saudara. Semuanya perlahan pergi menjauh.
Begitulah kehidupan Keluarga Derel,pasca pendemi merubah segalanya. Saat kedua orang tuanya telah tiada kakak dan adik - adiknya seakan tidak mengenal dirinya lagi.
Dulu waktu ia punya semuanya kakak dan adiknya rajin datang kerumah berkumpul. Itu semua tinggal kenangan. Bagaimana kehidupan Derel dan keluarganya selanjutnya?akankah ia kembali sukses? apa yang terjadi pada orang - orang yang menghina dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Seminggu menjelang seratus hari ibu,adik bungsu Derel menghubungi dirinya.
"Assalamualaikum, bang. Apa kabar?" terdengar suara adik bungsunya di sebrang sana.
"Waalaikumsalam, alhamdulillah baik. Kami sendiri gimana?" tanya Derel.
"Alhamdulillah bang." terdengar tawa di sebrang sana.
"Ada apa?" tanya Derel.
"Abang lagi dimana?" bukannya menjawab malah Rafi balik bertanya.
"Di jalan."
"Begini bang,seratus hari ibu kan minggu depan. Abang jadi pulang tidak kerumah?" tanya Rafi.
"Insya Allah kalau ada rezeki abang usahakan." jawab Derel.
"Jadi gini bang,uang tahlilan ibu kan sisa sejuta setengah . Tadi teh Mercy nelpon Rafi katanya seratus hari ibu mau beliin sajadah buat tamu tapi biayanya kurang." Rafi berhenti sejenak menarik nafas kasar lalu menghembuskan. Spertinya ia tidak nyaman mau menyampaikan sesuatu kepada abangnya.
"Trus."
"Gimana kalau kita patungan seorang anak gopek - gopek syukur- syukur kalau lebih lebih baik."
"Abang mau tanya. Dagangan ibu masih banyak dan tentu hasilnya ada dong. Kan tiap hari Gani yang kelola. Coba kamu tanya aa Gani,ambil aja kekurangan dari sana." tegas Derel.
"Tapi...bang."
"Tapi kenapa ?" tanya Derel.
"Ga jadi bang,biasalah kalau gitu nanti aku hubungi aa dulu. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam. Sambungan langsung terputus.
"Ada apa sebenarnya ini,sepertinya ada yang mereka sembunyikan dariku." gumam Derel dan bertepatan dengan bunyi aplikasi pada ponselnya.
Jam delapan malam Derel pulang kerumahnya. Raut wajahnya nampak kecapean.
"Assalamualaikum ,dek."
"Waalaikumsalam,abang mau langsung mandi?" tanya Sinta menyambut suaminya dengan senyum paling manis.
"Iya dek."
"Itu air panas sudah aku siapkan di termos." Sinta mengambil jaket dan helm lalu menyiapkan baju ganti untuk suaminya.
"Assalamualaikum."terdengar suara Dafa dan Dhani yang baru pulang main bola.
"Waalaikumsalam. Udah pada mandi belum?" tanya Sinta.
"Sudah,ma. Papa udah pulang belum?" tanya Dafa sembari merapikan barang bawaannya.
"Sudah, itu papa sedang mandi. Kalian tunggu saja di meja makan, habis ini kita makan sama - sama." ujar Sinta menyiapkan makan malam buat keluarganya.
Walau makan dengan lauk seadanya terasa nikmat karna makan bersama keluarga.
Selesai makan Derel mengajak istrinya untuk ngobrol sebentar.
"Dek abang mau cerita sebentar. " Derel menyuruh istrinya duduk di sebelahnya.
"Mau cerita apa,bang?" tanya Sinta penasaran.
"Tadi Rafi telpon."
"Trus?"
"Memberitahu abang mengenai seratus hari ibu. "
"Trus?"
"Spertinya mereka sudah rembukan tanpa abang dan abang tidak dilibatkan lagi." nampak wajah kecewa Derel.
"Sudah biarin aja,bang. Trus apa lagi katanya?" tanya Sinta.
"Kamu terus - terus melulu, emang kamu tukang parkir. " Derel membuat lelucon sehingga keduanya tertawa.
"Abang bisa aja." kekeh Sinta merasa lucu.
"Rafi tadi mengatakan saat seratus ribu ibu akan membaut cenderamata untuk tamu dan setiap anak di mintai urungan lima ratus ribu."
"Masa sih bang,emang duit kemaren ga ada sisa apa?" tanya Sinta.
"Ada tapi ga cukup katanya ."
"Trus gimana bang? Kita aja ga punya duit segitu saat ini." kesedihan ada di mata Sinta merasa malu tidak bisa membantu.
"Abang akan coba hitung dagangan ibu,karna sebagian dagangan ibu ada uang abang juga didalamnya." Sinta baru tau jika dagangan yang selama ini sering suaminya anterin kerumah ibu,sebagain belum di bayar oleh ibu. Otomatis didagangan ibu ada hak suaminya. Tapi bagaimana tanggapan ipar - iparnya???
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
klu Darel selamat
malah tokoh utamanya dimatiin...
ke ce wa... left..
ya ngak seru klu Darelnya meninggal.. Thor