Alicia Sandra Hellypolter baru saja lulus SMA malah dinikah kan dengan pilihan ibu tirinya yang jahat. Alicia yang di kerap di panggil Cila yang sudah berharap agar bisa keluar dari keluarga Hellypolter malah berujung pergi ke neraka kedua bagi Cila. Padahal Cila sudah menderita di rumah nya sendiri ternyata Cila malah lebih menderita di rumah suaminya. Cila di campakkan oleh suaminya karena semua keluarga suami nya menganggapnya mandul padahal dirinya belum di sentuh oleh suaminya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mbak mell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9
Sesuai ke inginan sang putri, kini Alicia dan kedua anaknya sudah berada di kebun binatang dengan usulan dari sang putra.
Emma sungguh begitu bahagia, begitu pun dengan Ethan yang juga ikut merasakan bahagia.
Alicia yang melihat ke bahagian kedua anaknya seketika merasa sedikit merasa bersalah, karena jarang ada waktu dengan kedua anaknya.
"Hari ini kita akan puas bermain" Ucap Alicia yang di soraki oleh Emma.
"Mom, Ema ingin melihat Jerapah mom" Ucap Emma yang sudah tidak sabaran lagi.
Alicia langsung membawa Kedua anaknya untuk berkeliling melihat semua hewan.
Tentu banyak yang kagum atas kecantikan dari Alicia. Ethan yang melihat begitu banyak pria melihat Mommynya, Ethan semakin mengeratkan genggaman nya terhadap Sang Mommy. Sungguh Ethan begitu tidak suka melihat itu.
,
"Mom, lain kali berpakaian biasa saja" Ucap Ethan dengan berwajah dingin.
"Loh ada apa sayang" Jawab Alicia yang melihat perubahan putranya.
"Lihat mom, Mommy di pandang banyak pria, Ethan tidak suka itu. Mommy hanya milik Ethan" Prossesif Ethan.
Terkadang Ethan memang malas keluar karena kalau keluar maka Mommynya akan di lihat banyak pria.
"Mommy akan selalu menjadi milik Ethan dan adik" Jawab Alicia dengan tersenyum.
"Mom Ema capek" ucap Emma yang sudah ngos-ngosan karena capek memberikan Kelinci makan. Terlihat dari pelipis Emma yang sudah di penuhi oleh keringat.
Ethan juga langsung memberikan sebetulnya air kepada adiknya dengan sudah membuka tutup botol nya terlebih dahulu dan di sambut baik oleh Emma.
"Terimakasih Ethan" Ucap Emma dan Emma langsung minum.
Alicia tersenyum sambil menghapus keringat Putrinya.
"Apa kalian bersenang-senang?" tanya Alicia.
"Tentu mom" jawab Ethan dab Emma serempak.
"Kita habis ini akan pulang yah sayang" ucap Alicia Lagi.
Ethan Dan Emma langsung mengangguk kan kepala setuju dengan perkataan Sang Mommy. Mereka pun kini sudah merasa lelah.
Malam hari nya, badan Emma begitu panas. Membuat Alicia dan Anna.
"Bu, sebaiknya Emma di bawa ke rumah sakit aja" Alicia bahkan sudah menangis sejak tadi melihat keadaan Putrinya.
"Iya nak, sepertinya kita harus membawa Emma kerumah sakit" Anna setuju dengan ucapan dari Alicia. Apalagi demam Emma memang semakin meninggi.
"Mom, kepala Ema sakit" Lirih Emma yang sudah menggigil di pangkuan Emma. Karena sekarang Mereka sudah berada di mobil dengan Anna yang menjadi supir dan Ethan duduk di samping Anna.
Sesampainya di rumah sakit, Emma langsung di larikan ke ruang ICU.
"Bu Alina, Putri ibu baik-baik saja, tidak ada yang perlu di khawatir kan. Putri ibu mengalami Demam, karena perubahan iklim yang secara tiba-tiba" jelas sang dokter. Akhirnya Alicia merasa lega mendengar penjelasan dari Dokternya.
"Tapi, Putri ibu masih perlu di rawat dengan intens di rumah sakit Bu"
"Baik Dokter, terimakasih atas penjelasannya" jawab Alicia.
"Sama-sama Bu, kalau begitu saya Permisi dulu"
Alicia, Anna beserta Ethan langsung masuk ke dalam ruangan milik Emma setelah di pindahkan keruangan VIP.
"Putri ibu" Alicia langsung menghampiri Emma dengan menahan tangis. Hati ibu mana yang tidak sakit kalau melihat anak nya sedang sakit. Dan itu yang di rasakan oleh Alicia untuk saat ini.
Alicia berusaha untuk tidak menangis di depan Emma agar Emma tidak ikut sedih kalau dirinya menangis.
"Ema ingin tidur Mom" Ucap Emma.
"Tidur lah putri Mommy" Alicia mengelus kepala Emma hingga Emma sudah tertidur pulas.
"Ibu sama Ethan pulang saja, biar aku saja yang menjaga Emma di sini Bu" Ucap Alicia. Anna pun setuju dengan ucapan Alicia.
"Baiklah nak, jika kamu butuh sesuatu kamu bisa menelpon ibu. Lagi pula Ethan tidak baik berada di sini" Jawab Anna.
"Kalian hati-hati bu" ucap Alicia Lagi.
"Ethan, kamu yang baik yah sama nenek. Mommy harus jaga Adikmu dulu"
"Baik mom, Ethan pasti patuh dengan Nenek" Jawab Ethan dengan tersenyum menatap Mommynya.
Pagi harinya kini Emma membuka matanya dan melihat sekitar nya tidak ada orang. Emma kini sudah tidak di infus lagi karena semalam Dokternya sudah melepaskan infus nya.
"Dimana Mommy?" Gumam Emma.
Emma langsung merosot kan tubuhnya untuk turun dengan berusaha bersusah payah, hingga akhirnya Emma berhasil turun.
Emma mencari-mencari Alicia tapi tidak ke temu, hingga Akhirnya Emma keluar.
Brukk...
"Auu..." Ringis Emma mengelus-ngelus keningnya.
"Siapa yang menaruh Tembok disini"
Emma baru tersadar kalau yang di tabrak nya bukan tembok, tapi melainkan kaki seorang pria yang begitu tampan.
"Siapa yang menaruh Tembok disini?"
Kata- kata itu seperti mengingat kan Mark dengan seseorang.
Mark melihat ke bawah dan melihat seorang anak kecil yang begitu mini.
"Cacing kecil? kamu gak lihat aku disini " Mark berkata dengan dingin sambil menatap Emma dengan wajah datarnya.
"Maaf paman panjang, Ema tidak melihat paman panjang"
"Paman panjang" Alis Mark langsung terangkat mendengar panggilan bocah kecil ini kepada dirinya.
"Kamu saja yang seperti cacing bocah, sangat kecil" Jawab Mark yang tidak mau kalah.
"Kenapa bocah ini sangat kecil" Batin Mark melihat Emma. Tentu saja Mark berkata dengan demikian melihat tinggi yang 202 di bandingkan Emma yang masih berumur hampir lima tahun.
"Dimana orang tua mu? kenapa kamu berkeliaran disini?" tanya Mark lalu Mark menyamakan dirinya dengan Emma.
"Mark siapa itu Mark?"
"Bukan siapa-siapa Mom" Jawab Mark.
"Pergilah ke ruangan mu bocah" Ucap Mark lagi.
"Mark aku ingin berbicara dengan gadis kecil itu, berikan teleponnya nya Mark"
"Mommy sangat berisik, dia hanya orang lain, aku tutup telpon nya dulu" jawab Mark lagi.
Tuttt...
Emma menatap polos Mark. Mark yang melihat tatapan polos Emma Lagi-lagi merasa begitu familiar.
"Pergilah ke ruangan mu, nanti orang tua kamu gelisah tidak melihat mu"
"Baik paman panjang"
Emma menjawab dengan tersenyum lalu pergi meninggalkan Mark.
Mark tersenyum begitu tipis mendengar panggilan anak kecil itu kepadanya dirinya. Dan baru kali ini juga dirinya tidak mempermasalahkan panggilan anak kecil itu.
Biasanya kalau ada yang memanggil nya seperti tadi, mungkin saja Mark susah membunuhnya.
"Tuan!" Panggil asisten nya.
"Kita ke ruangan kakek sekarang" Jawab Mark.
Yah! Mark bisa berada disini karena ingin menjenguk kakek nya yang sedang sakit. Itu pun atas paksaan ibu nya. Padahal Mark masih mempunyai banyak kerjaan yang dirinya tidak bisa tinggal kan.
Tadi dirinya sedang menelpon dengan ibunya, tapi tidak di sangka bahwa seorang bocah kecil yang malah menabrak nya.