Zian jatuh cinta pada pandangan pertama pada gadis berwajah manis yang kemudian hari dia ketahui gadis itu bernama Alula. Kisah cinta nan manis pun terajut. Namun, sisi kelam kehidupannya Alula membuat Alula akhirnya memilih pergi tanpa alasan.
Lima tahun kemudian mereka dipertemukan kembali sebagai komandan Zian Wibisana dan Dokter Alula Putri Tanoe.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Katak
Setelah meletakkan satu piring besar nasi goreng hasil kreasinya, Alula bertanya ke Zian yang sudah duduk menghadap meja makan, "Mau es teh apa es sirup?"
"Es teh" Sahut Zian dengan wajah semringah.
Alula melangkah ke lemari es untuk mengeluarkan es balok kecil-kecil lalu gadis manis itu membuat es teh satu teko air minum yang terbuat dari plastik berwarna biru.
Zian bertanya ke Alula saat Alula sudah duduk berhadapan dengannya, "Kamu suka warna biru, ya?"
"Kok kamu tahu?" Tanya Alula sambil mengambil nasi goreng untuk Zian.
"Tas selempang kamu warna biru, teko ini juga warna biru, lalu kamera instan kamu juga warna biru. Kenapa kamu tidak suka warna pink? Kamu, kan, cewek. Ah, terima kasih" Zian menerima piring berisi penuh nasi goreng yang diulurkan oleh Alula.
Alula mengambil nasi goreng untuk dirinya sendiri sambil berkata, "Aku suka warna biru karena warna langit itu biru dan aku suka karena cerah warnanya biru, lalu laut juga berwarna biru dan aku suka warnanya karena menenangkan. Aku menyukai ketenangan dan berharap hariku selalu cerah itulah kenapa aku menyukai warna biru. Tapi, aku juga sangat menyukai hujan"
"Kenapa kamu suka hujan?" Tanya Zian sambil menyendok nasi goreng di depannya.
"Karena hujan bisa menyamarkan tangisan kita"
"Aku tidak suka kamu berkata seperti itu. Aku tidak suka melihatmu menangis dan aku tidak akan biarkan kamu menangis. Aku akan selalu membuatmu bahagia"
"Iya, Zian. Kamu sudah membuatku bahagia" Bagaimana? Enak tidak nasi gorengnya?"
"Enak banget" Zian langsung mengulurkan ibu jarinya ke depan.
Alula tersenyum senang. "Selain nasi goreng, apa makanan kesukaan kamu?"
"Aku suka udang mentega, ca brokoli, aku suka banget olahan bakmi, lalu kamu bagaimana? Apa makanan kesukaan kamu?"
"Aku suka udang mentega dan ca brokoli, aku juga suka banget olahan bakmi. Apalagi mie instan"
"Aku belum pernah makan mie instan"
"Hah?! Benarkah?" Alula membeliak kaget.
"Aku pernah sakit parah karena jajan sembarangan waktu aku masih SD. Sejak itu Mama super ketat kalau soal makanan dan kami tidak dibolehkan makan mie instan atau jajan sembarangan"
"Oooooo padahal mie instan itu enak banget. Apalagi dikasih telur, sosis, dan irisan cabe"
"Nah, setelah sakit parah itu, aku juga tidak bisa makan cabe. Badanku akan berkeringat banyak dan timbul ruam merah di sekujur badan lalu aku akan mengalami sesak napas"
"Oke, berarti aku harus selalu masak buat kamu dan bukan makanan pedas kalau kamu main ke sini"
"Iya, kalau jadi Istriku kamu harus selalu masak buat aku" Zian menyeringai senang.
"Ish! Kalau kamu main ke sini, kok, jadi mbahas Istri lagi"
"Oh, iya, kapan kamu ngenalin aku ke Mama kamu sebagai pacar kamu? Atau sebagai calon suami kamu agar Raymond itu didepak dari daftar calon mantu Mama kamu"
"Eh, kamu kalau makan cepet banget, Zian. Emangnya nggak kamu kunyah? Langsung kamu telan aja?" Alula terkekeh geli. Gadis manis itu kembali mengalihkan perhatiannya Zian.
"Habisnya enak banget nasi goreng kamu dan es teh kamu mantul" Zian menyorongkan ibu jarinya ke depan.
"Hahahahaha, lebay kamu. Es tehnya cuma pakai teh celup biasa. Mana ada mantul"
"Beneran mantul. Nasi gorengnya juga joosss banget" Zian kembali menyorongkan ibu jarinya ke depan dan Alula kembali terkekeh geli.
"Syukurlah kalau kamu suka sama masakan aku"
"Harusnya aku yang bersyukur, syukurlah aku punya pacar yang bukan hanya cerdas, tapi juga manis dan pinter masak" Zian tersenyum lebar di depan Alula.
"Kenapa menatapku terus?" Alula menyelipkan rambut ke belakang telinga dengan senyum malu.
"Andai Kita tidak terhalang meja makan saat ini, aku pasti sudah mencium kamu"
Alula langsung menunduk dengan senyum malu dan rona merah di wajah manisnya.
"Lalu, kapan kamu akan ngenalin kamu ke Mama kamu kalau aku ini pacar kamu"
Alula sontak bangkit berdiri dan berkata, "Aku akan cuci piring. Kamu duduk dulu di sofa depan!"
Zian ikut bangkit berdiri lalu berlari mengitari meja persegi panjang untuk memeluk Alula dari belakang.
Alula tersentak kaget dan sontak mematung saat Zian memeluknya dari arah belakang.
Zian meletakkan dagunya di pundak Alula dan menghela napas panjang, lalu berkata, "Nasib kalau cuma pas-pasan jadinya tidak dikenalkan"
Alula mendengus geli lalu menepuk punggung tangan Zian yang ada di perutnya.
"Iya, baiklah. Aku akan kenalin kamu ke Mama aku setelah kamu berhasil memenangkan piala bergilir Universitas di perlombaan basket"
Zian memutar pundak Alula lalu menyentuh kedua pundak pacar manisnya dan berkata, "Janji?"
"Janji"
Zian memekik, "Yes!" Lalu mengambil piring kotor dari dekapan Alula sambil berkata, "Biar aku yang cuci semuanya. Kamu istirahat dulu sana!"
"Bisa cuci piring dan wajan besar?"
"Bisa dong. Tugasku di rumah kalau Bibi repot ngurusin jemuran, aku yang bantuin Mama cuci piring"
"Baiklah. Aku tunggu kamu di sofa ruang tamu, ya"
"Hmm" Sahut Zian dengan senyum lebar.
Setelah selesai mencuci semua perabot dapur yang kotor, Zian melangkah ke ruang tamu dan menemukan Alula tengah duduk bersila di depan meja sofa.
Cowok tampan itu kemudian bersila di sebelahnya Alula dan bertanya, "Kenapa kamu bikin kayak dari kertas sebanyak itu dan kenapa katak?"
"Karena aku suka melihat katak pas hujan. Katak memiliki keberanian melompat tinggi dan jauh banget di dalam terjangan air hujan dan angin kencang. Aku selalu berandai-andai menjadi seekor katak yang bisa......."
Zian langsung merangkul bahu Alula sambil menyemburkan, "Nggak! Aku nggak rela kamu semanis ini jadi katak dan aku nggak mau kamu melompat tinggi dan jauh banget meninggalkan aku"
Alula terkekeh geli lalu berkata, "Aku hanya berandai-andai"
"Jangan pernah meninggalkan aku" Zian mencium pipi Alula lalu menegakkan wajahnya untuk menatap Alula.
Alula tersenyum lalu berkata, "Iya, aku tidak akan pernah meninggalkan kamu" Alula balas mencium pipi Zian.
Zian lalu melepaskan pelukannya dan berkata, "Ajari aku cara bikin katak"
Alula tersenyum dan menganggukkan wajahnya lalu mengajari Zian cara membuat kayak dari kertas.
Dengan cepat Zian bisa membuat kayak dari kertas lalu cowok tampan itu memandangi hasil karyanya sambil berkata, "Aku jadi pengen ajak kamu ke pantai lalu kita mainkan katak ini di pantai"
Alula terkekeh geli, "Kalau ke pantai bikinnya jangan katak"
"Lalu apa?" Zian menoleh ke Alula.
"Kapal, burung bangau, atau pesawat"
"Ajari cara bikinnya" Zian berkata dengan senyum penuh atusias.
"Kamu nggak bisa bikin pesawat dan kapal dari kertas? Kalau nggak bisa bikin burung bangau dan kayak, sih, aku maklum" Alula menatap Zian dengan heran.
"Jangan salahkan aku! Mamaku tidak pernah mengajari aku dan Papaku terlalu sibuk bekerja" Zian merengut.
"Iya, iya, aku ajari" Alula mengulum bibir menahan geli sambil mengusap lembut pipi Zian.
ck ck ck