Cinta yang terhalang restu dan rasa cinta yang amat besar pada kekasihnya membuat Alea Queenara Pradipta mau menuruti ide gila dari sang kekasih, Xander Alvaro Bagaskara. Mereka sepakat untuk melakukan hubungan suami istri di luar nikah agar Alea hamil dan orangtua mereka mau merestui hubungan mereka.
Namun di saat Alea benar-benar hamil, tiba-tiba Xander menghilang begitu saja. Bertemu lagi lima tahun kemudian, tetapi Xander telah menikah.
Lalu bagaimana nasib Alea dan anaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Bukan Perempuan Murahan 2
Alea terperangkap!
Wanita itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling, tidak ada celah untuknya kabur, tidak mungkin pula dirinya melompati tumpukan kardus yang tingginya dua kali lebih dari tinggi badannya. Hanya ada satu cara yaitu merobohkan tubuh Kevin.
"Kau sudah tidak bisa lari lagi, Alea! Sebaiknya kau menyerah saja. Kita main pelan-pelan, okey," ucap Kevin diikuti seringai mesum.
Alea berpegangan pada tembok, matanya menatap awas langkah Kevin. Hingga pria itu berada di depannya dalam jarak yang sangat dekat.
"Kau sangat cantik." Kevin mengusap sisi wajah Alea dengan punggung tangannya. Alea memejamkan mata, merasa jijik dengan perlakuan Kevin.
Pria itu lantas mencekal kedua pergelangan tangan Alea lantas menaruh di atas kepala wanita itu. Alea sengaja diam tanpa perlawanan menunggu sampai Kevin lengah. Setelah itu Alea membuka matanya, menatap tajam Kevin.
"Ck, kau semakin cantik saat marah." Seringai muncul di bibir Kevin membuat Alea semakin muak.
Kevin membungkuk, ingin mencium bibir Alea. Pria itu mulai lengah, fokusnya hanya pada bibir Alea, kesempatan itu Alea gunakan untuk menendang pusaka Kevin dengan lututnya. Cengkraman tangan Kevin terlepas, Alea mendorong Kevin hingga tubuhnya menubruk tumpukan kardus. Beruntung tumpukan kardus itu sangat kokoh, jika tidak sudah dipastikan tumpukan kardus itu akan berjatuhan dan menimpa tubuh Kevin.
Alea berlari, tetapi Kevin berhasil meraih lengan bajunya.
SRAK
Alea terbelalak saat Kevin merobek lengan bajunya.
"Mau ke mana kau? Sini!" Kevin kembali mencekal pergelangan tangan Alea, tetapi kali ini Alea melawan.
Alea kembali memandang tajam Kevin, tanpa permisi menginjak kakinya, membuat Kevin memekik kesakitan.
"Aaa!"
PLAK
Alea kembali menampar wajah Kevin juga mendoronya, setelah itu berlari ke arah pintu keluar.
BRAK BRAK BRAK
"Alea, kau di dalam?"
"Mami."
Alea mendengar suara Bella dan Axelio dari balik pintu. Ia terus berlari sambil sesekali mengusap air matanya. Sampai di pintu Alea segera memutar kunci sembari menoleh ke belakang, takut Kevin berhasil menyusul.
Pintu berhasil dibuka, membuat pandangannya bertemu dengan Bella juga dan lainnya.
"Alea." Bella terbelalak melihat kondisi Alea. "Bajumu kenapa robek?"
"Bella." Alea langsung memeluk Bella dan terisak.
"Bella."
Bella terbelalak melihat Kevin berjalan sembari meringis seperti sedang menahan sakit. Pandangan Bella turun melihat Kevin berjalan sambil memegangi pusakanya.
"Kau di sini? Aku sedang mencarimu dari tadi," tanya Bella.
"Tadi aku ke toilet. Saat keluar Alea mengajakku ngobrol," jawab Kevin.
"Benarkah itu, Alea?" tanya Bella pada Alea. "Kalian mengobrol di gudang, dengan pintu dikunci dari dalam?"
Alea tidak langsung menjawab, ia justru memandang Kevin dengan matanya yang basah. Ekspresinya menunjukkan rasa tidak suka. Kevin bukan orang yang baik, dirinya tidak ingin Bella salah memilih pria lagi.
"Bella, Kevin bukan pria yang baik. Dia hanya membodohimu selama ini," adu Alea. "Dia juga mencoba untuk melecehkan aku," ungkap Alea membuat semua orang yang mendengar tercengang.
"Jangan percaya omongan wanita murahan ini, Sayang! Dia yang merayuku, memaksaku untuk menyentuhnya," tuduh Kevin.
"Omong kosong!" geram Alea.
"Sayang, percayalah." Kevin memasang wajah memelas agar Bella mau mempercayai dirinya.
"Bella …." Alea memohon pada Bella untuk tidak mempercayai ucapan Kevin.
"Aku tidak percaya ini, Alea." Bella menggeleng sambil memandang ke arah Alea lantas pergi ke tempat Kevin melewati Alea begitu saja.
"Bella, aku —"
PLAK
Alea menutup mulutnya dengan tangannya, terkejut saat Bella tiba-tiba menampar Kevin.
"Kau menyebut sahabatku apa tadi? Perempuan murahan?" Bella menatap tajam Kevin. "Rasakan ini!"
PLAK
Bella kembali menampar wajah Kevin.
"Kau yang berengsek!" maki Bella.
PLAK
"Ini dariku karena kau sudah membohongiku selama ini."
DUGH
Alea terbelalak saat Bella menendang pusaka Kevin dengan lututnya.
"Ini untuk perlakuanmu pada sahabatku."
"Tania, tolong bawa Axel pergi dari sini!" perintah Alea.
"Baik, Bu," sahut Tania. "Ayo, Axel."
"No, Mami. Axel ingin melihat aunty Bella memukul pria itu," tolak Axelio.
"Axelio, ini bukan tontonan anak kecil," bujuk Alea.
"Tapi Axel sudah besar," balas Axelio.
"Axelio Giovanni."
"Ya, baiklah. Ayo Aunty Tania." Axelio menyerah saat maminya sudah menyebut nama lengkapnya.
Setelah Axelio pergi, Alea mendekati Bella, menjauhkan Bella dari Kevin. "Bella, stop!"
"Lepas, Alea! Aku ingin memberikan pelajaran pada pria berengsek ini," pinta Bella.
"Jangan kotori tanganmu juga buang-buang tenagamu untuk mengurusi pria itu," ujar Alea.
Kevin masih terduduk di lantai, meringis sambil memegangi pusakanya yang terasa ngilu. "Kenapa kau lebih percaya pada perempuan murahan ini!"
"Heh, sepertinya kau lupa tempat ini full CCTV." Bella menunjukkan rekaman CCTV di mana terlihat dengan jelas apa yang dilakukan oleh Kevin pada Alea.
"Kau —"
"Apa? Masih mau merasakan tamparanku lagi?" ancam Bella.
Kevin berdiri, menatap Alea dan Bella dengan sangat tajam. "Akan kubalas perbuatan kalian ini!" ucap Kevin pelan, tapi penuh tekanan.
"Sebaiknya kau pergi dari sini! atau —" Alea belum menyelesaikan perkataannya, sudah lebih dipotong oleh Kevin.
"Atau apa?" tukas Kevin.
"Kulaporkan kau atas tindakan pelecehan," balas Alea.
Perkataan Alea semakin membuat Kevin marah, kedua tangan Kevin mengepal, tatapan matanya mengarah pada Alea juga Bella. "Kalian berdua memang cocok, satu perempuan bodoh dan satu lagi perempuan murahan."
"Shut up!" maki Bella."And stop menyebut Alea perempuan murahan!" geram Bella.
"Dia memang perempuan murahan, memiliki anak tapi tidak memiliki suami," hina Kevin.
"Kau tahu apa tentang kehidupanku?" tanya Alea membuat Kevin terdiam seketika. "Go away, now!" usir Alea.
"Awas kalian!" Kevin menunjuk Alea dan Bella dengan marah.
"Security!" panggil Bella. Dua penjaga mendekat ke tempat Bella. "Usir pria ini! Perhatikan juga wajahnya! Jangan sampai dia masuk ke tempat ini lagi!"
"Baik, Ibu Bella."
Alea dan Bella sama-sama menarik napas lega ketikan Kevin sudah meninggalkan tempat itu.
"Ya Tuhan, Kevin!" Bella mengusap wajahnya, merasa menyesal atas apa yang telah terjadi. "Bagaimana aku bisa sebodoh ini percaya pada pria se berengsek itu."
"Bella, sudahlah! Jangan menyalahkan dirimu sendiri. Dia memang pandai berpura-pura," ucap Alea bermaksud memberikan semangat pada Bella.
Bella mengangguk sambil berkata, "kau tidak apa-apa, kan?"
"Ya, aku baik-baik saja. Untung kalian cepat datang," balas Alea.
"Ini karena Axel, Alea. Kalau saja dia tidak menyuruhku untuk mengecek CCTV saat aku mencari keparat itu, aku tidak tahu apa yang akan terjadi padamu," ucap Bella. "Kau sangat beruntung memiliki anak sepintar itu."
Alea tersenyum sembari mengangguk. "Aku mau pulang dulu."
"Aku antar," balas Bella disambut anggukkan oleh Alea.
-
-
Alea, Bella, dan Axelio sudah sampai di apartemen, mereka duduk bertiga sambil memakan es krim. Ketegangan dalam diri Alea dan Bella sedikit mereda oleh rasa manis dari es krim yang sedang mereka makan.
"Kau benar, Alea. Di dunia ini memang tidak ada laki-laki yang baik," ucap Bella disambut anggukkan oleh Alea.
"Aunty Bella, Axel juga laki-laki loh," sambar Axelio. "Axel laki-laki yang baik."
"Ah Iya, Aunty lupa. Cuma Axelio laki-laki paling baik di dunia ini," puji Bella.
"Di dunia ini masih banyak laki-laki baik. Hanya saja Aunty sama mami yang tidak pintar mencarinya," ledek Axelio membuat Alea dan Bella menganga tidak percaya. Bisa-bisa mereka dibuat tidak berkutik oleh bocah itu.
"Alea, anakmu benar membuat aku gemas," ucap Bella. "Rasanya aku ingin mengigitnya."
astaga kapan dapat karma dia
penasaran dengan ortu Xander saat tau ada cucu nya
pasti seru