Dendam Sang Pengasuh

Bukannya langsung menepis tangan wanita itu dari pahanya, Hendrik malah menatap wanita itu secara intens, niatnya ingin memberikan tatapan intimidasi tapi nyatanya Hendrik malah menikmati belaian tangan wanita itu. Maklum saja sudah lama dia tidak mendapat belaian dari Maudy.

Melihat ekspresi Hendrik, wanita itu tersenyum puas.

Dasar laki-laki! Baru di sentuh begini saja langsung goyah!

batin wanita itu.

"Bagaimana, apa sekarang aku boleh duduk disebelah mu?" bisik wanita itu.

Tanpa menjawab dengan kata-kata, Hendrik melepas cincin nikahnya lalu memasukkannya ke dalam saku celana, setelah itu dia memanggil bartender dan meminta satu gelas kosong untuk wanita itu.

Tak lama bartender pun datang dengan satu gelas kosong lalu meletakkannya di hadapan Hendrik.

Tanpa mengeluarkan sepatah kata, Hendrik menyodorkan gelas dan botol anggur putih miliknya ke hadapan wanita itu.

Dengan senyuman penuh kemenangan, wanita itu pun menuangkan minuman anggur putih ke gelas kosong.

"Apa kamu pendatang?" tanya wanita.

"Hemh. Aku dari Indonesia." jawab Hendrik.

"Benarkah?" tanya wanita itu kaget karena paras Hendrik yang sedikit oriental seperti orang Thailand.

Hendrik menjawab dengan anggukkan.

"Aku juga keturunan Indonesia. Kebetulan mama ku orang Indo dan papa ku orang Filipina." kata wanita itu lagi.

"Oh." balas Hendrik sembari menyesap anggur putihnya.

"Sedang apa di negara ini? Dilihat dari penampilan mu, aku yakin kamu bukan datang untuk berlibur." tanya wanita itu karena saat ini Hendrik masih memakai kemeja yang sudah dia gulung lengannya sampai ke siku.

"Ya kamu benar, aku datang ke negara ini karena sedang menemani ayah ku perjalanan bisnis. Sebelum ke negara ini, kami ke Singapura dan mungkin lusa kami akan lanjut ke Kamboja." jawab Hendrik.

Owwwwh... bisnis man ternyata. gumam wanita itu dalam hati sambil ekor matanya memperhatikan Hendrik.

Nampaknya laki-laki ini bisa menjadi tambang emas ku. gumam wanita itu lagi.

Wanita itu pun kembali menggoda Hendrik.

"Lalu apa yang sedang kamu lakukan di klub ini?" tanya wanita itu sambil mendekatkan dada-nya pada Hendrik.

Jelas saja mata Hendrik tak bisa menahan godaan untuk tidak melihat si kembar nan kenyal milik wanita itu. Apalagi wanita itu memakai dress yang belahan dadanya sangat rendah, hingga membuat si kembar kenyal yang berukuran XL itu luber.

"Aku datang kesini sekedar melepas penat." jawab Hendrik.

"Memangnya istri mu tidak ikut bersama mu ke negara ini, sampai-sampai kamu harus melepas penat ke klub malam?" tanya wanita itu.

Hendrik menggeleng.

"Dia punya kesibukannya sendiri." ucap Hendrik.

Wanita itu kembali tersenyum licik lalu berdiri dari duduknya kemudian berjalan ke belakang Hendrik lalu memijat punggung Hendrik.

"Mau aku bantu melepaskan penat mu?" bisik wanita itu dengan suara menggoda.

Hendrik pun memutar tubuhnya menghadap wanita itu. Melihat wanita itu sedang menggigit bibir bawahnya, ingin rasanya Hendrik mengkokop bibir wanita itu dengan bibirnya.

Melihat sorot mata Hendrik yang sudah di selimuti kabut gai.rah, wanita itu semakin melancarkan aksinya, dia duduk dipangkuan Hendrik.

Aroma parfume yang membangkitkan gai.rah yang sengaja di pakai wanita berhasil membuat Hendrik tak bisa menahan gejolak jiwa kang sekopnya.

Hendrik yang sudah tidak sabaran ingin menggali lubang kenikmatan dengan sekopnya langsung menarik tubuh wanita itu agar semakin dekat dengannya. Begitu tubuh mereka sudah tidak berjarak, tangan Hendrik langsung mengge.rayangi paha wanita itu sambil bibirnya menciumi telinga wanita itu.

Sedangkan wanita itu hanya tertawa geli mendapat sentuhan kenikmatan dari tangan dan bibir Hendrik.

Saat tangan Hendrik sudah hampir sampai di area si kembar kenyal, tiba-tiba saja wanita itu menahan tangan Hendrik.

Sontak saja raut wajah Hendrik langsung berubah kesal.

"Aku ingin tempat yang privasi, Beb." bisik wanita itu lalu turun dari pangkuan Hendrik.

Hendrik yang sudah tidak bisa menahan hasratnya cepat-cepat membayar tagihannya lalu membawa wanita itu keluar dari klub malam dan mencari hotel bintang lima.

Tadinya Hendrik ingin membawa wanita itu ke motel atau hotel bintang empat yang ada di dekat klub malam. Tapi wanita itu menolak, dia ingin Hendrik membawanya ke hotel bintang lima.

💋💋💋

Bersambung...