Gadis cantik dari desa yang ambisius dengan segala lika liku kehidupannya, dimulai dari keluarga, karir, percintaan, hingga terbentuk "Selintas Imajinasi" yang seumur hidup akan terus menghantuinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RAYYA , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9
Kini hari - hariku di temani oleh Rifal, hubungan kami sudah berlangsung hampir 3 tahun.
Rifal yang pada saat itu menyiapkan skripsinya, aku? Begini - begini saja.
Aku merasa tidak percaya diri berada di sampingnya.
Sebenarnya baik Ayahnya atau Ibuku sudah mengetahui hubungan kami. Dan ya, Rifal sudah tidak memiliki Ibu. Ibunya meninggal ketika melahirkan adik perempuannya. Sedangkan Aku? Bukan yatim, tapi entahlah hehe...
●●●
Siang itu secara tiba - tiba,
"Aku mau putus!" Ucap Ayu kepada Rifal secara mendadak melalui pesan teks.
"Maksudnya?" Tanya Rifal dengan serius.
"Aku tidak percaya diri di dekat kamu. Sebentar lagi kamu sukses, sedangkan aku? Apa kamu tidak malu pacaran sama aku?" Tanya Ayu dengan emoticon serius.
"Ayy, kita kan sudah komitmen, hubungan kita juga sudah sejauh ini. Sebentar lagi aku skripsi, kamu semangatin aku ya. Setelah sukses nanti, hubungan kita akan lanjut ke tahap serius" Balas Rifal kala itu.
Aku tidak membalas pesan teksnya lagi,
Mmmmmm... Gimana ya, usiaku semakin bertambah, di desa, usia yang mulai menginjak angka 2 itu sudah terbilang dewasa. Sampai kapan aku harus menunggu kepastian? Sedangkan kuliah kedokteran saja memakan waktu yang lumayan lama. Pikirku pada saat itu,
●●●
"Ayu, kamu cantik"
"Kamu memiliki berat badan dan tinggi badan proporsional"
"Kamu memiliki skill bahasa Inggris yang sangat bagus"
"Kulit mulus, gigi rapih"
Sempurna iya kan? Tanyaku kepada cermin.
Aku sempat berpikir bagaimana jika diriku ikut penerimaan menjadi seorang pramugari. Ya, pramugari merupakan profesi bergengsi, bagaimana tidak, terlihat cantik, anggun, bisa jalan - jalan dengan gratis, dan yang paling penting yakni memiliki pendapatan tinggi.
"Iya juga ya, kenapa aku tidak mencobanya? Usiaku masih bisa kok untuk mendaftar. Sahutku sembari semangat dan mencoba tersenyum ala - ala Pramugari.
●●●
Ketika aku sedang mempersiapkan berkas - berkas. Tiba - tiba Rifal telpon dan menanyakan kabar aku kenapa aku tidak membalas pesan teks dari dirinya.
Aku pun dengan lantang bilang sibuk kemudian ku tutup telpon darinya.
Tak berselang lama terdengar suara seseorang mengetuk pintu,
Dan ya, itulah dirinya, Rifal.
"Ayy, kamu kenapa? Kenapa mematikan telpon begitu saja? Apakah aku memiliki salah? Jika benar, ayo katakan supaya aku bisa memperbaikinya. Maaf Ayy jika aku belum bisa menjadi apa yang kamu inginkan. Namun aku selalu berusaha." Tanya Rifal dengan serius.
Entah mengapa, diriku merasa ilfeel kepadanya. Aku merasa kehidupanku di campuri terus dengan pribadinya. Aku tidak memiliki ruang untuk bernafas, rasa - rasanya ingin berlari dari tatapannya. Tapi Rifal baik. Rifal pun pernah bilang bahwa dirinya sangat kehilangan sosok seorang Ibu, dan ya Rifal pun bilang bahwa tidak ingin kehilangan lagi yang kedua kalinya. Sosok perempuan yang Rifal maksud yakni aku.
Mendengar pertanyaan Rifal tadi, spontan aku bilang "Aku mau bekerja".
"Bekerja apa Ayy?" Tanya Rifal.
"Kenapa memang?" Tanyaku kepada Rifal dengan mimik skeptis.
"Iya aku hanya bertanya" Jawab Rifal.
Aku merasa pertanyaan Rifal sangat menyinggung. Kenapa bisa? Ya, dengan Rifal bertanya soal pekerjaan, apakah maksudnya dengan lulusan SMA tidak bisa bekerja? Pikirku pada saat itu.
Ya maaf, masih labil.
Jika berpikir saat ini, mungkin pertanyaannya hanya sekedar ingin tahu, bukan bermaksud skeptis merendahkan status pendidikan terakhir.
Alih - alih bertanya demikian, aku pun lantas mengusirnya dengan paksa.
Aku menyesal? Iya, tapi tidak pada saat itu.
Aku menyesali perbuatanku ketika aku sudah benar - benar kehilangan sosok Rifal.