Rull, seorang pemuda berusia 17 tahun yang sering menjadi korban perundungan di sekolahnya, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis. Dalam sebuah kegiatan kemah sekolah, ia tersesat di hutan dan mengalami serangkaian kejadian mengerikan yang membawanya ke ambang kematian. Saat berada di antara hidup dan mati, sebuah entitas misterius memberinya kesempatan kedua di dunia yang asing dan penuh keajaiban.
Terbangun di dunia baru yang indah namun berbahaya, Rull harus belajar bertahan hidup dengan kemampuan serta kekuatan yang ia miliki. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan Jack, Blade, dan Arlecchino. Mereka berpetualang bersama dan menyelesaikan konflik di berbagai region.
Entah takdir apa yang mereka hadapi bersama di dunia yang penuh keajaiban dan bahaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon The rull, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Reincarnation in a Fantasy World Bab 9
Rull tidak berhenti, ia terus mendekat sampai akhirnya berhasil meraih tangan Tsaritsa. "Tsaritsa, kau tidak sendiri. Aku di sini bersamamu," ucap Rull dengan suara yang lembut namun penuh ketegasan.
Aura kuat yang melingkupi Tsaritsa perlahan mereda, dan badai salju mulai menghilang. Tsaritsa yang semula dalam kondisi tidak terkontrol, kini mulai sadar kembali.
"Rull...," bisik Tsaritsa lemah, air mata mengalir di pipinya.
"Tenanglah, Tsaritsa. Aku di sini," jawab Rull sambil memeluk Tsaritsa erat-erat. Para prajurit dan rakyat yang menyaksikan kejadian itu tampak terkejut dan terharu melihat keberanian anak itu.
Arlecchino yang biasanya dingin dan acuh tak acuh, merasa ada sesuatu yang berbeda pada Rull. "Apakah dia, pemuda dalam ramalan itu?" gumamnya dalam hati, masih belum percaya dengan apa yang baru saja terjadi.
Ratu datang menghampiri mereka. "Astaga, putriku, sayangku, maafkan Ibu karena sudah tidak percaya denganmu."
"Ibu, aku tidak apa-apa," jawab Tsaritsa lemah.
"Sayang, kau pucat sekali. Prajurit, tolong bantu aku membawa Tsaritsa ke kamarnya dan panggilkan perawat," perintah Ratu dengan suara cemas.
Rull terdiam dan melihat kedua tangannya dengan rasa tidak percaya. "Apa tadi barusan? Apa yang terjadi padaku?" gumamnya.
Ratu menghampiri Rull. "Nak, terima kasih telah menyelamatkan Tsaritsa. Aku sungguh-sungguh berterima kasih kepadamu. Sebagai tanda terima kasihku, aku akan memberikan kau imbalan, nak."
"Yang Mulia Ratu, aku tidak menginginkan imbalan itu. Aku hanya ingin berbicara serius denganmu," jawab Rull.
Sementara itu, Jack datang menghampiri Blade. "Blade, apa yang terjadi barusan? Aku melihat kekuatan yang sedang beradu. Itu, itu sangat keren sekali."
"Blade, cepat ikut aku sekarang! Mike dan Tessa sedang diserang para monster. Aku datang ke sini untuk meminta pertolonganmu," kata Jack dengan nada panik.
"Astaga, di mana mereka?" tanya Blade khawatir.
"Ikut aku, cepat!" jawab Jack.
Jack dan Blade bergegas pergi untuk menyelamatkan Mike dan Tessa. Sementara itu, Mike dan Tessa sedang terpojok oleh monster.
"Mike, cepatlah hajar monster itu!" teriak Tessa.
"Tessa, aku tidak bisa bertarung jarak dekat. Aku hanyalah ahli penembak. Jika kau cerewet seperti ini, kau lawan saja monster itu!" balas Mike.
"Kau ini bodoh ya, aku hanyalah seorang koki. Aku tidak punya pengalaman bertarung, Mike bodoh," jawab Tessa sambil menangis.
Monster itu berbicara dengan suara mengerikan, "Jawab aku, apakah kutukan itu sudah bangkit?"
"Astaga... Monster itu berbicara!" Mike dan Tessa semakin ketakutan.
"Kakak Blade, tolong aku! Aku takut, Kakak Blade!" teriak Tessa putus asa.
Blade dengan sigap mengayunkan pedangnya dan menyerang monster itu. "Kakak Blade!" seru Tessa terharu.
"Beraninya kau menyerang adik-adikku," geram Blade sambil terus bertarung sengit melawan monster itu.
"Mike, Tessa, kemarilah!" teriak Jack dari kejauhan.
"Jack! Kau yang memanggil Kakak Blade?" tanya Tessa sambil berlari menuju Jack.
"Iya, ayo kita pergi. Biarkan Blade yang mengurus ini," jawab Jack.
"Jack, kau bawa saja Tessa pergi. Aku ingin membantu Blade dengan ketapelku," kata Mike sambil mempersiapkan senjatanya.
"Hati-hati, Mike. Selalu perhatikan jarakmu," pesan Jack sebelum membawa Tessa pergi.
Pertarungan antara Blade dan monster itu sangatlah sengit. Mike berusaha menyerang monster itu tanpa mengenai Blade, yang terus mengayunkan pedangnya dan menghindari tiap serangan monster itu. Monster tersebut juga memberikan perlawanan yang keras.
Mike membidik kepala monster itu dengan ketapelnya dan menembak. Tembakan Mike mengenai kepala monster itu, memberikan Blade kesempatan emas. Dengan cepat, Blade menebas monster itu dengan kekuatan penuh hingga monster tersebut kalah.
Blade berdiri dengan napas tersengal, memandang monster yang akhirnya jatuh. "Kerja bagus, Mike," kata Blade dengan anggukan.
Mike tersenyum lega. "Kita berhasil."
Monster itu sekarat dan memberikan peringatan terakhirnya, "Kesenanganmu itu akan menjadi kesedihan. Tuan Demous sebentar lagi akan kembali dan menguasai Region Irdlia," ucapnya sebelum menghembuskan napas terakhir.
"Demous..." gumam Blade dengan nada kesal.
"Blade, siapa itu Demous?" tanya Mike dengan khawatir.
"Mike, apakah ruang bawah tanah yang kau buat dengan Jack sudah hampir selesai?" tanya Blade dengan tegas.
"Hanya tersisa 20% lagi, memangnya kenapa?" jawab Mike.
"Cepat kau selesaikan, Mike. Sebentar lagi akan terjadi peperangan," peringati Blade. "Demous adalah musuh yang sangat berbahaya. Dialah penyebabkan kematian ibu dan ayahku."
Mike mengangguk dengan penuh keseriusan. "Aku akan bekerja lebih keras untuk menyelesaikannya secepat mungkin.
Blade menatap langit yang mulai gelap, menyadari bahwa ancaman yang mereka hadapi semakin dekat.
