NovelToon NovelToon
Warm Life

Warm Life

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Wanita Karir
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Ariadna Vespera

. Tak terasa saat Farah melihat jam ditangannya waktu sudah menunjukkan pukul 12: 00 siang. saatnya jam makan siang. Farah yang kelaparan pun langsung turun kebawah untuk menuju kantin, namun! Dia terusik dengan perkataan salah satu tamu disana yang mengatakan ada dokter psikiater baru yang datang, seketika jantungnya mulai berdebar kencang . “Apakan itu kakak?“ ucap batinnya.Dan disaat yang bersamaan,
Farah hampir menabrak seseorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ariadna Vespera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 9

Satu jam telah berlalu setelah Farah tertidur,

Iplan mengambil kunci mobil dan menghidupkannya lebih dulu. Lalu Iplan

mengangkat Farah perlahan kedalam mobil agar tidak membangunkannya. Dalam satu

jam mereka berduaan dalam tenda Iplan hanya menatap hangat Farah selama satu

jam entah apa yang sedang ada di pikiran Iplan saat itu.

Iplan mulai merapikan tenda dan memasukkannya ke

dalam mobil. Iplan membawa mobil menuju rumah sakit. Setelah sampai di rumah

sakit, Iplan memarkirkan mobil Farah. Awalnya Iplan pikir Farah akan terbangun

dari tidurnya ternyata tidak, Farah masih tidur pulang jadi Iplan memutuskan

untuk menggendong Farah sampai ke ruangannya Iplan.

Kenapa ke ruangan Iplan bukan keruangan Farah Karna

di ruangan Iplan ada kasur sedangkan di ruangan Farah hanya ada sofa jika ingin

tidur di sana. Iplan memakaikan Farah dengan selimutnya lalu dia pergi untuk

mencari sarapan.

Di rumah sakit dokter akan mendapatkan satu kamar

istirahat tapi satu kamar istirahat itu untuk dua dokter dan kamar istirahat

yang Farah tempati itu milik Iplan dan Ruel.

Saat Iplan pergi mencari sarapan ternyata Ruel baru

saja menyelesaikan operasi yang dia bantu, Ruel tidak tau kalau di ruangan

istirahat itu ada orang lain.

Ruel yang sudah kelelahan itu langsung berbaring di

atas kasur dan saat Ruel membalikkan badan untuk mencari posisi tidur yang

nyaman dia melihat Farah yang sedang tertidur pulas.

Ruel yang terkejut langsung memukul Farah, Ruel

pikir itu bukan orang. Farah yang terkejut Karna di pukul oleh Ruel pun

berteriak.

"WOY..." ucap Farah.

"Apakah kau manusia?" Tanya Ruel.

"Pertanyaan macam apa itu, aku manusia tentu

saja." Ucap Farah tegas. Saat Farah menyadari orang yang di hadapannya itu

adalah Ruel. Farah hanya bisa terdiam dan berdiri tanpa melihat Ruel lagi.

Ruel yang kebingungan pun menahan tangan Farah.

"Bagaimana bisa kamu berada di sini, kamu

pencuri yah." Ucap Ruel.

"Pertama dia mengira ku keluarga pasien, dan

yang kedua dia mengira aku pencuri. Tidak bisakah dia mengira aku bidadari saja

kan lebih bagus. Ucap Farah dalam hati.

"Aku bukan pencuri, aku juga tidak tahu

bagaimana bisa sampai kesini." Sahut Farah.

Ruel yang tidak percaya akhirnya menelpon satpam.

Farah ditangkap dan berakhir di pos satpam.

Farah sekarang sedang berada di pos satpam rumah

sakit. Farah sudah nampak putus asa, bingung bagaimana lagi dia harus membela

diri. Farah sudah berkata sejujur yang dia bisa namun, tidak ada yang percaya.

Satpam di sana yang sedang bertugas bukan dari gedung tempat Farah bekerja jadi

tidak ada yang mengenali Farah.

Farah ingin mengatakan bahwa dia salah satu

psikolog tapi kartu identitasnya ada di dalam tasnya yang entah di mana. Farah

tidak tau apa saja yang sudah terjadi saat dia tertidur. Farah ingin memberikan

bukti cctv tapi Farah sedang kena nasib sial. Cctv di rumah sakit sedang

diperbaiki. Farah ingin mengatakan bahwa dokter Iplan yang membawanya tapi

Farah ragu, bagaimana jika Iplan sudah pulang terlebih dahulu tanpa Farah

sadari.

Dan akhirnya Farah ditahan sampai pukul 08:00 pagi.

Farah bersikeras bahwa dia harus pergi ke kantornya sekarang karna ada tamu

yang harus dia temui. Dengan segala bujuk, rayuan dan paksaan yang Farah

berikan kepada satpam yang menjaga akhirnya Farah boleh ke kantornya dengan

dikawal tiga orang satpam.

Malu, tentu saja Farah rasakan tapi dia berusaha

sebisa mungkin untuk tetap percaya diri dengan senyum hangatnya.

"Kanapa kamu di kawal satpam?" Tanya

salah satu rekan kerja Farah.

"Sesekali seperti orang penting yang ingin

dikawal." Jawab Farah dengan nada bercanda.

Saat satpam itu sudah melihat bukti nyata di dalam

kantor Farah, ketiga satpam itu meminta maaf karna tidak mendengarkan

penjelasan dari Farah.

Sudah lah jika kita tidak memiliki bukti yang nyata

dan kuat orang juga tidak akan percaya, sebanyak apapun kita menjelaskan jika

hanya dengan kata-kata orang akan sulit untuk menerimanya.

Farah memahami semua situasi itu tapi tetap saja

naluri normal seseorang kesal Karna tidak didengarkan. Farah tetap bersikap

profesional dan memberitahu ketiga satpam itu untuk kembali bekerja. Farah juga

harus segera bersiap menerima tamu yang datang hari ini.

Dan hari ini juga Farah kedatangan tamu spesial dia

adalah tamu pertama Farah sebagai seorang psikolog. Farah dengan tamu itu

seumuran mereka berbicara layaknya teman bukan pasien dan psikolog.

Tamu itu memang sudah lama sembuh tapi sesekali dia

akan membuat janji dengan Farah hanya untuk sekedar bercerita saja. Meski Farah

selalu bilang mereka bisa bertemu di luar saja tapi tamu itu tidak mau. Tamu

itu bilang akan lebih susah jika ingin menemui Farah tanpa membuat janji

terlebih dahulu.

Awalnya Farah menolak bayaran dari tamu itu Karna

dia bukan pasien lagi tapi tamu itu tetap memberikannya bayaran di setiap

pertemuan. Tamu itu bilang bahwa harganya sangat mahal jika bisa bercerita dan

mendapat nasehat dari Farah. Bahkan sering kali bayaran yang tamu itu berikan

bisa dua kali lipat.

Farah dengan berat hati akhirnya menerimanya tapi

bukan sebagai bayaran melainkan hadiah. Dan tamu itu menyetujuinya.

Nama tamu itu adalah chalsy tapi nama panggilannya

Cici terdengar seperti nama panggilan perempuan tapi chalsy menyukai panggilan

itu.

Cici adalah seorang atlet renang, dia pernah

mengikuti kejuaraan internasional meski bukan dia pemenangnya saat itu lah awal

mereka kenal Karna Cici yang tidak dapat menerima kekalahannya saat itu

akhirnya dia memutuskan untuk ke psikolog dan bertemu Farah.

Cici adalah tamu terakhir Farah hari ini

"Selamat sore." Sapa Cici saat memasuki

kantor Farah.

"Sore Ci, terima kasih atas kerja kerasnya

untuk beberapa hari ini yah."

Dengan senyum hangat Farah mempersilahkan Cici

duduk.

"Terima kasih juga atas kerja keras

kakak."

"Bukannya aku sudah bilang jangan panggil aku

kakak, kita seumuran."

"Tapi aku suka, gimana dong."

"Ayolah, jangan merayuku seperti itu."

"Aku tidak merayu, aku hanya nyaman dengan

panggilan kakak untukmu."

"Sesekali panggillah aku dengan nama asliku

yah!"

"Baiklah, sesekali okey."

Ternyata kedatangan Cici hari ini bukan untuk

bercerita tapi ingin memberikan undangan untuk menonton final pemilihan atlet

yang akan ikm kejuaraan internasional top 3 yang akan di pilih untuk mewakili

negara. Farah yang mendengar itu sangat bangga dengan ucapan Cici selama ini,

dia tidak menyerah dan terus mencari cara bagaimana supaya dia bisa bangkit

kembali.

Bukannya berpikir bunuh diri seperti yang ingin

Farah lakukan di masa lalu. Jika Farah mengingat kembali kejadian itu dia

sangat malu pada dirinya sendiri kenapa bisa menyerah semudah itu, seolah-olah

jika dia mati semua masalah akan teratasi. Sungguh pikiran yang naif dan

gegabah.

Besok juga bertepatan dengan libur nasional jadi

Farah bisa menghadiri undangan itu tanpa harus izin dari rumah sakit.

"Aku pasti akan datang, jika kamu lolos maka

aku akan mengabulkan satu permintaanmu tapi yang memang bisa aku penuhi yah.

Jangan meminta sesuatu yang tidak masuk akal." Ucap Farah. Cici hanya

tertawa tipis saat mendengar ucapan Farah.

Cici juga ternyata bercerita beberapa hal sebelum

dia pulang, seperti bagaimana saat dia latihan, bagaimana dia mendapatkan

dukungan dari orang sekitarnya, bagaimana para atlet profesional memberikan

arahan kepadanya.

Cici penuh dengan semangat saat menceritakan semua

hal itu padahal harusnya dia istirahat karna harus tanding di pagi hari tapi

Cici bilang dia tidak tahan saat melihat Farah entah kenapa selalu ingin

bercerita.

Menceritakan banyak hal sampai lupa waktu,

terkadang. Matahari yang sudah mulai tenggelam pun membuat mereka mengakhiri

sesi cerita hati ini. Cici pun berpamitan dengan Farah lalu pulang untuk

beristirahat agar bisa bugar saat pertandingan. Farah juga suah menyelesaikan

urusannya di kantor dan segera pulang ke rumah.

Berbeda dengan beberapa hari sebelumnya ada yang

memarahi Farah saat pulang tapi hari tidak ada orang tuanya di rumah hanya ada

bibi dan paman yang berjaga. Farah dengan tenang tapi juga rindu memasuki

kamarnya.

Saat selesai membersihkan diri Farah memeriksa

kamera Cctv di mobilnya melihat siapa yang membawa dia ke rumah sakit. Ternyata

memang Iplan yang membawa Farah. namun, Farah bertanya-tanya bagaimana bisa dia

tidak terbangun saat di gendong oleh Iplan. Dan bagaimana bisa dia satu kasur

dengan Ruel. Farah memang belum mengetahui kalau satu ruang istirahat itu di

tempati oleh dua dokter.

Matahari sudah mulai terbit. Farah berencana pergi

lebih awal karna ingin memberi semangat terlebih dahulu.

Farah juga menyempatkan diri untuk membeli bunga di

tempat ibu.

"Pagi ibu."

"Pagi, kesini mau ketemu ibu atau membeli

bunga."

"Keduanya."

"Mau bunga seperti apa kamu hari ini?"

"Yang menandakan semangat."

"Bunga mawar oranye."

Farah menganggukkan kepalanya. Ibu juga bertanya

apakah Farah luang pagi ini. Tapi Farah menjawab iya karna dia harus pergi ke

pertandingan Cici. Ibu sebenarnya ingin mengajak Farah ke suatu tempat tapi ibu

juga tidak bilang mau kemana.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!