NovelToon NovelToon
Kembalinya Sang Dewa Kegelapan

Kembalinya Sang Dewa Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Kelahiran kembali menjadi kuat / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ash Shiddieqy

Perang terakhir umat manusia begitu mengerikan. Aditya Nareswara kehilangan nyawanya di perang dahsyat ini. Kemarahan dan penyesalan memenuhi dirinya yang sudah sekarat. Dia kehilangan begitu banyak hal dalam hidupnya. Andai waktu bisa diputar kembali. Dia pasti akan melindungi dunia dan apa yang menjadi miliknya. Dia pasti akan menjadikan seluruh kegelapan ada di bawah telapak kakinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ash Shiddieqy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 - Pengkhianat

Dua bulan sudah berlalu sejak Aditya bangkit kembali ke masa lalu. Dia menghabiskan waktunya dengan berlatih keras setiap hari untuk mengembalikkan kondisi fisiknya ke keadaan paling ideal. Dengan circle keempat yang sekarang sudah stabil membuatnya yakin bahwa dia akan melampaui dirinya yang dulu.

"Jangan terlalu memaksakan dirimu, Nak," tegur Almeera saat melihat Aditya berlatih sampai larut malam. Dia merasa putranya berusaha terlalu keras.

"Tidak apa-apa. Ini masih belum seberapa."

Aditya tidak ingin bermalas-malasan untuk saat ini. Jika dia tidak salah ingat kejadian pembantaian keluarganya akan terjadi kurang dari satu tahun lagi. Dia tidak boleh membiarkan itu terjadi bagaimanapun caranya.

"Kamu ini keras kepala sama seperti ayahmu," ujar Almeera. Dia duduk di bangku halaman menatap ke arah Aditya.

"Bisakah Ibu menceritakan tentang ayah?" tanyanya sambil duduk di lantai halaman.

Almeera memandang ke langit yang penuh bintang dengan bibir yang membentuk sebuah senyuman pahit. "Apa yang ingin kamu tahu? Dia bahkan meninggalkan kita tanpa menjelaskan apapun," ucap Almeera dengan nada yang sedih.

Aditya bangkit lalu duduk kembali di samping ibunya. "Menurut Ibu kemana ayah pergi?" tanya Aditya.

"Entahlah, tapi Ibu sangat yakin dia pasti masih hidup."

"Kenapa Ibu seyakin itu?" Aditya bertanya dengan menatap mata ibunya yang berkaca-kaca.

Almeera menghela napas panjang. "Aku bisa merasakan bahwa dia masih hidup. Ayahmu adalah seseorang yang memiliki delapan magic circle. Jika ada orang yang bisa membunuh ayahmu berarti ada seseorang yang cukup kuat untuk bisa menghancurkan dunia ini."

"Apa ayah sekuat itu?" tanya Aditya lagi.

"Tentu saja. Perbedaan kekuatan antara circle ketujuh dan delapan itu bagaikan langit dan bumi. Ayahmu itu bisa mengalahkan lima orang yang memiliki tujuh magic circle sendirian."

Aditya terdiam. Jika ayahnya memang sekuat itu lalu mengapa dia tidak pernah muncul bahkan saat keluarganya dibantai sampai runtuh? Mengapa dia tidak bisa menemukan tanda-tanda bahwa ayahnya masih hidup di kehidupan sebelumnya? Aditya tidak bisa mengerti alasan macam apa yang membuat ayahnya tidak pernah kembali. Apa mungkin dia memang sudah mengabaikan keluarganya?

Almeera menghapus air mata di wajahnya lalu bangkit dari tempat duduknya. "Jadilah seperti ayahmu yang kuat, tapi jangan menjadi seperti ayahmu yang mengabaikan keluarganya sendiri," ujar Almeera sebelum melangkah meninggalkan halaman.

Aditya menatap punggung Almeera yang menjauh dengan pikiran yang penuh tanda tanya. Sepertinya dia harus mencari tahu tentang ayahnya lebih jauh.

...****************...

Keesokan paginya Aditya sudah kembali ke kelasnya di akademi. Dia sedang mendengarkan penjelasan profesor Elena mengenai beberapa tahap formasi sihir pertempuran. Ini adalah formasi sihir yang cukup sulit, tapi dia sudah menguasainya karena formasi semacam ini sudah berkali-kali ia buat dalam berbagai pertempuran di kehidupannya dulu.

"Sejak kapan kau bisa belajar secepat ini?" tanya Rio yang kebingungan saat melihat Aditya menyelesaikan keempat tahap formasi dengan baik saat dia sendiri masih gagal untuk membuat formasi tahap pertama.

"Yah, sepertinya aku lebih berbakat daripada kau di bidang ini," ejek Aditya.

"Sialan."

Profesor Elena membantu para siswa yang masih belum bisa membuat formasi sihir dengan baik. Dia mendatangi para siswa satu per satu dengan wajah yang ramah. Tidak heran dia menjadi salah satu profesor paling disukai.

Tiba-tiba wajah profesor Elena berubah tegang. Aditya merasakan adanya pancaran mana yang luar biasa yang dipancarkan oleh orang yang sangat kuat. Siapapun bahkan yang tidak memiliki sensitivitas yang baik untuk mendeteksi mana pasti bisa merasakan aura orang ini.

"Kita selesaikan pembelajaran kita di sini dulu," kata profesor Elena sebelum bergegas keluar dari kelas membawa barang-barangnya. Sebagian siswa hanya diam kebingungan dengan apa yang terjadi sedangkan sebagian yang lain sudah berlari keluar mengikuti profesor Elena dengan terburu-buru.

"Kau mau melihatnya?" tanya Rio pada Aditya.

"Ya, sepertinya akan ada yang menarik."

Aditya dan Rio melesat meninggalkan kelas menuju ke tempat aura kuat itu dipancarkan. Mereka merasa aura itu berpusat di laboratorium penelitian ramuan. Sesampainya mereka di sana sudah berkerumun para profesor dan juga para siswa yang ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Samar-samar Aditya bisa melihat bahwa aura itu dipancarkan oleh Ezra sang kepala akademi. Di depannya berdiri dua orang yang sedang memasang kuda-kuda siap untuk bertarung. Mereka berdua adalah profesor Ariana dan wakil kepala penjaga akademi, yaitu seorang kesatria bernama Zafran. Mereka adalah yang dua bulan lalu Aditya laporkan sebagai pengkhianat kepada kepala akademi.

"Jika kalian tidak menjelaskan padaku dengan alasan yang masuk akal, aku akan membuat kalian bicara dengan cara yang yang lain," ancam Ezra dengan kedua mata yang menatap tajam ke arah mereka berdua.

Profesor Ariana dan wakil kepala penjaga akademi merasa kewalahan dengan aura membunuh yang dipancarkan kepala akademi. Tidak mungkin mereka bisa mengalahkan Ezra meskipun mereka bekerja sama.

"Dengarkan kami dulu, Pak. Kami sama sekali tidak ada hubungannya dengan kultus sesat itu. Ini semua hanya tuduhan tak berdasar," protes profesor Ariana.

Ezra tampak murka. "Kalau begitu jelaskan kenapa aku bisa menemukan emblem kelompok sesat itu di ruangan kalian! Dari mana kalian mendapatkannya?"

"Itu ...." Mata mereka tampak melihat sekeliling dengan panik saat mendengar pertanyaan kepala akademi. Mereka berusaha mencari celah untuk pergi dari sana.

Ezra yang menyadari itu melirik ke sekitar yang sudah dipenuhi oleh siswa dan profesor yang sedang menonton. Dengan cepat Ezra menarik kerah profesor Ariana dan Zafran lalu dia melompat pergi dari sana membawa mereka. Para siswa yang melihat itu bersorak karena kehilangan tontonan mereka.

"Kau mau mengikuti mereka lagi?" tanya Aditya pada Rio.

"Tentu, tapi aku hampir tidak bisa merasakan aura mereka. Kepala akademi membawa mereka ke tempat yang sangat jauh dari sini. Akan sulit untuk melacak mereka."

"Hehe, ikuti saja aku!" kata Aditya yang kemudian melesat dari sana. Rio yang melihat itu segera mengikuti di belakang.

Beberapa menit kemudian mereka berdua sampai di sebuah tanah lapang yang tandus. Para profesor dan beberapa kesatria penjaga akademi sudah berkumpul di sana mengelilingi kepala akademi dan dua orang yang sedang ketakutan.

"Kalian yang ada di sini tidak usah ikut campur! Biar aku sendiri yang menginterogasi mereka," tegas Ezra kepada semua yang ada di sana.

Aditya dan Rio bergabung di antara para profesor yang berdiri melingkar. "Bagaimana kalian berdua bisa sampai ke sini?" tanya profesor Elena saat melihat kehadiran mereka berdua.

Aditya dan Rio hanya saling pandang sambil mengangkat bahu saat mendengar pertanyaan profesor Elena. Sejujurnya Rio tidak dapat mendeteksi keberadaan tempat ini karena ada penghalang yang dipasang, tapi bagi Aditya ini adalah hal yang mudah.

"Jangan mengganggu! Berdiri saja di belakang kami!" lanjut profesor Elena.

Semua pandangan kembali terarah pada tiga orang yang berada di tengah lingkaran para profesor. Ezra mengeluarkan aura yang benar-benar kuat dengan wajah yang begitu murka. Jika para profesor tidak berdiri melingkarinya mungkin aura dari Ezra sudah menyebar sejauh puluhan kilometer.

"Sekarang katakan padaku dengan jelas siapa kalian berdua ini!"

^^^Continued ^^^

1
Aixaming
Aku sudah jatuh cinta dengan karakter-karaktermu, thor.
Mafe Oliva
Ngasih feel yang berbeda, mantap!
Nia Achelashvili
Ngangenin banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!